𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟐

189 35 0
                                    

Hari ini aku memakai gaun hijau emerald panjang yang jatuh di bawah lutut. Lengan putih yang hanya mencapai siku memudahkan kegiatan tulis-menulis yang telah aku lakukan sejak satu jam lalu. Jika mendapati soal rumit, jemari kiriku akan meremas pita di bagian tengah dada atau renda putih yang ada di bagian bawah gaun. Rambut hitam yang aku kumpulkan dalam satu ikat bersegel pulpen turut membantu konsentrasi.

Saat aku bilang zaman ini serba digital, sebenarnya aku keliru. Ada banyak hal yang tidak cukup terwujud dalam bentuk abstrak. Aku tengah berada di balik meja penjaga. Perpustakaan ini jauh lebih kecil dibanding yang ada di pusat kota. Oleh karena jaraknya lebih dekat, di sinilah aku menghabiskan akhir pekan dan sebagian besar musim panas sejak kelas lima.

Benar. Banyak sekali buku fisik di sini. Nuansa cokelat yang berasal dari dinding, rak, dan meja baca menambah kesan klasik. Aku pernah membaca buku tahunan angkatan rentang 2011 hingga 2018 tentang rebutan komputer sekolah. Tahun itu terasa jauh sekali. Saat ini teknologi maya ada di mana-mana. Saking semua orang punya, hanya tersedia sedikit komputer di sini. Satu dari lima yang ada pasti tidak berfungsi maksimal.

"Saya ingin meminjam ini."

Aku menutup buku catatan fisika (dua pekan menuju ujian mana bisa hatiku tenang) dan beralih ke pengunjung.

"Atas nama ..."

"Ray."

Si prodigi itu.

Dia tampak mengenaliku.

"Senang bertemu denganmu lagi," ucapku sebagai pengakuan bahwa kita terhubung oleh ikatan teman kelas. "Untuk bisa meminjam buku di sini, kamu harus memiliki kartu identitas. Tapi kalau kamu sangat ingin meminjam, aku bisa meminjamkan kartuku dulu kepadamu." Aku juga tidak bisa membawa pulang buku (fiksi) kalau jadwal belajar tidak ingin berantakan.

"Tidak usah," jawabnya seperti tidak mempertimbangkan tawaranku sama sekali. "Langsung bikin saja."

Ray ini pun tidak repot-repot mempertanyakan perasaanku.

Aku mulai mengaktifkan komputer kendali. "Mau mengirim foto atau foto langsung di sini?"

"Apa harus formal?"

"Yang penting sopan dan rapi."

Aku tidak tahu kehidupan yang para pendatang itu jalani di dunia sana, atau berapa harga yang mereka bayar untuk tiba ke sini. Ray, cowok itu, matanya terlihat berat. Sometimes we need fiction to escape reality. Mungkin benar begitu adanya. Alih-alih meminjam buku akademik, Ray malah mengambil tiga novel klasik yang usia ceritanya tidak kurang dari satu abad. Entah apa yang membuatnya harus terlihkan karena aku paham dia tidak perlu khawatir tentang ujian semester. Pendidikan di sana, kata sebuah sumber berita, kurikulumnya gila.

Notifikasi surat elektronik terdengar dari telepon genggam Ray.

"Kartu identitas sudah kukirim. Kamu tinggal menunjukkan setiap akan meminjam atau mengembalikan buku."

Ada banyak hal yang tidak cukup terwujud hanya dalam bentuk digital. Renungan singkat yang sempat terlintas sebelumnya muncul lagi. Pikirin tersebut mendorong sebuah perilaku impulsif.

"Sebentar."

Aku mengecek tinta dan kartu polos kemudian menyambungkan mesin pencetak ke komputer utama. Suara pekerjaan alat elektronik mengudara. Sedikit menciptakan berisik di perpustakaan yang sunyi. Aku tersenyum lebih lebar dari yang kubayangkan saat melihat hasil cetakan.

"Bonus kartu fisiknya."

Ray mengernyit.

"Tidak ada yang perlu dibayar?"

"Gratis." Sesuai regulasi perpustakaan ini. "Tapi kalau kamu mau membalas, bayarlah dengan hidup dengan benar di dunia ini."

Mata lelahnya mengerjap. Tiba-tiba hatiku merasakan simpati yang besar.

"Selamat datang di dunia manusia."

Ray menunduk. Dia seperti merasa tidak pantas mendengar ucapan itu. Namun, tetap saja, pada akhirnya ia tersenyum sendu.

"Terima kasih."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


senangnya bisa update cepet (●'◡'●) terus hari ini aku dapet informasi katanya sweet home udah mulai shooting untuk season 2 \(@^0^@)/

selasa, 1 maret 2022

𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ↯ rayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang