Mr. Mossi's Family part 2

4 2 0
                                        

Cucur yang baru terbangun langsung termegap. Tubuhnya kini sudah hampir ditelan air. Pandanganya terhalang oleh air yang tiba-tiba memakan rumahnya. Hanya suara ibunya yang ia dengar berteriak memanggil namanya.

"Bu....!!! Di mana?" Cucur berteriak tak kalah kuatnya. Ia berusaha menggali, menemukan jalan lain untuk selamat dari banjir ini.

Tak ada jawaban yang didapatkan. Suara ibunya lenyap dimakan jejak air yang berjatuhan dari langit. Di luar sana, tetes air sangat tak berjarak hingga lebih cocok disebut terjun daripada berjatuhan. Langit menggelap namun tetap tak sebegitu remang seperti saat gulita.

Cucur masih berusaha mengeruk bagian rumahnya, pikirannya kalut bukan main. Rasanya ia baru tidur sejenak dan kini rumahnya sudah dimakan air. Terpikir nasib ibu, ayah dan kedua saudaranya. Apa mereka bisa selamat?

Tak ada waktu. Ia menggeleng menghilangkan pikiran-pikiran itu. Satu fokus utamanya adalah keluar dan menyelamatkan diri. Lalu, seperti sebuah jawaban, tanah yang ia gali pun menembus. Tepat ke lorong utama.

"Tika...!!!" Matanya melihat saudarinya tergantung di antara lubang timur. Selain itu, satu pemandangan itu menjadi angin segar baginya. Lubang timur adalah satu-satunya jalan keluar termudah karena jaraknya yang lebih dekat daripada lubang barat. Selain itu, lubang barat adalah jalan penghubung antara rumah mereka dengan sarang raksasa, risikonya terlalu besar.

Dengan sigap, ia melompat. Mencoba berenang sembari berteriak memanggil sudarinya, "Tika...!!! Ayo pergi...."

Beberapaa panggilan tak diindakan oleh Tika hingga akhirnya fokusnya kembali, ia melihat adiknya berenang mendekati. Tidak, Cucur mendekati lubang timur.

"Jangan...!!! Currr...!!!!"

Cucur melihat wajah itu. Ekspresi dan perasaan yang tidak enak. Apa yang sedang terjadi? ia rasa ada yang tidak tepat menurut reaksi saudarinya barusan. Mengikuti instingnya, Cucur setengah mati berenang melawan arus dan untungnya ada satu tadahan tanah yang cukup untuknya menepi, meski pinggirannya pun sudah ikut rompal dimakan air.

"Kenapa? Mana yang lain?" Cucur segera berteriak. Memastikan saudarinya mendengar apa yang ia ucapkan.

Setelah melihat reaksi Tika, Cucur tau apa yang ia tanyakan sedari tadi adalah kesia-siaan. Di ujung sana, Tika berteriak-teriak namun tak ada perkataan yang dapat ia mengerti. Suara di luar terlalu hebat hingga suara mungil mereka tak terdeteksi.

Ia hanya dapat melihat Tika menunjuk-nunjuk lubang timur, mungkin ia mengajak untuk menunggu hingga hujan berhenti.

Namun, tepat setelah ia mulai mengerti apa yang dikatakan Tika, seekor ular masuk melalui lubang timur. Tika tak menyadari hal itu, hanya isyarat Cucur yang ia perhatikan. Keduanya berteriak dalam bisu, hingga ular bertubuh hijau gelap itu melakukan apa yang akan dilakukan spesiesnya kepada makhluk kecil seperti keluarga Cucur.

Cucur terbelalak menyaksikan kejadian barusan. Dengan mata kepalanya ia melihat tubuh kakaknya ditelan masuk ke mulut lebar dan menakutkan itu. Ini kali pertama ia melihat langsung keganasan makhluk buas itu.

Menyadari keselamatannya ikut terancam, Cucur berlari di antara dinding lorong, berpegangan dan jatuh berkali-kali menuju jalan keluar lainnya, lubang barat. Itu satu-satunya jalan keluar yang bisa ia tuju dan dapat menyelamatkannya dari dua predator, alam dan hewan sialan itu. Cucur sekencang mungkin memaksa keempat kakinya, hingga akhirnya tanganya meraih dinding lubang barat. Tibalah ia di tempat tadi malam ia hampir mati. Ia kembali hadir seperti menentang maut karena menghindari maut. Takdir yang begitu kejam untuknya.

"Aku harus pergi ke sana..." Cucur melirik ke sebuah ruangan yang biasa raksasa di sarang ini gunakan untuk menumpuk barang-barangnya.

Degup jantungnya masih berderu, dan sesekali ia sigap menoleh ke belakang, mengantisipasi jika ular tadi mengejarnya. Setelah yakin tak ada raksasa ataupun Meo di dekatnya, ia segera berlari sekencang yang ia bisa, menuju ruangan tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Mossi's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang