"Novelis ? Hebat berarti kau bisa buat novel kan ?"
Pertanyaan itu, Novelis lupa siapa yang menanyakannya. Ingatan samar saat Ia masih di taman kanak-kanak. Tapi, pertanyaan itu tersimpan secara permanen dalam otaknya.
Novelis tidak pernah suka membaca buku dongeng yang selalu dibeli kakaknya setiap bulan. Novelis tidak pernah tahan membaca karena matanya yang selalu lelah saat melihat deretan tulisan. Tapi, bangaimana mungkin dia bisa membuat Novel ?
"Kak, pinjam Novel !"
Novelis, yang baru pulang langsung masuk ke kamar kakaknya saat itu. Ia tertawa mengingat ekspresi kakaknya yang seolah melihat hantu saat Novelis membanting buku tebal yang disodorkan padanya.
"Mana gambarnya ? Ini bukan buku cerita."
"Itu buku cerita, Novel memang tebal, yang biasa kau baca itu dongeng, buku cerita bergambar." Novelis tidak mengerti apa maksud perkataan kakaknya.
"Mak, kenapa namaku Novelis ?" Tanyanya saat sedang makan malam hari itu. Dan Novelis menyesal mendengar jawabannya.
"Entah, mamak asal aja ngasihnya."
Novelis terdiam memikirkan jawaban itu, apalah arti sebuah nama katanya. Tapi, Novelis ingin mewujudkan arti namanya itu. Ia akan menjadi seorang Novelis tersukses se-RT, karena dunia ketinggian.
"Jadi gitu ya lis. Jadi apa cita-citamu sudah terwujud ?" Angela teman sebangku Novelis bertanya, dengan suara lembutnya.
"Gak, ternyata mimpi menjadi Novelis se-RT itu juga ketinggian." Angela terkejut mendengar jawaban Novelis.
"Eh, memangnya ada lomba buat novel se-RT ?" Tanya Angela.
"Bukan, mimpiku jadi mustahil semenjak orang itu pindah ke lingkungan rumahku. Dia Satria." lirih Novelis, tenaganya sudah hilang membayangkan rival barunya.
"Eh... Satria."
"Iya, Satria Prayoga. Kau tahukan yang buat novel best seller itu, yang katanya akan difilmkan." Lanjut Novelis tidak bisa menyembunyikan rasa iri dalam suaranya.
"Eh... Satria buat novel ?" Angela menutup mulutnya.
"Hah... Jelaslah dia itukan Novelis terkenal, anak kelas 11 IPA-1, kau gak kenal ya ?" Novelis, sedang mengeluarkan novel yang sedang ia bicarakan.
"Satria itu temanku sejak kecil lis." Ucap Angela kaget.
"Hah, teman dari kecil ? Tapi, kau kok bisa gak tahusih dia itu novelis, terkenal banget malah." Novelis tidak menyangka bahwa saingannya adalah teman dekat Angela, apa dunia memang selebar daun talas ? Pikirnya asal.
"Iya, aku baru tau." Angela masih tidak percaya.
Novelis menyerahkan novel ditangannya "berarti novel ini cocok buatmu."
Gak peka
Judul novel yang kini ada ditangan Angela.
"Eh, aku ke lapangan dulu ya lis, mau lihat Alpha tanding." Angela langsung berlari keluar kelas, Novelis hanya mengiyakan, ia kembali mengambil novel itu.
Gak peka, saat Novelis mengatakan kisah itu cocok dengan Angela bukan asal. Novel itu menceritakan bagaimana kisah seseorang yang diam-diam mencintai sahabatnya dari kecil, bagaimana sahabatnya itu justru mencintai cowok lain saat mereka masuk SMA. Pada akhirnya, Novelis tidak menyukai akhir novel itu.
Sudah pasti, Satria menulis novel ini untuk Angela.
Novelis merasa hatinya sakit, sudah jelas dia kalah, novel ini dibuat dengan setulus hati. Novelis melihat Satria yang melewati kelasnya tanpa sadar dia melangkah mengikutinya, masih dengan novel yang kini Ia peluk.
Disana Ia dapat melihat Satria yang sedang memperhatikan Angela yang melihat pertandingan basket dengan senyuman diwajahnya, sangat berbeda dengan sekitarnya yang sibuk berteriak memberi semangat. Ditangannya ada sebotol air yang sudah jelas dibelinya untuk Alpha.
Kini netra Novelis kembali kepada Satria. Bahkan tanpa sadar kini kakinya melangkah mendekat.
"Satria Prayoga, 11 IPA-1." Ucapnya pelan namun cukup untuk Satria dengar, kini untuk pertama kalinya dua netra itu bertemu.
"Kau harus mengajariku cara membuat novel." Novelis mengangkat novel yang dia bawa, menunjukkan judul novel itu kepada Satria. "Atau kuberitahu Angela kalau novel ini tentang dia." Lanjutnya.
Novelis tiba-tiba merutuki perbuatannya, bagaimana dia memberikan ancaman aneh seperti itu pada orang yang baru pertama kali Ia temui. Sudah pasti Satria akan menganggapnya aneh, Novelis merasa malu akan perbuatannya. Ia bahkan tidak berani untuk melihat Satria yang masih diam.
Novelis membalikkan tubuhnya, ingin pergi secepat mungkin mengubur wajahnya diatas meja. Baru selangkah namun, sebuah tangan menarik lengannya. Takut-takut Ia mencoba melihat Satria.
"Tolong jangan beritahu Angela." Suara berat Satria menyapa pendengaran Novelis untuk pertama kalinya. Satria tidak melihat kearahnya, netranya mengarah pada Angela. Novelis dapat melihat telinga Satria yang memerah, kini netranya kembali pada Novelis.
Pertemuan itu mungkin tak pernah Novelis bayangkan akan menjadi bagian dari memori yang tidak pernah Ia lupakan.
Deg
Novelis merasa jantungnya memiliki kelainan dan berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan Ia merasa kesulitan bernapas saat ini, dengan cepat ia menarik tangannya dari Satria. Dengan cepat, Novelis berlari membawa tubuhnya jauh dari hadapan Satria. Mencoba secepat mungkin menuju UKS.
"Bu, tolong periksa saya. Sepertinya saya terkena serangan jantung mendadak." Ucapnya saat sampai disana.
🐒
Jum'at, 2022-03-04
Ini adalah cerita pertama yang aku buat, semoga suka ya 🙈
Tolong tinggalkan komentarnya !
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sad Boy ( On Going )
Teen FictionA Wattpad Story By RI SU GU 🐒 Awalnya Novelis sangat ingin menghindari Satria, Cowok Bangsat yang selalu memanggilnya 'Kak Monyet Mesum'. Tapi karena tau sebuah rahasia, Novelis bisa memanfaat Satria untuk mewujudkan impiannya menjadi novelis. Tern...