2.

572 94 23
                                    

"Kau kedinginan?"

Junkyu menganggukan kepala menjawab pertanyaan Haruto. Dengan sigap ia memeluk si manis dari samping -berusaha berbagi kehangatan, menyandarkan dagunya pada kepala Junkyu, menghirup aroma yang menjadi candu tersendiri untuknya sambil memberikan kecupan kecil pada pucuk kepala -dan sesekali di pipi si koala, memberikan debaran hangat pada jantung yang lebih tua.

"Kau memakai sweater yang ku berikan. Tumben sekali, ku kira kau membuangnya"

"Memangnya kenapa jika ku gunakan. Lagipula aku tak mungkin membuangnya, kau kan menyuruhku untuk menjaganya sebaik mungkin"

Saat ini Haruto dan Junkyu sedang berada dipos jaga sekolah. Menunggu hujan reda sambil berusaha memberikan kehangatan pada satu sama lain. Kawasan sekolah masih ramai dengan siswa maupun guru yang juga menunggu hujan.

Sebenarnya Haruto membawa motor. Namun mereka sepakat untuk menunggu hujan reda daripada harus menerobos. Mereka tak ingin pulang dalam keadaan basah kuyup.

Masih dengan posisi yang sama, Haruto dan Junkyu membicarakan banyak hal random. Sejujurnya siapapun yang melihat mereka akan mengira kalau mereka memiliki hubungan lebih, sayangnya tidak. Mereka sudah bersahabat sejak kecil, bermain bersama, ke sekolah yang sama, dimarahi dan dihukum bersama bahkan mereka pernah diusir dari perpustakaan sekolah bersama. Semuanya dilakukan bersama. Sedikit tak mungkin jika salah satu dari mereka tak menyimpan perasaan lebih pada yang satunya, dan orang itu adalah Junkyu. Hebat sekali Watanabe muda ini.

"Hyung, apa kau tau, jika kita menatap seseorang yang kita suka, maka pupil mata kita akan melebar" ucap Haruto.

Sungguh. Bocah ini sangat random.

Junkyu terkekeh lalu menyamankan diri dipelukan Haruto.

"Aku tak percaya" balasnya.

Haruto berdecak. "Jika tak percaya, coba saja. Tatap aku" ucapnya sambil menangkup kedua pipi yang lebih tua.

Junkyu panik. Sangat panik. Bagaimana jika kalimat Haruto benar, bagaimana jika pupilnya membesar dan si tinggi mengetahui kebenaran tentang--

"Eoh, Tanabe-ya~ ku kira kau sudah kembali"

Belum sempat Haruto menatap Junkyu, suara itu lebih dulu mengalihkan atensi si tampan.

Yupp.. itu jihyo.

Melihat siapa yang menghampiri, Haruto melepas pelukannya dan memasang senyum lembut pada lawan jenisnya. Membuat yang lebih tua mengalihkan pandangan, jelas ia tak mau melihat interaksi keduanya.

"Eoh, Jihan. Belum, kami masih menunggu hujan"

"Eumm.. apa aku mengganggu?"

Ya, kau sangat sangat sangat mengganggu.

"Apa yang kau bicarakan. Tentu saja tidak. Benarkan hyung?"

Junkyu hanya membalas dengan sedikit senyuman paksa. Seakan meyakinkan dua yang lain kalau ia tak keberatan walau hatinya jelas menolak.

Haruto dan Jihyo mulai membicarakan banyak hal. Sebenarnya pembicaraan mereka tak jauh dari pelajaran, guru yang mengajar dan kakak kelas mengingat mereka satu angkatan. Pembicaraan itu tak terlewat sedikitpun oleh telinga Junkyu.

"Apa kau kedinginan?"

Tidak, Haru. Jangan tanyakan itu.

"Sedikit" jawab Jihyo yang mulai menggosokan kedua tangannya berusaha mencari kehangatan.

Tidak. Jangan bilang kau akan memeluknya. Ku mohon jangan.

Tapi tidak. Haruto justru melepas sweater yang ia kenakan dan memberikannya pada Jihyo. Hal itu sontak membuat Junkyu terkejut.

"Ini, pakailah. Aku tak ingin kau sakit karna kedinginan"

Jihyo nampak tersenyum malu dan mulai memakai sweater yang diberikan. Dan tentu saja itu tak luput dari pandangan Junkyu.

"Tapi, Haru. Kau bisa kedinginan" ujar Junkyu berusaha membuat Haruto mengambil lagi sweaternya -walau sebenarnya tak mungkin.

"Tak apa aku baik. Lagi pula aku ini lelaki tangguh, aku tak akan sakit"

Bohong. Jelas jelas kau itu gampang sakit.

"Tapi Haru--"

"Bagaimana kalau begini. Kita bisa berbagi kehangatan, bukan?"

Ya.. Haru memang tak memeluk gadis itu. Tapi Jihyolah yang memeluk lengan Haruto.

Namun yang lebih mengejutkan lagi adalah kenyataan kalau Haruto malah melingkarkan tangannya pada bahu Jihyo -merangkulnya.

"Benar, kita bisa berbagi kehangatan" balasnya yang diakhiri dengan kekehan.

Kalian dengar sesuatu? Benar itu suara hati Junkyu yang hancur berkeping keping.











Gak nyangka bakal ada yang baca hehe.. makasih ya epribadeh

>>kritik dan saran dipersilahkan>>

Heather [ HaruKyu ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang