Meminta Penjelasan

223 28 1
                                    

HAPPY READING

Semilir angin membelai lembut kulit seorang pria manis yang kini berjalan dengan tangan di saku hoodie-nya.  Mengabaikan keberadaan seorang pria yang berjalan di sampingnya.

Hyunsuk dan Jihoon, dua orang yang hubungannya genting itu kini tengah berjalan berdampingan di atas trotoar.

Jihoon tadi bertanya pada Hyunsuk apa di dekat apartemen itu ada toserba, Hyunsuk mengangguk karena di dekat apartemen-nya memang ada sebuah toserba.

Jihoon beralibi bahwa dia ingin membeli sesuatu di toserba, dia meminta Hyunsuk menemaninya. Jadilah mereka pergi berdua tanpa membuat Yoshi dan Mashiho curiga.

"Apa kau tidak ingin menjelaskan sesuatu, Ji?"

Jihoon mendengarnya, tetapi memilih untuk diam. Hyunsuk merutuki dirinya sendiri yang berinisiatif bertanya lebih dulu. Seharusnya Jihoon menjelaskan tanpa menunggu Hyunsuk bertanya.

Sudah terlanjur sekarang, dia sudah memulai dan harus mengakhirinya. Walaupun tidak tahu bagaimana akhirnya nanti.

"Kau bersikap seolah tak terjadi apapun." ujar Hyunsuk diakhiri dengan tawa kecilnya.

Jihoon menoleh. Dapat ia lihat gurat kecewa dari wajah Hyunsuk.

"Setahun tidak ada kabar, kau kemana, Ji? Bagaimana bisa dia menjadi tunanganmu? Kau lupa bahwa masih ada aku? Kau lupa kalau..."

Ucapan Hyunsuk terhenti, napas pria mungil itu tercekat, tak mampu lagi untuk mengeluarkan suara. Air mata sudah berkumpul di pelupuk mata Hyunsuk yang siap meluncur kapan saja untuk membasahi pipinya.

Sedikit pun Jihoon tak memberikan tanggapan, Hyunsuk sangat kecewa dibuatnya. Ia tak pernah mengharapkan akhir yang seperti ini.

"Sudahlah, lupakan." ujarnya lirih.

Hyunsuk mempercepat jalannya, mendahului Jihoon.

Jihoon mencekal tangan Hyunsuk, menarik tubuh Hyunsuk mundur hingga punggung pria itu menabrak dada bidang Jihoon.

Jihoon melingkarkan tangannya pada pinggang Hyungsuk. Memeluk erat tubuh Hyunsuk yang menegang akibat perlakuan tiba-tiba dari pemuda Park itu. Ditambah lagi pria itu menyusupkan kepalanya di ceruk leher Hyunsuk. Mengabaikan pengendara jalanan yang menatap aneh kedua orang itu, untung jalanan sepi jadi tak terlalu banyak yang lewat.

Jihoon menghirup dalam-dalam aroma Hyunsuk yang dari dulu sampai sekarang tak berubah, selalu menjadi candu baginya.

"Ji," cicit Hyunsuk, dia sedikit risih dengan perlakuan Jihoon, karena tadi dia diabaikan.

"Aku merindukanmu, hyung." bisik Jihoon di telinga Hyunsuk, lalu mengecup telinga pria itu.

Hyunsuk memejamkan matanya menahan geli, ia melepaskan tangan Jihoon, kemudian berbalik menatap Jihoon yang terlihat kesal.

"Apa aku terlihat sangat bodoh hingga kau permainkan seperti ini?"

Jihoon terdiam mendengar pertanyaan Hyunsuk yang pria itu lontarkan dengan mata yang berair.

"Hyung," Jihoon mengulurkan tangannya ingin menghapus air mata Hyunsuk, tetapi langsung ditepis oleh Hyunsuk.

"Kau bertindak semaumu. Kau menghilang tanpa kabar, tanpa alasan yang jelas. Kau pikir selama satu tahun itu aku baik-baik saja? Setelah menghilang, kau kembali sebagai tunangannya orang lain. Apa aku lelucon bagimu?" Hyunsuk menundukkan kepalanya sejenak, pria mungil itu menghapus air mata di pipinya. Bulir bening itu tak henti-hentinya membasahi pipinya.

How About Ending? [HoonSuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang