THIRTY-FOUR

45 3 0
                                    

_________________________________________________________________________

Matheo

"Aku minta maaf karena sudah membuatmu takut." Aku meminta maaf pada Jesslyn. Air matanya saja sudah cukup membuatku merasa tidak enak. 'Dia adalah kekuatanmu'. Kata-kata Johnatan bergema di kepalaku. Kekuatan? Bagaimana wanita ini bisa menjadi kekuatanku, ketika aku merasa sangat lemah menunjukkan emosi ku di sekelilingnya? Aku tidak dimaksudkan untuk ini, aku tidak seharusnya merasa... Mengapa? Mengapa dia dibawa kepadaku ketika aku tidak pantas untuknya? Dia tidak pantas mendapatkan pria sepertiku, dia pantas mendapatkan pria dengan kehidupan normal. Seorang pria kelas menengah rata-rata normal. Seseorang yang bisa menjaganya tetap aman dan di bawah radar... Tapi tidak.... Sekarang dia terjebak denganku. Setelah kau terlibat dengan kehidupan mafia, tidak ada jalan untuk kembali. Dia tidak akan pernah bisa membersihkan namanya atau masa lalunya denganku jika dia memilih untuk meninggalkanku suatu hari nanti. Akan selalu ada seseorang yang datang untuknya.

Ketika Johnatan berbicara tentang kekuatan, aku melihat pengertian di matanya. Apakah dia telah melalui apa yang aku alami saat ini dengan istrinya sendiri? Membayangkan Jesslyn menjadi istriku membuat hatiku hangat dan hampir... bahagia? Dia tidak akan pernah mau menikah dengan pria sepertiku. Ya, aku bisa memberinya stabilitas keuangan, kesetiaan ku.... Cintaku.... 'Cinta' ... Sesuatu yang asing bagiku. Aku tidak tahu cinta dari seorang wanita selain wanita di keluarga ku. Ibuku selalu menjadi cinta nomor satuku, cinta pertamaku. Dia adalah segalanya bagiku, dan dia masih.

"Aku-Tidak apa-apa." Jesslyn tersedak di antara isak tangisnya, "K-Kurasa aku hanya kewalahan, itu saja." Dia mengusap matanya yang sekarang merah dan bengkak karena menangis.

"Bukan ketakutan karna Papamu ini kan?" Aku bergumam, menyibakkan sehelai rambut dari wajahnya.

Dia menggelengkan kepalanya perlahan, bibirnya mengerucut. "Tidak."

"Keluarga ku?" Aku menghela nafas. Inilah mengapa aku tidak memiliki siapa pun yang ku dekati atau berkencan dengan keluargaku, mengapa? Karena- Karena keluarga ku selalu menghakimi, kritis, dan sulit diterima. Tetapi ketika kamu diterima, kamu dicintai tanpa syarat. Jumlah kesetiaan yang dimiliki keluargaku satu sama lain luar biasa... Kecuali Damien tentu saja. Dia selalu dianggap kambing hitam.

"Itu besar." Dia berbisik.

"Aku tahu." Aku mengangguk. "Butuh waktu bagi mereka untuk mengenalmu. Mereka hanya sedikit terlihat protektif. Terutama Mona."

"Aku tidak menyukainya." Dia menggelengkan kepalanya.

Itu membuatku tertawa, "Dia agak memaksa."

"Menurutmu?" Jesslyn mencibir. "Dia terus melecehkan ku tentang usiaku. Mengapa usiaku penting?"

Aku melihat ke bawah ke lantai sejenak, mengumpulkan pikiranku sehingga aku bisa menjelaskan ini kepada Jesslyn. "Mona dan Dominique sama-sama percaya bahwa kamu bersamaku untuk alasan yang salah. Itu karena kamu terlihat sangat muda."

"Apakah aku benar-benar terlihat begitu muda?" Jesslyn menatapku. Yah sekarang dia terlihat seperti gadis kecil yang sedih.

"Terkadang kamu terlihat muda. Tapi itu karena kamu memang muda." Aku menemukan diriku berkata. "Usiamu tidak menggangguku. Aku cenderung melupakan perbedaan usia 13 tahun di antara kita."

"Jika kamu memiliki anak pada usia 13, aku bisa menjadi itu." Jesslyn berbicara tentang pikiran kami berdua untuk kami.

Kami berdua saling memandang dan mulai tertawa, "Ngomong-ngomong.." Aku menggenggam tangannya, "Aku menyukaimu. Aku tidak peduli dengan perbedaan usia. Aku tahu aku terlihat jauh lebih tua darimu, dan itu tidak apa-apa... Aku tidak peduli dengan tatapan yang mungkin kita dapatkan di depan umum... Atau komentarnya. Hanya ada kamu dan aku. Kita semua yang kita butuhkan."

SR. RAEKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang