16

67.4K 8.2K 1.5K
                                    

Nih chapter enam belas, Author ga gantung kan?

Banyak yang setuju sama karakternya Cakra, tapi untuk samuel masih ada yang bilang kurang cocok. Oke, nanti akan author cari yang lebih cocok, agar kalian semua puas 😊

Makasih, ya buat saran dan kritik nya selama ini. Soalnya dengan begitu aku bisa tau apa aja kekurangan aku dalam menulis.

Absen dulu deh pake emot ini '❤️🇮🇩'

Selamat membaca....

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




"I-ibu" wanita yang di panggil itu langsung berbalik menatap Berni sambil tersenyum.

"Kamu darimana saja?" Berni mematung menatap orang yang di rindukannya 4 tahun ini.

Tanpa menjawab, Berni langsung berlari memeluk Intan.

Intan kaget, namun membalas pelukan anaknya itu.

"Ibu kemana aja, Berni kangen" di peluknya Intan erat-erat rasanya tidak ingin Intan pergi lagi.

"Maaf ibu lama" Intan memeluk anaknya dengan erat. Namun, acara berpelukan mereka harus berakhir karna suara lembut dari seorang anak kecil.

"Bunda itu siapa?" Tanya seorang gadis kecil yang rambutnya di kuncir dua. Anak itu masih kecil sekitar umur 3 tahun.

Berni melepas pelukannya pada Intan. Menatap Mimi yang sedang memeluk erat pinggang ibunya.

"Itu kakak kamu Mimi sayang" ucapan Intan membuat Berni menyengit heran. Apa maksudnya kakak?

"Ibu, dia siapa?" Tanya Berni sambil menunjuk ke arah Mimi.

"Dia adik kamu Sayang" ujar Intan sambil tersenyum.

"Adik?"

"Iya, adik tiri kamu" Berni membulatkan matanya setelah mendengar apa yang di ucapkan ibunya.

"Maksud ibu, ibu nikah lagi" Intan tersenyum lalu mengangguk. Suara petir bergemuruh Berni begitu kaget akan hal ini.

Hujan mulai turun, dari pelan hingga deras.

"Kenapa?"

"Hm?"

Berni meremas celananya dengan kuat.

"KENAPA IBU NIKAH LAGI!!" suara Berni mengeras membuat Intan kaget dan Mimi takut bersembunyi di balik tubuh Intan.

"Berni ka-" ucapan Intan berhenti saat melihat wajah Berni yang marah.

"KENAPA IBU NIKAH LAGI!!" Sentak Berni untuk kedua kalinya. Intan tak menyangka Berni akan berbicara dengan kasar padanya.

"Ibu berhak bahagia Berni kamu jangan egois" ujar Intan. Hal itu semakin membuat wajah Berni memerah karna emosi.

"EGOIS!! AKU EGOIS!! IBU YANG EGOIS. IBU BAHKAN GA PERNAH ADA KABAR SELAMA INI. SAAT IBU BALIK IBU BAWA KELUARGA BARU?" Berni teriak degan emosi. Air mata membendung di pelupuk mata nya.

Salah Kirim [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang