Akhirnya Aku bisa memiliki kehidupan romantis setelah 18 tahun menjomblo pada umurku 17 tahun ini. Di malam hari di kamarku yang sangat bersih ini, sangat bersih dengan sampah yang tak terhitung. Aku menelepon nomor gadis itu. Tidak lama menunggu ku menelepon nya dia langsung mengangkat nya.
"Halo, dengan service Sedot WC Budiman ada yang bisa saya bantu." Seseorang dengan suara yang beratnya melebihi berat beban kehidupanku mengangkatnya
"Brengs*k." Aku langsung menutup telepon nya.
"Syukurlah itu bukan cewe murahan."
Bukanya Aku putus asa sebaliknya, Aku malah makin bersemangat. Tunggu dan lihat saja besok, kau pikir Aku menyerah semudah ini.
Keesokan harinya seperti biasa Aku berangkat sekolah dengan bersemangat. Seperti biasa ku sapa siapapun yang ada di depanku, dengan ucapan khas "PAGI". Tak lupa Aku melewati kelasnya, seperti biasa dia duduk di pojok dekat jendela.
"Hey!" Kusapa dia
"Ahhh." Dia tergejut atas kedatangan ku.
"Apasih, ngagetin aja." Ujarnya.
"Lu mikirin apa sih kagetnya gitu amat, biasa aja kali."
"Kemarin lu gue telpon kok yang ngangkat nomor Sedot WC."
"Salah sambung kali. Emg lu ada apa nelpon gua" ujarnya
"Lumayan penting sih."
"Kalo penting mending, ngomong disini sekarang."
Tiba tiba bel sekolah berbunyi, Aku pun bergegas pergi ke kelas ku.
"Gua duluan ya nanti gampang lah."
Di kelas Aku duduk manis belajar bersama murid lainya hingga istirahat. Saat istirahat Aku bergegas pergi ke kelas nya. Namun sesampainya di sana, ia tidak ada.
"Mana sih penting juga malah ngilang." Ujarku
"Ah palingan juga dia di kantin sih. Ntar aja pulang sekolah gampang deh."
Sejujurnya Aku pribadi juga jarang ke kantin mengingat uang saku ku tidak banyak. Lagian rumahku dan sekolah tidak sampai 1km. Jadi aku malas mencarinya di kantin. Aku pun balik ke kelas mengobrol bersama teman teman seperti biasanya.
Bel pulang berbunyi Aku langsung bergegas ke kelasnya. Namun tidak ada satupun anak di kelas.
"Duh gue telat kah, Bu Anna sih ngelama lamain jam."
Jujur saja Aku tidak nyaman dengan hati yang mengganjal seperti ini. Pada dasarnya Aku bukan orang yang sabaran, Aku langsung pulang ke rumah dan tidur berharap malam terlewat secepat mungkin.
Aku terbangun dari tidurku yang Aku pun tidak tahu ini jam berapa. Yahh hari terlihat masih gelap jadi ku pikir ini masih subuh. Namun saat ku lihat jam
"Arghhh, kok jam 7 sih."
Ku coba berusaha tidur kembali dan berharap lekas bermimpi.
"Hadeh gini mah udah fix ini ga bisa tidur gua. Mending nongkrong."
Aku cek berapa uang yang kumiliki, sial sekali hanya 2000 di saku ku. Malam ini Aku sudah putus asa entah apa yang mau Aku lakukan.
"Dah dah gatau lagi gue, ga hoki banget hari ini."
"Mending sih nonton tv."
Aku berjalan dari kamar ke ruang keluarga. Ku hidupkan TV ku dan sialnya remote nya menghilang entah kemana.
"Ga ga ga! Gue ga bisa begini terus."
Kucari remote sempai kutemukan, ku cari di bawah sofa, bawah meja, atas lemari namun tetap tidak Aku temukan. Bukanya Aku putus asa, Aku malah semakin bersemangat mencari remote nya. Setelah semua bagian bagian ku telusuri hanya bawah lemari.
"Gila sih kalo gue ga dapet, fix dapat piring ini."
"Ayolah ayolah!" Ku telusuri semua bagian bawah lemari.
Namun entah bagaiman Tuhan memberiku takdir, bukanya Aku menemukan remote Aku malah menemukan sebuah Harta Karun. Sebuah Harta Karun yang tidak setebal remote dan sangat tipis, yang membuatku gembira adalah benda itu berwarna merah muda.
"Hahahaha, emang kehokian turun temurun gue daritadi belum ketemu."
"Kayaknya kehokian gue bakalan couldown sementara."
Aku bergegas menelepon teman temanku, entah itu Nadin atau siapapun.
"Bro temenin gue nongkrong dong." Ajak ku kepada Nadin di telepon.
"Yaelah gue lagi bokek parah nih sorry sorry gue ga bisa." Kata Nadin.
"Bahaha hari gini bokek. Udah gue traktir hari ini gue dapat rejeki"
"Ah beneran lu? Ngimpi apa lu coeg." Tanya nya dengan nada yang tidak percaya.
"Gue siapa lu sih, ga percayaan banget udah demi Alex gue traktir! Mau ga? Gamau yaudah!"
"Iya iya udah gass ke lokasi biasa yakk. Awas lu ga dateng gue sleding." Akhirnya Nadin pun mau.
Aku bergegas ke lokasi biasa, jahe anget khas Pak Ateng. One and only one, ga ada yang ngalahin kenikmatan jahe anget Pak Ateng. Sesampainya di lokasi Aku langsung memesan jahe wangi Pak Ateng. Ku sruput jahe wangi yang masih cukup panas dengan di temani rokok.
Tak lama datanglah Nadin yang datang dengan wajah senyumnya.
"Lama bat lu Din gue tungguin disini Berjam jam." Candaku ke Nadin.
"Ngaco lu nelpon gue baru 10 menit yang lalu mau bilang Berjam jam." Balasnya.
"Hahah, canda kali serius amat bray. Ketimbang lu serius serius amat mending isep nih rokok."
Saat ku pikir waktunya sudah pas ku ceritakan gadis itu kepada Nadin.
"Din gue mau cerita."
"Apaan ga biasanya lu keliatan serius kek gini"
__________

KAMU SEDANG MEMBACA
JERUQ
RomanceBandi sudah menginjak SMA ia ingin menikmati kehidupan Romance, Comedy, Fantasy . Namun akankah Ia menikmati apa yang dia inginkan atau malah akan menjadi sebuah Drama yang tak berujung.