Dari Yakinku, Teguh

3.9K 70 2
                                    

Banyak yang jadi bahan pertimbangan untuk memutuskan untuk bercinta.
Pertimbangan pertama adalah rasa takut dan khawatir. Masa tahun 90an bukanlah periode yang aman untuk mengakui bahwa rasa suka dan berahi antar lelaki adalah suatu kewajaran. Tentu saja, ada lelaki yang bercinta dengan lelaki lain, tapi umumnya semua dianggap sebagai bagian petualangan, bukan kewajaran.

Pertimbangan kedua adalah rasa bingung dan gamang. Umumnya laki-laki yang menyukai lelaki lainnya digambarkan sebagai sosok yang dianggap tak sempurna, cacat dan bahkan jadi aib. Gambaran umum yang dikenal adalah waria atau wadam atau banci atau bencong atau sebutan lain yang merendahkan. Para Waria tampil sebagai lelaki yang keperempuanan. Banyak yang membenci dan tak sedikit yang justru diam-diam menjadikan mereka sebagai sebatas pelampiasan napsu seksual.
Sementara itu, saya tak merasa bergaya keperempuanan, sama sekali tidak merasa cacat, tak segan memandang lelaki lain sebagai objek seksual, dan sudah pasti tak sudi menjadi korban.

Saya ingin bercinta dengan lelaki yang saya suka, tak menjadikan saya sebatas objek seksual dan tentu saja menghargai saya apa adanya.
Brandon yang masih muda sepertinya tak cocok untuk peran itu, Om Heru dan Bang Daud jelas-jelas hanya butuh pelampiasan seks, Mas Teguh yang tampil seperti abang yang mengayomi sudah pasti adalah yang utama.

Anak Kompleks MiliterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang