1

53 10 1
                                    

Park Jin Hee bersama putranya, Park Seonghwa siang ini tiba di bandara Incheon, Seoul. Sang ayah memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya setelah resmi bercerai dengan istrinya, Wang Kelly.

Seonghwa tidak bisa berkomentar apapun. Bahkan saat ayahnya mulai membereskan barang barang mereka. Ia tahu resiko perceraian orang tuanya. Tapi ia memilih diam. Hanya saja ia merasa akan sangat merindukan adiknya, Park Soeun.

Seonghwa menatap lurus ke depan. Ya, dunia yang ia tinggali saat ini bukanlah dunianya. Dia terbiasa hidup di tanah kelahirannya di Guangzhou, China.

Namun keadaan memaksanya untuk berpindah ke tempat kelahiran ayahnya.

Korea Selatan.

Park Seonghwa memang keturunan China-Korea Selatan. Tapi dia asing dengan negara kelahiran ayahnya. Namun dia harus menyesuaikan dengan dunia yang baru meski harus menerima bully selama puluhan tahun.

ooo

Seonghwa mulai pindah ke Korea ketika ia berusia 12 tahun. Lebih tepatnya saat memasuki kelas VII .

Dia sempat ragu, apakah ia bisa beradaptasi di Korea. Karena sudah berada di China selama 12 tahun dan sama sekali tidak mengenal bahasa Korea.

Namun Tuhan tidak tidur.

Ya.

Setelah bersekolah di Yeoil Middle School selama 1 tahun, Seonghwa memiliki 2 teman. Yaitu Kim So Hyun dan Choi San.

"Siapa namamu?"tanya seorang gadis kepada Seonghwa.

Seonghwa mengernyitkan dahi mendengar perkataan gadis itu.

"Siapa namamu?"tanya gadis itu sekali lagi.

Seonghwa bingung harus menjawab atau tidak.

"Hei, setidaknya kau harus menjawab saat ada orang yang bertanya padamu."omel gadis yang saat tengah memandang Seonghwa dengan wajah cemberut.

"Park Seonghwa."

Gadis yang semula sudah beranjak pergi, sekarang berbalik menatap Seonghwa.Gadis itu tersenyum lalu berkata,"Namamu bagus. Tapi sayang kau sangat pendiam."

"Aku tidak begitu fasih berbahasa korea."balas Seonghwa.

"Mau ku ajari?"

Seonghwa mengangguk samar mendengar perkataan sang gadis. Gadis tersebut mengulurkan tangan kirinya lalu menjabat tangan Seonghwa.

"Perkenalkan, aku Kim So Hyun.

ooo

Mereka bahkan saling menukar postur tubuh karena pada awalnya Seonghwa belum mengenal bahasa korea sama sekali. Itu hampir mirip dengan mengajari balita bicara.

Tapi So Hyun dan San sangat sabar mengajari Seonghwa hingga Seonghwa fasih berbahasa korea. Itu perjuangan yang luar biasa. Meskipun sudah fasih, tapi dialek kanton Seonghwa tidak bisa dihilangkan.

Di Yeoil Middle School, mereka mengambil kelas yang sama. Yaitu kelas akselerasi selama 2 tahun. Hanya orang orang yang dianggap jenius saja yang mampu masuk ke Yeoil Middle School dengan jalur akselerasi. Ya. Yeoil Middle School merupakan salah satu sekolah menengah pertama terbaik di korea.

Dan Seonghwa tidak masuk kesana karena uang. Melainkan dengan beasiswa.

Keluarga Park Seonghwa kaya?

Ya.

Tapi dia tidak memilih untuk menggunakan kekayaan keluarganya untuk bersenang senang dan masuk ke Yeoil Middle School dengan menggunakan uang. Dia murni menggunakan akalnya untuk bisa masuk dan mendapat beasiswa.

Banyak siswa yang membully Seonghwa. Dari mulai menyiram dengan air bekas pel, mengunci Seonghwa di toilet, memberi sampah di loker milik Seonghwa, mencuri dan merobek buku catatan Seonghwa dan masih banyak lagi.

Walaupun begitu, Seonghwa tidak pernah melawan. Seolah olah ia memang lemah. Jika ia mau melawan tentu saja bisa. Tapi meladeni orang bodoh hanya akan membuatmu menjadi sama bodohnya dengan mereka. Seonghwa hanya ingin secepatnya lulus dan pindah ke sekolah menengah atas yang lebih baik.

Bully terhadap Seonghwa cukup berkurang ketika So Hyun dan San mulai membantai siapapun yang mengganggu Seonghwa.

ooo

Seonghwa tergolong cukup pendek diantara teman seusianya. So Hyun saja setinggi 158 cm saat kelas VII, sedangkan Seonghwa hanya 155 cm, San yang tertinggi diantara mereka yaitu 160 cm.

Soal tinggi badan, So Hyun sering mengejek Seonghwa karena dirinya lebih tinggi. Seonghwa hanya cuek dan tidak begitu menanggapi.

Mereka bertiga sering pulang sekolah bersama. Namun berbeda dengan So Hyun dan San yang selalu dijemput mobil mewah, Seonghwa lebih memilih untuk naik bus ke rumahnya.

Keluarga Park Swonghwa kaya?

Ya memang kaya.

Namun Seonghwa tidak ingin kekayaan ayahnya membuatnya manja. Karena saat ini, Seonghwa hanya hidup bersama ayahnya. Dan dia tak ingin ambil resiko jika suatu saat ayahnya menikah kembali. Seonghwa harus bersiap siap angkat kaki jika dia memiliki ibu tiri yang jahat.

Belakangan ia selalu memikirkan adiknya, Soeun. Dan adiknya tidak bisa di hubungi sejak sebulan yang lalu.

Jarak dari Guangzhou ke Seoul adalah 7 jam dengan penerbangan nonstop tanpa transit. Ia juga tak punya biaya jika ingin ke sana. Tapi perasaan Seonghwa sangat tidak enak.

"Kau dimana Soeun?"tanya Seonghwa dalam hati.

Saat menundukkan kepala, tiba tiba ponselnya bergetar menunjukkan panggilan masuk. Dan itu dari Soeun.

"Ge, jemput aku di bandara Incheon sekarang."

Belum sempat menjawab namun telepon sudah dimatikan sepihak oleh Soeun.

"Bandara Incheon katanya?! Demi Tuhan, Soeun bersama siapa, dia bahkan masih berusia 8 tahun."teriak Seonghwa frustasi.

Seonghwa membawa hp nya lalu segera pergi ke bandara Incheon.

TBC

part depan saya usahakan 1k+ word, sankyu

Close From AnotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang