hijrahnya layla II

19 8 0
                                    

ditengah kebingungan setelah layla mendengar  keinginan papa ,layla hanya bisa diam dan terpaku ,layla diam dan berjalan pelan menuju kamar kecilnya .

"pa" sahut mama setelah mendengar pendapat papa" iya ma " jawab papa layla sambil beranjak dari balik tiray menuju sofa dan duduk disebelah mama dan 2 adiknya layla,  "apa ngga terlalu   berlebihan jika layla dipaksa  sekolah dipesantren ,sedangkan layla tidak ada kemauan untuk belajar disana "

ma ,sahut papa setelah mendengar ocehan dari mama layla " sekarang mama bayangkan dari dahulu kita terlalu sibuk mengejar dunia sehingga kewajiban kita untuk mengarahkan anak untuk lebih dekat dengan agama allah terlalaikan ,jika kita meninggal nanti siapa yang akan mendoakan kita " ujar papa dengan mata berkaca kaca,

mama hanya bisa terdiam sambil merangkul kedua adik layla.

sementara di kamar kecilnya layla terus berfikir ,hati yang sangat menolak  dengan jiwa yang berontak layla sangat tidak setuju dengan keinginan papanya ,sebab beberapa hari yang lalu layla sudah bersepakat dengan sahabatnya untuk melanjutkan sekolah ke sekolah favorit di tanah kelahirannya .air mata layla tak terbendung sebab tak ingin meninggalkan segala keinginannya dan mengubur semua impian nya untuk bisa sekolah di sekolah favorit.

sementara setelah lama berdiskusi mama menyetujui keinginan papa untuk menyekolahkan layla ke pesantren,

papa mulai menghubungi teman karibnya sewaktu dipondok dahulu ,papa layla dahulunya pernah sekolah dipesantren namun karna terlalu nakal dan dinilai dapat membahayakan pondoknya papa dikeluarkan  sehingga papa sibuk dengan dunia ia mulai meninggalkan kebiasannya sebagai seorang muslim . karna teringat akan hal dahulu dialami  papa tak ingin anak² nya mengalami hal yang sama dengannya .

"assalamualaikum ustadz ,sahut papa layla setelang menelfon nomor buya arrasyid yang ia simpan sewaktu di pondok dahulu, "waalaikumussalam wr wb " ucap buya  papa pun kembali melanjutkan telfonya dengan buya ,setelah 30 menit melakukan perbincangan akhirnya papa mendapatkan kesepakatan dengan buya terkait kelanjutan sekolah layla di pondok milik buya arrasyid .
papa merasa tenang setelah mendapat keputusan  tersebut.
angin segarpun mulai berhembus dibalik jendela tempat papa menghubungi buya arrasyid,seolah angin memberi isyarat bahwa alam ikut senang dengan keinginan papa.

setelah selesai melaksanakn shalat maghrib berjamah sekeluarga papa menghadap ke belakang dan berkata
"alhamdulillah ma ,layla, papa sudah menghubungi temen papa terkait keberangkatan layla kepondok " layla hanya terdiam dan tertunduk , ia tak berani melawan keniginan papa nya karna ia tahu bahwa selama ini papa sangat baik kepadanya ia lebih senang bercerita dengan papa jika ada masalah.
"Gimana pa " ucap mama sambil bersalaman dengan kedua adik layla ,
"insya allah ma besok layla akan kita antar langsung kepondok ,sambil bawa si adek jalan² " hore "sahut dua adik layla  kegirangan dan memecah suasana yang agak kelam,

tanpa sepatah kata pun layla pergi kekamar kecilnya sambil berlari lari kecil dan berharap masih ada pilihan lain yang akan diberikan papanya walau tidak mungkin akan ia dengar ,

tanpa basa basi mama langsung mengikuti layla  menuju ke kamarnya
"nak ,mama tau kamu keberatan dengan keinginan papa ,namun satu hal yang harus kamu ingat ,papa menyekolahkan kamu kepondok karna papa tidak ingin kamu mengalami hal yang sama dengan nya ,
"tapi ma sahut layla " dan mama kembali memberikan arahan kepada layla supaya hati layla luluh akan keinginan papanya tsb setelah akhir pembicaraan layla tak dapat banyak berbicara sebab mama dan papa sudah sepakat ingin menyekolahkan layla ke pondok.

dengan berat hati malam itu layla mulai mengamasi pakaian yang akan ia bawa kepondok besok  sambil cemberut dan berkaca  dengan mata yang sayu digenangi mutiara² kecil yang mulai jatuh perlahan dan membasahi kerudungnya.












Diary cinta laylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang