them.

143 6 0
                                    

"Okay Kala last task, lo minta tanda tangan kakel ya"

Kalana Anaya Jeraline, gadis yang menjadi lawan bicara dari Rhea Adelia itu hanya mengangguk sebagai jawaban dari kalimat yang telah dilontarkan oleh sang wakil ketua osis tersebut

Lekas, ia bergegas pergi meninggalkan Rhea yang memang begitu sibuk dikarenakan mengurus acara MPLS untuk siswa baru di SMA 02 Perwira.

Mengingat tugas yang telah diberikan oleh Rhea kepadanya Kala sontak keringat dingin, bukan mengapa, hanya saja Kala merupakan gadis yang sangat amat tertutup, jarang mempunyai teman. Sungguh hidupnya benar benar terisolasi, yaa meskipun tidak ada tekanan sedikit pun dari orang tuanya.

Kala terus menerus melihat kearah kertas yang telah di berikan oleh Rhea kepadanya, ia tak tahu harus menyelesaikan tugasnya dengan 'bantuan' siapa.
Belum lagi sang kakak, Hesa yang merupakan ketua osis disekolah tidak dapat ditemukan meskipun sudah dicari kesebagian penjuruh sekolah yang Kala ketahui.

Hingga akhirnya Kala menemukan sang kakak yang tengah berbicara dengan beberapa siswa yang masih menggunakan celana biru, yang tentunya merupakan siswa baru sama sepertinya.

Tak berpikir panjang Kala lekas berlari kecil menghampiri sang kakak untuk meminta tanda tangan nya, tak banyak kata yang ia lontarkan. Ia hanya menepuk tangan sang kakak, Kala akui sang kakak cukup tinggi sampai ia terlalu malas untuk memanjangkan tangan nya untuk menepuk bahu Hesa.

Hesa yang merasa terpanggil dengan tepukan ditangan nya tersebut langsung menoleh kearah Kala seraya mengangkat alis nya, Kala hanya melihat nya dengan tatapan malas. 'sok banget giliran ama org lain baek sama adeknya ndiri sok dingin' Batin Kala

Kala kemudian menyerahkan kertas yang ia pegang kepada sang kakak, Hesa mengerti apa yang dimaksud oleh Kala tanpa melontarkan kalimat apapun langsung menandatangani kertas tersebut.

Kala yang sedang melihat abangnya menandatangani kertas nya itu, tiba tiba memiliki pikiran jail didalam benaknya, setelah Hesa selesai menandatangani kertas tersebut, Kala mulai beraksi. Kala merogoh kantong yang bertengger di dada sebelah kiri Hesa dan mengambil sebagian uang Hesa.

Kala tersenyum jail sebelum akhirnya lari kearah kantin yang memang sudah ditunjukan jalan nya oleh Hesa kemarin.

Hesa yang melihat kelakuan adiknya itu, hanya menggeleng gelengkan kepala nya lalu tersenyum hangat, ia tidak merasa keberatan dengan Kala yang tiba tiba mengambil uangnya, lagipula ia memang bukan tipikal orang yang pelit apa lagi terhadap adik bungsu kesayangan nya.

Tanpa disadari seorang lelaki yang merupakan siswa yang dilihat sedang mengobrol oleh Hesa telah menyaksikan semuanya, termasuk melihat Kala senyum.

Aksara Maharaja Devano. Ia mengakui kepada dirinya sendiri bahwa sejak hari pertama Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah, ia selalu melirik kearah Kala, karena paras nya yang menurut Aksa benar benar cantik, layaknya Dewi Aphrodite, Dewi Kecantikan.

Dan 1 hal yang Aksa sadari sekarang ya, ia sadar bahwa ia telah jatuh cinta pada Kala di pandangan pertama.

Aksa tersenyum kecil dan untung nya Hesa tidak menyadari itu, senyum nya seketika meluntur setelah Hesa membalikan badan nya kearah nya.

Namun sepertinya Hesa sadar bahwa Aksa pasti melihat semua yang dilakukan oleh adiknya, "Itu adek gue, Kalana Anaya Jeraline, mungkin lo belum kenal karena beda jurusan, jadi gausah heran kalo gue biasa biasa aja pas dideketin sama dia."

Aksa & Jatukrama nya, 𝐉𝐚𝐤𝐞 𝐒𝐢𝐦.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang