1

21 13 21
                                    

Happy reading!

Tepat pukul 00.01 dini hari pria dengan pakaian serba hitam berjalan dengan pelan diantara kegelapan malam. Tidak ada rasa takut pada dirinya hanya ada rasa gembira yang membuncah karna mungkin hari ini adalah hari keberuntunganya untuk mendapatkan mangsa yang sangat spesial.

Diujung lorong sana, terdapat lampu jalan yang cukup terang, dengan tatapan tajam yang di miliki lelaki itu. Lelaki itu dapat melihat para preman yang mungkin sudah mendapatkan mangsanya. Sebelum dirinya mungkin ia akan menonton terlebih dahulu agar lebih mendapatkan sensasi yang sangat WAH ...

Sesampainya lelaki itu di sana. Dengan tenang memperhatikan para preman yang sedang mencoba membuka pengait baju mangsanya yang diketahui seorang perempuan. Dengan air mata yang bercucuran perempuan itu sepertinya sudah kehabisan tenaga melawan tiga preman yang mencoba memperkosanya. Sebenarnya dirinya tidak ingin ikut campur tapi entah kenapa saat ini moodnya untuk mencari mangsa telah hilang setelah melihat perempuan itu. Dengan tatapan memohon perempuan itu menatap lelaki itu. Mau tak mau lelaki itu menyudahi aksi preman-Preman itu dengan deheman.

"Ekhem ... Sudah bermainya?"

Ketiga preman itu menatap tak suka lelaki tersebut

"Pergilah, kita sedang menikmati mangsa kami. Bila kau mau cari lah sana atau mau barengan sama kami? Tapi itu nanti setelah kami bhahahahahha," balas salah satu preman yang berbadan besar

Lelaki itu maju selangkah "Sekarang dia mangsaku pergilah bila mau melihat hari esok"

"Sia-"

Arghhh ...

Sergahan keluar begitu pisau lipat mengenai tepat bagian jantung

"Breng-"

Sebelum mengumpat untuk pria itu, lelaki serba hitam sudah lebih dahulu menarik perempuan yang masih mematung terkejut

Masih dalam keadaan syok lelaki itu menarik perempuan itu dengan sangat tidak halus. Melemparkan bokong gadis itu ke tembok

"Shhh ..." Perempuan itu meringis mencoba untuk mendongakan kepalanya

"Ma-kasih," ujar perempuan itu dengan terbata-bata

Pria itu hanya diam. Tidak merespon apa-apa
Merasa tidak menerima respon gadis itu mendongak menatap mata hitam legam yang tidak begitu terlihat karna cahaya bulan tidak begitu terang.

"Pulang. Kali ini Lo selamat,"

*

Kring ....

Bel masuk berbunyi sekitar tiga menit yang lalu membuat kelas semakin lama semakin ramai oleh para siswa. Disini Ziahra duduk termenung dengan satu temanya yang ada di sebelahnya. Berdecak melihat temanya yang hanya diam Fika cukup kesal dengan temannya

"Bengong aja terus. Biar setan ambil badan lo!" Tegur Fika kesal

"Apa si, kebanyakan nonton horor lo," balas Ara kesal

Penasaran Fika bertanya "Lo ada masalah?"

Menoleh kearah Fika, Zia mengeleng pelan. Lalu menghela napas pasrah.

"Lu di pecat?" Tanya Fika lagi pada temannya, namun masih sama Zia tidak mengindahkan itu

"Elu si, dah banyak duit malah kerja. Maruk lu!" Kesal Fika mengeluarkan alat tulis dari tasnya bersiap mengikuti pelajaran biologi yang sebentar lagi akan di mulai.

3jam berlalu

"Baiklah, tolong dihafalkan untuk pencernaan makanan serta unsur-unsur nya. Minggu depan satu persatu akan maju. Silahkan istirahat," ujar Guru biologi tersebut keluar dari kelas tak lama sorak-sorak terdengar dari murid lain. Ada yang langsung ke kantin, namun tidak dengan Zia. Gadis itu tidak minat ingin ke kantin lebih baik ia ke taman. Membawa novel dan beberapa cemilan

Fika, gadis itu sudah lebih dulu keluar tidak menghiraukan temanya. Emang sudah biasa saat-saat seperti ini Zia tidak akan pergi ke kantin

"Zii!!" Teriak Daniel dari lorong ujung

Merasa terpanggil Zia berbalik menoleh kearah Daniel yang memanggilnya

"Kenapa?" Tanya Zia

"Kantin, bareng yuk," ajaknya menarik pergelangan tangan Zia menuju kantin

"Gua mau ke taman. Lu aja, gua males" tolak Zia. Saat ini ia tak ingin di ganggu

Daniel berbalik menoleh kearah Zia "Oh oke, gua temenin yah."

"Ga usah gua sendiri aja,"

"Gak papa, gua temenin. Biar ga ada yang ganggu,"

"Ga Niel, gua lagi mau sendiri," Zia masih cukup sabar, gadis ini tahu bahwa lelaki itu cukup memaksa.

"Nanti lo ada yang gangguin,"

"Ga nyadar lo. Lo yang gangu!" batin Zia, tidak mungkin ia mengatakan langsung pada Daniel. Begini juga masih punya perasaan tak enak

"Gak papa kok, gua luan. Permisi" Pamit Zia melangkah cepat menuju taman agar tidak diikuti oleh Daniel

Tiba di taman. Gadis itu sudah bersiap-siap dengan novel dan earphone miliknya. Menikmati sejuknya angin siang

Sekitar 15 menit gadis itu membaca. Tapi sudah cukup bayak lembaran yang sudah ia baca, tak sengaja matanya melihat kearah bunga mawar yang baru saja mekar.

Kakinya membawanya ke bunga tersebut. Memetik bunga mawar itu dengan hati-hati agar tidak terkena durinya

Setangkai bunga mawar merah sudah berada di tangan Zia. Gadis itu cukup bahagia. Di sekolah ini tidak ada yang lebih indah selain taman yang harum dengan alam yang sangat asri

Bell masuk sudah berbunyi membuat Zia kembali ke kelas, berbalik badan gadis itu di hadangi oleh dada tegap seorang leleki.

"Shhhh..." Ringis Zia tangan yang memegang bunga mawar tak sengaja menusuk jari tunjuk nya sampai darah kental keluar begitu saja

"Yah ... Berdarah," ucapnya ingin mengelap jari yang berdarah namun belum sempat ia mengelapnya tangan lelaki lebih dulu menarik jarinya memasuki jari Zia ke mulut lelaki itu

Sambil mengecap lelaki itu berkata

"Manis,"

***

Harap tenang membacanya

TBC

AZZELEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang