Sakit.
Sangat sangat sakit.
Mau berapa kali dikatakan, rasanya akan tetap sama.
Saat ini Junkyu sedang berada dirumah Haruto. Niatnya dihari libur ini ia akan mengajak Haruto main PS atau lomba makan atau apapun yang biasa mereka lakukan untuk mengisi waktu luang dihari minggu selagi orang tua Haruto selalu pergi tiap hari minggu.
Namun apa yang ia dapati sangat tak sesuai dengan rencana awalnya.
Jihyo disana. Di rumah Haruto. Duduk dilantai ruang tengah dengan buku yang berada diatas meja dan beberapa minuman tergeletak disebelah mereka.
"Eoh.. Junkyu hyung, kau tak bilang akan datang. Aku dan Jihan sedang--"
"Memang biasanya aku bilang?"
Haruto nampak menggaruk tengkuknya merasa canggung. "E - ehh tidak juga sih, hanya saja-"
"Nampaknya aku mengganggu. Haruskah aku kembali?" potong Junkyu.
"Sebenarnya kami sudah memesan nasi goreng, tapi hanya untuk dua orang.. jadi..." bukan. Itu bukan Haruto.
Junkyu yang mendengarnya nampak cukup peka dengan apa maksud dari perkataan gadis itu. Ia menyuruh Junkyu untuk pergi. Dan dengan senang hati akan dilakukan oleh Junkyu.
"Begitu kah? Baiklah. Ku rasa aku akan menunggumu dikamar, Haru. Lagipula, aku tak akan bermain sendiri, bukan?"
Oopsie..
Nampaknya Kim Junkyu tak akan menyerahkan miliknya begitu saja.Sedikit ambigu? Ya, memang. Dan nampaknya ada yang merasa kesal, dan jelas itu bukan Haruto. Pria itu malah hanya mengangguk dan melemparkan senyumnya pada Junkyu, meng-iyakan.
Junkyu menatap sekilas pada Jihyo dan melempar kecil senyum miring pada primadona itu. Setelahnya ia pun langsung menuju ke lantai atas dimana kamar Haruto berada.
Eh.. sebentar..
Nampaknya si manis tak langsung ke kamar, ia malah bersembunyi di balkon tangga tepat dibelakang dua manusia lainnya yang sedang duduk membelakangi Junkyu. Berusaha menguping, huh(?
"Tanabe-ya, ku rasa Junkyu oppa tak menyukaiku" ujarnya sambil mempoutkan bibir.
Cihhh tak selucu aku.
Haruto tersenyum lembut dan mengusak rambut Jihyo.
Akan kupatahkan tanganmu, Uzumaki!!
"Tak mungkin. Junkyu hyung tak pernah berfikiran buruk pada seseorang"
Wuahh dia membelaku.
Jihyo semakin mempoutkan bibirnya. Malah ia menyandarkan kepalanya pada bahu si tampan.
"Nampaknya dia menyukai mu"
Tidak. Jangan memberi taunya.
Haruto berdecih. Dia memasang wajah tak suka yang entah kenapa rasanya sedikit sakit.
Apa jangan jangan Haruto sudah tau dan ia merasa jijik? Apa ia membenciku? Bagaimana ia bisa tau?
Junkyu tak sanggup untuk mendengar kelanjutan pembicaraan mereka yang ia yakini akan berisi bagaimana Haruto bisa tau dan bagaimana Haruto membencinya.
Sangat sakit dan jadi semakin sakit.
Secara tiba tiba Jihyo mencium Haruto dipipinya. Membuat yang dicium terkejut dan langsung menoleh. Ia nampak tak marah, hanya wajah datar yang nampaknya ia berikan pada gadis bergigi kelinci itu.
Tak ingin semakin sakit, ia memutuskan untuk segera ke kamar Haruto, duduk ditengah kasur dan menutup dirinya dengan selimut dilanjutkan dengan kedua lututnya yang ia peluk.
Junkyu merasa hancur.
Ia dihancurkan oleh cinta pertama dan terlamanya. Ia dihancurkan oleh cinta yang membuatnya buta. Ia dihancurkan oleh harapan yang membawanya terbang. Ia hancur.
Ia dihancurkan oleh cinta dan realita.
Hwaaaaa makasih banget buat yang udah dukung book iniiiii... please jngn berharap banyak sama ending atau storynya yaaa, makasig juga buat yang udah vote dan kommennn makasih banyak banyaaaakk
Suka banget bacain komen nya, I'll do my best on this book k k^^
>>kritik dan saran dipersilahkan>>

KAMU SEDANG MEMBACA
Heather [ HaruKyu ] END
Fanfictionaku berharap kau tau, seberapa besar aku menyukaimu