Percaya.
Apapun yang keluar dari bibir tipis pria itu aku mempercayainya. Tidak pernah berburuk sangka atau menaruh curiga dengan sikap manisnya. Aku merasa aku pantas mendapatnya karena aku adalah ratu. Diperlakukan manis pun penuh kelembutan.
Aku menyukai itu. Sangat.
Dan ini, dia meminta sentuhan lebih. Iming-iming tidak akan meninggalkan, namun status tidak terikat suatu hubungan, dan anehnya aku tetap percaya, memberikan mahkotaku padanya.
Ini menyakitkan, namun bisikan lembut ditelinga ku membuatku bisa menahan itu.
Demi dirinya.
Demi pria yang menumbuk dengan penuh tekanan di atasku. Desahan, geraman, erangan pun nikmat bersatu padu malam ini.
Malam indah penuh peluh. Peluh kenikmatan dari hasil pergulatan manis kami.