Happy Reading
••
•
•
•
•
•
•
Kriiingg...
Bel panjang berbunyi, menandakan jam sekolah telah usai dan saatnya kembali ke rumah masing-masing. Sumire, gadis itu sedang sibuk membereskan mejanya. Satu demi satu bukunya ia taruh kembali kedalam tas miliknya.
"Sumire, udah belum?" suara Sarada menginterupsinya. Sejenak gadis ungu itu menolehkan kan kepalanya pada Sarada yang berdiri sembari menggenggam tangan kekasihnya, Boruto.
"Belum sih, tinggal dikit. Duluan aja Sarada, Boruto." ujar Sumire memberi tahu. Bukan maksud gadis itu mengusir Sarada maupun Boruto. Dia hanya tak ingin pasangan itu menunggu lama.
Sarada mengibaskan tanganya di depan wajah cantiknya. "Hush, nggak kok, udah cepat beresin kita bakal nunggu kok, ya kan sayang?" Sarada menoleh ke arah pemuda tampan di sampingnya dengan senyum yang memarkan gigi gingsulnya. Boruto mengangguk menanggapi, Pemuda itu menatap Sarada dengan pandangan penuh cinta. Ah Sumire iri, kapan Kawaki akan memandang dirinya seperti itu.
"Ah begitu, kurasa aku sudah selesai. Yuk pulang." seru Sumire bersemangat setelah membereskan seluruh peralatan sekolah nya.
"Hayuk," sambung Sarada tak kalah semangat.
Mereka bertiga berjalan menyusuri kooridor sekolah yang sudah sepi. Sumire tak banyak bicara, gadis itu menerawang ke depan. Bayangan suaminya selalu saja menganggu pikiran nya. Jika Sumire terdiam dengan pikiran yang di penuhi sosok Kawaki berbeda halnya dengan Sarada yang mengoceh tentang betapa menyebalkan nya guru mereka itu. Tega sekali menghukumnya hanya karena ia tak mengerjakan PR. Dan hal itu menarik kembali kesadaran Sumire yang tengah melamun.
"Tapi tumben kamu nggk ngerjain tugas Sarada, biasanya kan kamu selalu ngerjain." ucap Sumire.
Sarada mendengus."Gue ngerjain sih, cuman gue lupa bawa." jujurnya.
"Dasar pikun. Makanya lain kali periksa lagi isi tasnya sebelum ke sekolah." Suara berat Boruto membuat Sarada menoleh tajam kearahnya. Sedangkan Sumire hanya terkekeh melihat kedua pasangan itu yang sekarang malah asyik dengan dunia mereka sendiri. Hal itu memunculkan beberapa pertanyaan di benaknya, Bisakah ia dan Kawaki seperti itu. Bisakah mereka akrab dan saling mencintai seperti halnya Boruto dan Sarada? Bisakah?
Jujur saja Sumire merasa iri ketika melihat pasangan-pasangan remaja yang menjalin hubungan asmara yang di penuhi cinta dan kasih sayang dari kedua belah pihak. Seperti Boruto dan Sarada contoh nya, mereka saling mencintai dan menyayangi satu sama lain. Pasangan itu bahkan terkenal se antero sekolahnya, tak heran jika mereka mendapatkan julukan couple goals di sekolah.
Tak seperti dirinya, ia sadar hanya ia lah yang mencintai, tidak dengan Kawaki. Pria itu bahkan belum melupakan masa lalunya. Sumire tahu betul jika Kawaki dulu pernah menjalin hubungan asmara dengan seorang gadis, entah siapa gadis itu.
"Hey Sumire,"
"H-ha Iyah Sarada, ada apa?"
"Gue lihat lo melamun, mikirin apa sih?"
"Nggk ada hehe," elak Sumire dengan tawa garingnya.
"Serius?"
"Iyah Sarada..."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married [KawaSumi]
Teen FictionRate 18+ {Mohon bijak dalam membaca} Menikah tanpa rasa cinta, namun berjalan dengan harmonis, seolah keduanya memang saling mencintai satu sama lain, tetapi kenyataannya hanyalah cinta sebelah pihak, dari gadis manis dengan Surai ungu. Apakah pern...