Mistake 2

1.9K 207 37
                                        

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

Seandainya...
Satu kata yang sebenarnya semu dan penuh khayalan.

Entah itu angan yang menunggu untuk untuk diwujudkan, atau malah penyesalan yang menyesakkan.

Seandainya...

Kata sederhana yang kerap mengundang sesak didada. Namun manusia tak pernah lelah menggunakannya...

Seandainya Sasuke bisa mengulang waktu, maka ia akan mengubah keputusannya waktu itu. Keputusan untuk menyakiti seorang Haruno Sakura, perempuan yang telah ia sakiti sedemikian rupa. Perempuan yang entah sejak kapan telah menghuni relung terdalam hatinya. Sangat dalam, sampai ia sendiri tidak menyadarinya.

Rasanya memalukan, saat mengingat bagaimana ia menjungkir balik dunia  Sakura hanya dalam satu malam. Tepat saat surat kuasa perusahaan Haruno ada dibawah namanya, Uchiha Sasuke.

"Kenapa anda melakukan ini, tuan? Nona Sakura bukan Haruno Kizashi. Mereka dua orang yang berbeda. Tidak seharusnya anak menanggung kesalahan orang tuanya..."

Sasuke meringis saat nasehat Kakashi waktu itu, kembali terngiang ditelinganya. Seandainya ia sudi mengikuti nasehat itu, maka ia tidak akan semenyedihkan ini.

"Perkosa dia!" Sasuke memegang dadanya saat mengingat kata-kata laknat itu keluar dari mulutnya. Air mata kembali menggenangi pelupuk matanya. Bagaimana mungkin ia bisa setega itu pada Sakura? Bagaimana mungkin ia memerintahkan anak buahnya untuk melakukan hal keji itu pada Sakura?

Sasuke meremas kasar dadanya saat sesak itu semakin menjadi-jadi.

"Anda tidak apa-apa tuan?" tanya Kakashi saat melihat gerakan tangannya yang terus meremas dadanya, seolah tengah kesakitan.

"Aku tidak apa-apa, lanjutkan perjalanannya!" ucap Sasuke. Mereka sedang berada di perjalanan untuk menuju tempat Sakura berada.  Tempat dimana ia bersembunyi dari pria laknat sepertinya....

"Masih sekitar setengah jam lagi sebelum kita tiba tuan, sebaiknya anda tidur. Saya tahu anda butuh kekuatan untuk bertemu dengannya setelah sekian lama."

Kakasih menjeda ucapannya, sebelum akhirnya ia berani melanjutkan dengan pelan, "Terlebih, dengan semua kesalahan anda selama ini..." 

"Hn" Gumam Sasuke yang sama sekali tidak menurut. Ia hanya diam, memandang keluar jendela sembari menggali kembali ingatan akan sikap jahatnya pada Sakura.

Sasuke ingat betapa raut keterkejutan penuh luka yang hadir diwajah Sakura waktu itu benar-benar memilukan. Ia seolah tak percaya kalau orang yang ia cintai akan mengucapkan hal keji itu padanya. Dan bodohnya ia, ia hanya berlalu pergi tanpa ada penyesalan. Meninggalkan Sakura bersama belasan pria yang siap memangsanya.

"Kemana si bodoh itu?" Pertanyaan pertama yang keluar dari mulutnya saat tak menemukan keberadaan Sakura keesokan paginya. "Ck! Apa dia masih dinikmati anak buah Juugo?"

Sasuke mendengus, berpikir remeh tentang apa yang orang-orang lihat dari tubuh Sakura. Ia pribadi sudah sering mencicipi tubuhnya. Walau ia akui miliknya cukup nikmat, tapi tidak ada yang istimewa dari tubuh Sakura. Tidak ada...

Sasuke mengambil minuman dingin dalam kulkas dengan satu tangan memegang handphone.  "Aku tahu kalian tidak punya uang untuk menyewa jalang. Tapi jangan terlalu lama memakai budakku itu. Antar ia pulang sekarang, karena ia harus mengurus semua keperluanku!" ucap Sasuke tanpa basa-basi saat Juugo mengangkat panggilannya.

"Apa maksudmu?" tanya Sasuke bingung. "Tapi ia belum kembali! Aku tidak mau tahu, cari dia secepatnya!" ucapnya marah dan langsung menutup panggilan itu.

Prang! Handphone tak bersalah itu pun berakhir retak setelah ia banting dengan penuh kekesalan. Sasuke tak bisa mengontrol emosinya saat Juugo bilang, Sakura telah diturunkan didepan rumah setelah mereka menikmatinya.

Apa Sakura mencoba kabur darinya? Kalau iya, maka gadis itu sudah gila. Dia tak akan pernah bisa lari kemanapun, karena ia akan menemukannya dengan mudah. Dan saat ia menemukannya, maka gadis itu tidak akan pernah hidup dengan tenang. Karena ia akan menanggung hukuman yang sangat menyakitkan.

***

Sasuke salah, bertahun-tahun ia mencari dan Sakura tak kunjung ditemukan. Hingga pagi ini, Kakashi datang dengan menunjukkannya sebuah foto, dimana ada Sakura didalamnya. Perempuan yang selama ini ia cari tanpa arah.

Sasuke ingat... malam setelah Sakura menghilang, dunianya berubah. Awalnya ia benar-benar dipenuhi emosi. Nyaris setiap hari ada barang yang ia hancurkan dengan kesal karena keberadaan Sakura yang ia anggap sebagai budaknya itu tak kunjung ditemukan.

Namun lambat laun, semuanya berubah. Emosinya berubah... Sasuke sempat tak ingin mengakuinya, bahwa ia merindukan Sakura. Entah kapan, ia sendiri tak menyadarinya. Tapi ia tahu, ia merindukan Sakura. Merindukan gadis musim semi yang entah berada dimana...

Ia sangat frustasi karena terus memikirkan Sakura. Perempuan itu seakan tak membiarkannya beristirahat tenang dengan terus muncul didalam mimpinya.

Mimpinya ibarat kisah romantis yang berakhir tragis. Memori saat ia dan Sakura masih bersama terus menyeruak naik kepermukaan. Bagaimana mereka pertama bertemu, berpacaran, hingga menikah. Bagaimana indahnya senyum dan tawa Sakura saat bersamanya. Itu harusnya jadi mimpi yang indah jika saja memori buruk kala ia menyakiti Sakura tidak ikut muncul menghantuinya.

Bagaimana Sakura menangis saat ia menamparnya, menghardiknya, bahkan menyetubuhinya dengan membabi buta. Bagaimana tubuh Sakura yang putih bersih berakhir dipenuhi lebam karena ulahnya.

Dan mimpinya selalu bermuara dititik yang sama. Malam saat Sakura menatapnya dengan raut pilu saat ia memerintahkan anak buahnya untuk memperkosanya. Bagaimana gadis itu berlutut sambil menggenggam tangannya dengan ketakutan, meminta untuk dimaafkan.

"Aku tidak melakukan apapun. Aku berani bersumpah... Gaara hanya mengantarku pulang. Kami tidak sengaja bertemu dijalan. Percayalah padaku Sasuke…" ucap Sakura dengan air mata yang mengalir deras. "Persetan! Diam disini dan nikmati hukumanmu wanita jalang... Perkosa dia!" ucapnya keji, disusul teriakan putus asa Sakura yang meminta tolong.

Selalu dititik itu. Mimpinya berhenti dititik itu... Karena setelahnya ia akan terbangun dengan napas terengah-engah dan bulir keringat yang memenuhi dahinya. Itu mimpi yang buruk, dan lebih buruk lagi karena mimpi itu bersumber dari kenyataan. Ia memang melakukan semua itu pada Sakura.

Ia sebiadab itu memang...

.

.

.

.

.

.

.

TBC
***

Tarik napas, hembuskan (3x)

Sasuke : Apa-apaan ini thor? Seneng bgt emang yaa, bikin orang kesel ama aing. Masa ia saya sejahat itu ama neng Saku... 😭

Me : Namanya fanfiction bang Sas, maapin yakk...

Sasuke : pencemaran nama baik ini... 😠

P.s. btw, ini sengaja aku potong-potong chapternya ke bbrapa bagian yaa... Makanya pendek2. Semoga tetap bisa diresapi alurnya.

Jangan lupa voment...

Love you... ❤

Oneshot 2 (Mistake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang