"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan nama saya udin, saya tinggal di komplek bumi sire indah." Ujar udin yang memperkenalkan dirinya didepan siswa lainnya.
Sambil menunggu sesi perkenalan selesai, udin memperhatikan lingkungan kelasnya. Maklumlah karena memang hari senin ini merupakan hari pertama udin masuk ke sekolah dasar.
"Tenggggg, tengggg, tenggg !"
suara bel berbunyi menandakan waktu istirahat sudah tiba. Para siswa berlarian keluar kelas menuju ke warung ataupun tempat lainnya untuk menikmati waktu istirahat.
"din, kamu ga keluar keluar kelas din ?" tanya Inor. Inor adalah teman sekelas udin yang duduk tepat disampingnya.
"Ga nor, hari ini saya bawa bekal dari rumah" jawab udin sambil mengeluarkan bekal dari tasnya. Karena hari pertama masuk sekolah, sang bunda tidak melewatkannya dengan membawakannya bekal.
"kamu mau nor?" sambil membuka dan menawarkan bekal yang dibawanya berupa 2 lipat roti tawar yang dilapisi selai strawberry dan juga meses kepada inor. Inor pun mengangguk dan juga mengambil roti yang ditawarkan oleh udin kepada dirinya.
30 menit berlalu, dan terdengar suara bel yang menandakan waktu istirahat telah berakhir. Ketika semua siswa sudah masuk ke kelas masing-masing, tiba-tiba dari depan pintu terdengar suara Langkah kaki yang akan masuk ke kelas.
Semua siswa langsung terpaku melihat sosok tersebut, sosok dengan tubuh tegap dan jenggot yang Panjang berwarna putih dan juga dengan celana cingkrangnya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakutuh, selamat pagi semuanya. Nama saya rusdi, saya disini akan mengajar pelajaran agama islam, mungkin sebelum saya mulai pelajarannya, saya mau absen dulu ya !" Ujar pak rusdi yang merupakan guru pelajaran agama untuk kelas 1.
"Hadir pak !" Jawab udin ketika mendengar pak rusdi memanggil namanya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.00. Para siswa pun berlarian menuju gerbang sekolah untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Si Udin (Cerpen)
Short StoryYa begitulah masa sekolah, penuh dengan warna, cerita, dan rasa. Terlalu kecil untuk mengenal rasa "cinta" tapi dari situlah ia mengerti rasa "cinta" yang sebenarnya. "Dan Ibu juga ga usah khawatir dan mikirin macam-macam ya !, insyaallah udin bakal...