Joohyun mengalami stress, dan kini dia tengah dirawat di rumah sakit. Setelah pingsan malam kemarin, dia belum mau bicara sepatah kata pun. Tubuhnya lemas dan demam, kepalanya juga terus berdenyut mau pecah. Karena itu, dokter menyarankan agar Joohyun menginap di rumah sakit hingga kondisinya membaik. Atau setidaknya hingga dia bisa mencerna makanan secara langsung.
Stress yang Joohyun alami bisa dibilang sudah sangat parah. Membuat perutnya menolak apapun yang di masukkan melalui mulut. Joohyun selalu memuntahkan makanan yang disuapkan untuknya. Dia juga sering mual, bahkan sampai muntah. Meski tak ada yang bisa dia keluarkan karena perutnya kosong. Membuat kondisi tubuhnya semakin menurun setiap saatnya.
"Joohyun-ah, sampai kapan kamu akan terus seperti ini?" mata Sooyoung sembab karena menangisi sahabatnya. Dia sudah menemani Joohyun sejak tiba di rumah sakit kemarin, dan bahkan belum pergi kemana pun, maupun pulang ke rumahnya. Sooyoung juga rela menutup toko demi menunggu Joohyun.
Sementara itu Joohyun hanya bisa menatap kosong. Sejak semalam dia tak tidur, juga tak bicara maupun makan. Ibarat kata mati segan hidup tak mau. Tapi itu buruk bagi kesehatannya. Mau sampai kapan dia menggantungkan hidupnya pada selang infus dan obat yang disuntikkan di sekujur tubuhnya.
"Joohyun-ah lihat aku, kamu pasti bisa. Jangan menyerah disini, semua belum berakhir untukmu." Air mata Sooyoung kembali menggantung di pelupuk matanya, "Kumohon Joohyun, jangan seperti ini..."
Jika air mata Joohyun belum kering, dia pasti sudah banjir air mata. Tapi tenaganya sudah habis. Untuk menggerakkan bibir pun rasanya berat, apalagi untuk menangisi hidupnya. Dia merasa bersalah telah membuat Sooyoung mengkhawatirkannya seperti ini, tapi apa yang bisa dia lakukan. Dia sudah tak berdaya.
Mungkin memang sudah saatnya orang-orang mengasihaninya yang menjadi sangat menyedihkan hanya karena diputuskan.
Hanya...
Joohyun memejamkan matanya. Kenapa dia jadi sangat menyedihkan hanya karena satu orang meninggalkannya? Apa sebegitu berharganya orang itu hingga Joohyun jadi seperti ini? Membuat Joohyun merasa tak berharga lagi di dunia.
Air mata Joohyun akhirnya menetes. Membuat kepalanya berdenyut semakin kuat. Membuatnya mual ingin muntah.
Kenapa genre hidupnya jadi seperti ini?
-
Sudah lima hari Joohyun berada di rumah sakit. Kondisi fisiknya sudah semakin membaik, tapi jangan tanyakan soal hatinya.
Meski Joohyun sudah mau makan, bicara, bahkan sesekali terlihat tersenyum, itu semua dia lakukan bukan karena dia sudah lebih baik. Tapi karena Joohyun ingin segera pulang. Dia ingin kembali meringkuk di ujung kamar, menangis seharian tanpa seorang pun tahu.
Karena berada di rumah sakit membuatnya terkekang. Semua orang mencoba menghiburnya, memaksanya cepat-cepat bangkit. Padahal dia butuh waktu untuk semuanya. Kalau memang sudah saatnya untuk bangkit, dia akan melakukannya sendiri. Tapi jika waktu itu belum datang, dia juga tak bisa mendesak dirinya untuk bangkit. Semua butuh waktu, untuk cinta Seungwan yang bertahan selama tujuh tahun, kenapa mendesak untuk melupakannya dalam waktu dua puluh hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Person Who Gives Happiness - WENRENE
FanfictionOrang yang paling membuatmu bahagia, bisa menjadi orang yang membuatmu sangat terluka. - Start : 4 March 2022 End : 17 Mei 2022 Person Who Gives Happiness - WENRENE #StoryOfPain