둘 : Want But Later

4.7K 756 152
                                    

Survive In The Agriche Family!
[The Way To Protect The Female Lead's Older Brother x Male!OC]

Survive In The Agriche Family![The Way To Protect The Female Lead's Older Brother x Male!OC]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don’t forget to vote!
Happy reading ♥️

< Mau Tapi Nanti >

·

·

·

·

────────────────

Baik, melepas stress dengan makan memang terbaik (Terima kasih pada Mary memberikan ku sarapan di tengah sedang meratapi nasib, huhu). Lebih baik daripada menyiksa sendiri, ya, walau sensasi nya lebih nyaman.

Ehem, kembali ke cerita.

Jadi, di sini, aku secara tiba-tiba, emm.. Transmigrasi? Ke salah satu tokoh yang gak pernah di tampilkan di manhwa/novel?

Asher Agriche. Anak dari selir, eh, istri ke .. gak tau.

Nama ibu nya .. Adriana. Asher merupakan anak satu-satunya dari Adriana. Iya, anak satu-satunya. Soalnya saudara seibu Asher udah mati semua.

Nah, umurnya baru 11 tahun.

Tapi.

“Mary, apa aku sudah melewati .. ujian itu?”

Ku lihat Mary linglung sejenak, sebelum akhirnya menjawab. “Ya.. Anda sudah melewati ujian. Anda merupakan anak termuda yang melewati ujian itu karena Anda baru berumur sebelas tahun tahun.”

Oke.

Gak waras.

Ya.. walau begitu, setidaknya aku tidak perlu repot-repot untuk mengikuti ujian itu.

Ha ha ha. Apa aku perlu bersyukur?

Apa ini anugerah? Atau awal musibah sebelum semuanya dimulai?

★ ★ ★

Hmm. Seminggu terlewati, tidak ada yang spesial. Oh! Kemarin aku ada bertemu dengan Ibu Asher. Yah, walau hanya minum teh bersama, kami tidak bercakap-cakap satu sama lain.

Aku menyimpulkan bahwa, Asher dan Ibunya tidak dekat.

Tapi.. kenapa aku gak mirip sama sekali dengan Adriana? Adriana memiliki rambut abu-abu sebahu lebih, mata biru laut, apa jangan-jangan aku..

Lupakan.

Oh, kalau kalian bertanya apa aku mencoba untuk kembali ke dunia ku atau tidak..

Tentu saja aku mencobanya! Melompat dari atas mansion, gantung diri, minum racun, (hampir) menusuk jantung sendiri (gagal karena ditabrak sama pelayan yang lewat). Tapi gagal terus.

Nah, sekarang aku mau mencobanya lagi. Ngapain? Ya bundir lah. Emang ngapain lagi. Gila kali aku mau terus hidup di dunia ini, dengan keluarga sinting.

“Tuan muda..”

Nah, masalahnya, ni manusia ngikutin terus dari tadi. Mary.

“Mary.” panggil ku, melihat kebelakang alias menatap dirinya #asix. “Ya, Tuan muda. Katakan apa yang Anda butuhkan.”

“Pergi,” kataku. “Temani Ibu. Aku mau sendiri.”

“Ya?” Sejenak Mary terdiam, menatap ku lulung.

“Ini perintah.”

Mary tersikap, lalu membungkuk badannya. “Baik, Tuan muda. Silahkan nikmati waktu Anda.” ujarnya, kemudian pergi.

Gitu kek dari tadi.

Tap Tap.

Mansion—eh, apa kastil sih? Pokoknya, kediaman Agriche itu luas bukan main. Capek aku tuh cari danau.

Keliling sana, keliling sini.

Oke, aku nyasar.

Eh, bukan nyasar juga sih. Intinya, aku ketemu sama danau penuh monster itu, tapi si istri-istri Lant(ai) malah ngadain pesta teh di sana! Gak takut apa tiba-tiba dimakan monster apa?

Tapi, bukan urusan ku juga sih.

Mari kita kabur sebelum ketahuan sama Bibi Maria—

“Oh~ Asher! Sini, kemari.”

Yah, ketahuan.

“Bibi Maria,” Aku menghampiri nya, memasang wajah datar. Ngapain juga senyum. Bibi Maria tersenyum, menarik kursi lalu menyuruh ku duduk.

“Akhir-akhir ini Bibi jarang melihat mu, Asher.” ujarnya sambil mengambil beberapa helai rambut putih ku yang panjang. “Hmm, kamu seumuran dengan Dion?”

Dion? Memang nya sekarang mereka (Dion, Roxana, Achille, Jeremy) berapa umurnya? Aku belum bertemu mereka selama seminggu ini.

“Dion?” tanya ku, pura-pura gak tau ah.

“Hmm! Anak Bibi~ Umurnya sepuluh tahun. Apa Adriana tidak memberitahu mu?”

“Oh.” Aku mengangguk. Jadi si Achille masih hidup. “Asher sebelas tahun.” Err, moga gak aneh nyebut nama sendiri.

Para pelayan mulai meletakkan kudapan, istri-istri lainnya juga saling berbincang. Sejenak aku menatap kue di depan ku, sebelum akhirnya ku makan.

‘Maniss!’

Oh, makanan manis memang yang terbaik.

Jangan salah, gini-gini aku suka yang manis. Apalagi kamu #jiakh

Tanpa ku sadari, Bibi Maria memperhatikan ku terus sampai aku menyadari nya. Dia kembali tersenyum. Oke, senyum nya agak sus.

“Asher suka yang manis-manis, ya?”

Ku iyakan saja lah. Toh, gak salah.

Mendengar itu, para selir (apa istri sih?) mulai mencoba menarik perhatian ku. Ya, seperti, akan memberikan ku dessert buatan koki pribadi mereka, memberikan ini itu, dan lain-lain.

Mana mungkin ku tolak. Rejeki jangan di tolak, hoho.

Lagi asik makan kue manis nan lembut, tiba-tiba...

Byur!

“Kyaaa! Monster!” Salah satu pelayan berteriak kaget, terkejut dengan munculnya monster dari danau.

Tuh, ‘kan! Kenapa sih kalian adain pesta teh dekat danau penuh monster?!

Ribet amat!

Para Ksatria mulai muncul, selir-selir juga pergi menghindar. Nah, tersisa aku sama Bibi Maria.

“Asher tidak pergi?” tanya Maria. Enggak lah, orang niat awalnya mau mati.

Tapi, kalau lo ikutan mati, ‘kan, kagak lucu. Masa storyline nya berubah? Ya kali! Jadi, sebagai anak yang baik hati, aku akan menolong mu.

Kebetulan aku bawa pedang di balik jubah, hehe.

Nah, mari kita bermain!

***

Anya’s Note.

:”) Fanfic ini ... kayaknya gak bakalan dijadikan bl, mungkin?

Saya gak mau khilaf lagi. Tapi, ya, gitu. Kadang khilaf lah. (o__o")

Lebih ke unsur bromance sih, hehe. #janganpukulsaya

Asher: Survive in The Agriche Family!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang