🕐

667 92 5
                                    

Hari minggu di pagi menjelang siang ini banyak mahasiswa yang berkegiatan di arena gelanggang kampus.

Salah satunya adalah pemuda tampan yang berjalan sendiria dengan earphone di telingannya. Dan tangan yang sibuk mengotak-atik ponselnya. 

Hari ini Junkyu memakai Hoodie hitam Anti Social Club kebanggaanya dan celana training hitam juga.

Kakk jenjangnya melewati berbagai macam ruang club untuk sampai di tempat tujuan.

Sapaan dari beberapa orang dia dapatkan dan direspon dengan senyum manisnya walau sekilas.

Dia adalah Kim Junkyu, mahasiswa semester empat jurusan ekonomi Universitas Korea.
  
  
  
  

Krietttt...
  
  
   
   
Junkyu membuka pintu lapangan basket indoor. Berjalan ke arah kursi pemain untuk meletakkan barang bawaannya.

Melepas hoodie dan mengencangkan tali sepatunya. Setelahnya Junkyu berjalan ke tengah lapangan dan mulai melakukan pemanasan.

Sambil menunggu sahabatnya yang selalu datang terlambat dari waktu yang sudah mereka sepakati.

12 menit berlalu, Junkyu telah selesai dengan pemanasannya. Terdengar suara langkah kaki dibarengi dengan pintu yang terbuka.

Junkyu meletakkan kedua tangan di pinggangnya, menatap nyalang ke sahabatnya itu.

“Telat lagi?”

Sinis Junkyu matanya menyipit dengan sudut bibir yang terangkat meremehkan orang yang baru saja datang.

“Maaf ndut, Lo kan ngerti gue susah kalau bangun pagi. Rumah juga kosong, jadinya ngga ada yang bangunin”

Jihoon mengucapkan maafnya dan menjelaskan alasan keterlambatannya sambil berjalan ke kursi pemain untuk menaruh tasnya yang sedari tadi dia tenteng.

“Halah basi, udah gue telponin dari pagi ya. Tapi dasar lonya kalau tidur kaya orang mati”

Junkyu mengeluarkan kekesalannya perihal dia yang dari pagi sudah mencoba menghubungi Jihoon tapi hasilnya nihil.

“Iya, iya maaf. Gue udah di sini juga kan. Ngomel mulu dah”

Jihoon sekali lagi meminta maaf pada Junkyu

“Marah – marah lagi, gue makan pipi lo nih”

Ancam Jihoon sambil mendekatkan tangannya ke arah pipi gembil Junkyu seakan ingin meraupnya.

“Dih sinting!”

Junkyu memukul tangan Jihoon sebelum tangan itu sampai di pipi lembutnya. Jihoon memang senang sekali menganiaya pipi bulatnya.

“Dah, yuk mulai”

Kata Jihoon mulai mendrible bolanya mengalihkan rasa kekesalan Junkyu.

“Ngga pemanasan dulu?”

Tanya Junkyu pada Jihoon yang membuat Jihoon menghentikan permainannya sebentar sebelum melanjutkannya lagi.

“Udah tadi, lari dari parkiran mobil ke sini. Masuk pemanasan lah. Soalnya kalo gue ngga lari bayi dugong bakal makin ngamuk”

Junkyu yang sudah mencoba mendengarkan jawaban Jihoon dengan baik-baik jadi kesal sendiri.

Dia kira Jihoon sudah berolahraga sebelumnya, tanpa kepikiran kalau Jihoon saja baru bangun dari tidurnya.

“Mati aja lo”

Suara tawa keras Jihoon memenuhi lapangan indoor itu.

Jihoon dan Junkyu memang rutin bermain basket bersama di minggu pagi. Mereka berdua selalu bermain one on one.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang