𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟑

226 34 2
                                    

Malam terakhir pekan ujian (tadi malam) aku sibuk war tiket penayangan perdana. Gotcha! Aku memang jarang hoki ketika berhadapan dengan layar ujian. Namun, aku adalah sang juara ketika memperebutkan sesuatu dan dalam urusan lampu hijau lalu lintas.

Tadi jadwalnya Matematika dan aku tidak ingin berpikir bagaimana ke depannya usai ujian. Jadi aku merasa harus menonton film di hari yang sama so I will sleep on it.

Aku mengenakan kemeja biru yang tertutupi oleh sweter abu-abu. Untuk menghadapi cuaca musim ini, aku menentukan celana panjang dapat menghalau kaki dari kedinginan dan rambut digerai seluruhnya.

Udara setiap memasuki daerah bioskop selalu menyegarkan. Kenyataan bahwa setiap orang bisa melepas masker di kerumunan merupakan sebuah nikmat yang harus disyukuri. Ketika pandemi dua sampai tiga dekade lalu, menurut catatan, ruang publik seperti bioskop pernah ditutup selama beberapa bulan.

Kemunculan gerombolan manusia dari dunia lain sempat menjadi topik yang bertengger paling atas selama beberapa pekan di kolom trending. Dewasa ini, mudah untuk membedakan mana orang yang sejak awal ada di sini dan mana yang merupakan pendatang.

Di hadapanku, tato berupa deret angka di bagian leher, paling mudah ditemukan.

"Hai, Ray."

Ray berhenti lalu menoleh. Sebenarnya kita sudah bertemu saat di sekolah. Dalam rangka menghindari kecemburuan sosial, Ray yang berstatus sebagai warga Neverland diwajibkan menghadiri ujian ke sekolah. Norman semestinya demikian, tetapi dia punya surat sakit.

"Mau nonton apa?"

"Enggak nonton. Mau beli popcorn."

Ini pengalaman baru untukku. Ada orang yang bersedia naik ke lantai paling atas mal hanya untuk popcorn bioskopnya. Padahal di pintu masuk juga ada yang berjualan jagung kembang. Namun, ya, mungkin ini soal selera.

"Sendirian?" tanyaku basa-basi karena aku tidak melihat eksistensi berciri khusus sama dengan orang ini.

"Iya," jawabnya. "Kau mau nonton apa?"

Aku sedikit terkejut karena rasanya ini pertama kali Ray bertanya tentangku. Sensasi itu membuatku menutupi layar telepon genggam yang jika menyala akan menampilkan tiket yang aku menangi tadi malam. Kepalaku mendongak ke arah layar yang menginformasi jadwal pemutaran.

Film yang kuincar pasti sudah penuh sampai jadwal paling malam sebab hari ini adalah penayangan hari pertama. Hanya saja, saat ini aku seperti tidak peduli apa-apa. Hanya ada satu hal yang aku inginkan.

"Ray, kamu mau nonton bersamaku?"


main dulu yuk (

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

main dulu yuk (. ❛ ᴗ ❛.) ceritanya get to know lockedpearl. kalian kalau mau jawab di komentar atau ikut sharing jangan sungkan ya soalnya aku suka ngobrol (★‿★)

1. How many fics have you written?

Di Wattpad saat main ini ada 27 (ada yang belum lengkap) yang udah di-publish. Ada 8 buku yang masih disembunyiin karena belum mateng untuk publish. Di FanFiction ada 72 dan 25 di AO3. Yang crosspost seinget aku cuma "Terkunci di Toko Buku".

2. Average length of your fics

Kalau drabble rata-rata 500. Oneshot 1000-an. Multichapter di Wattpad kalau yang 4-6 chapter sekitar 2000-3000. Kalau yang di atas 10 chapter bisa 7000.

3. Favorite trope to write

Aku suka mutual pining, friends to lovers, slow burn, rival to lovers, enemies to lovers yang gradasinya pelan-pelan juga suka! Contoh dari works aku:

Mutual pining: Beleaguer bakal kuat banget mutual pining-nya.

Friends to lovers: Asteroid 'Oumuamua definisi dari trope ini.

Rival to lovers: Infinite Glints tapi plot-nya ga sampe lovers 😊🙏

Enemies to lovers: Disorientation sama Hiraeth baru enemies, belum nyampe lovers.

Slow burn: Resesif, Moon Dust, Henko Suru, rata-rata fic aku slow burn makanya update-nya juga lama ( ̄﹏ ̄;)

4. Favorite part of writing 

Membayangkan tulisan udah banyak di-publish, hehe.

5. Easiest part of writing

Muncul ide yang berpotensi untuk membuat tulisan ongoing terbengkalai.

6. Writing pet peeves

Konsep overused yang udah sering ada di fanfiksi fandom itu. Misal fandom A, ada fanfic yang konsepnya murid pindahan. Jadi pet peeve kalau di fandom A ada belasan fanfic lainnya yang berkonsep "murid pindahan". Tapi bukan berarti dilarang pakai konsep popular begini ya. Intinya kembali ke diri masing-masing. Setiap orang punya preferensi.

7. Writing habits

- Sering ngecek KBBI waktu nulis

- Idenya muncul kapan, eksekusinya bisa setahun kemudian

- Sehubung pet peeve di atas, aku jadi sering riset fandom yang aku mau tulis ini karakteristiknya gimana. Nanti aku kembalikan lagi ke anime/manga-nya dan menyesuaikan dengan keinginan aku.

8. A line from a WIP

(Ruang kosong pada bingkai hati itu tinggal di sebelah [Name]. Meski middle dress putihnya dan jas hitam hitam Ray kontras, warna itu selaras. Suara jepretan itu berhimpit waktunya dengan pekikan [Name] dalam hati.)

draft-nya dibuat 28 April 2020 terus ternyata tokohnya anak tpn dan bakugou katsuki.

9. An idea for a fic you have

Bingung mau ngelayarin atau ngekaramin Todoroki dengan MC di Go on Living Season 2 ✍(◔,◔)

10. A favorite line from a fic

Aku menemukan semestaku di sini.

(3 little words, chapter 4).

Kalau dari fic orang lain, aku suka line:

Tetapi, terima kasih ya, Kita Shinsuke.

Aku jadi tahu apa yang perlu kuimbuhkan di esai.

(1999, chapter 7, punya seizuku 💌).

sisa pertanyaan Insya Allah lanjut dijawab di chapter-chapter depan. have a good day!

rabu, 2 maret 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ↯ rayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang