- step 3

890 139 5
                                    

"Kekasih kamu cantik." Puji Lanting sambil tersenyum, ia nggak sengaja melihat foto Suami dan selingkuhan Suaminya terpampang di layar handphone.

Dipta terkejut dengan kehadiran Lanting secara tiba-tiba, reflek ia langsung menutup handphonenya. "Hm."

"Kabar Loren gimana Mas?" Tanya Lanting lembut, masih dengan senyuman manisnya yang selalu ia tunjukkan di hadapan Dipta.

Dipta benar benar di buat heran dengan Lanting, kenapa Lanting dengan santainya menanyakan kabar selingkuhannya.

"Kurang baik."
"Karena kemarin hampir di perkosa, Loren mengambil cuti untuk bekerja."

Lanting mengangguk paham. "Dia pasti trauma banget." Gumam Lanting.

Dipta yang mendengar itu, menyahut. "Ya wajar dia trauma, hampir diperkosa. Tak seperti kamu, yang katanya di perkosa juga, tak ada tuh saya lihat kamu trauma."

"Emang harus aku tampakan trauma aku ke kamu Mas?" Sahut Lanting.

Dipta kesal dengan jawaban Lanting. "Ngapain kamu ke kamar saya?!"

"Oh iya, aku kesini mau minta izin ke kamu. Aku mau ke Dokter buat cek kandungan, sekalian mau beli perlengkapan bayi."

"Boleh anterin aku sebentar nggak Mas?" Pinta Lanting penuh harap.

"Saya hari ini sibuk. Kamu kesana saja sendiri, bukannya sering berpergian sendiri?"

Lanting kecewa dengan jawaban Dipta, ia kira Dipta akan menemaninya untuk keluar.
Bahkan setelah ia keluar rumah, Dipta tidak ada niatan untuk menyusul.

"Semoga baik baik saja." Doa Lanting untuk dirinya sendiri.

Setelah selesai cek kandungan dan belanja perlengkapan bayi, niat Lanting awalnya ingin segera pulang. Tetapi seseorang membuatnya jadi menunda. "Bukannya itu loren?" Tanyanya dalam hati.

Lanting menyipitkan matanya agar terlihat lebih jelas. Di dalam gang yang sepi ada seorang Perempuan seperti sedang ketakutan.

Fisik wanita itu seperti Loren. Karena Lanting tadi melihat sekilas foto Loren, ia jadi yakin bahwa perempuan itu adalah Loren.

Lanting langsung mendekati Loren yang sedang ketakutan. "Apa kamu baik baik aja?" Tanya Lanting khawatir.

Loren yang merasa ada orang di belakangnya,  ia langsung membalikkan badannya. Di lihatnya wanita cantik sedang menatap dirinya dengan ekpresi wajah penuh kekhawatiran.

Loren menggeleng pelan, lalu tanpa malu memeluk tubuh Lanting, seperti minta perlindungan.

"T-tolong." Ucapnya parau.

Lanting membalas pelukan loren, di usapnya punggung Loren untuk menenangkan.
"Tenanglah, kamu aman."

Setelah dirasanya Loren mulai tenang, segera Lanting meminta alamat Rumah Loren agar bisa mengantarkan Loren pulang.

"Makasih udah mau nganterin gue." Loren tersenyum kepada Lanting, yang mana di balas senyuman juga.

"Oh iya, mau masuk sebentar nggak?" Tawarnya.

Karena kaki Lanting cukup pegal, ia menerima tawaran Loren.

"Gue trauma sama gang sepi. Tapi harus terpaksa keluar karna mau beli stok makanan. Mau minta tolong sama pacar gue, dianya malah nggak aktif." Curhat Loren.

"Oh iya, gue belum tau nama lo." Sambung loren menanyakan nama Lanting.

"Lanting Maheswari, panggil saja Lanting."

Loren terdiam, dia seperti pernah mendengar nama tersebut. "Lo lanting?"

"Kenal sama Pradipta Abimana nggak?" Tanya Loren lagi untuk memastikan.

Lanting mengangguk satu kali. "Kenal, itu Suami saya." Jawabnya.

"Kamu Loren kan?"
"Saya nggak sengaja liat foto kamu berada di layar lockscreennya Mas Dipta ."

Loren benar benar nggak bisa berkata apa-apa. Dia di bantu sama Istri pacarnya sendiri?!. Orang yang selalu ia ingin jatuhkan, padahal Loren belum pernah ketemu dengan Lanting, makanya dia jadi benci sama wanita itu.

Tapi setelah ketemu dengan orangnya langsung, pandangan Loren berubah. Apa benar yang diucapkan Dipta tentang Lanting yang seburuk itu? Tapi kenapa pas ketemu langsung, Loren nggak merasakan ada keburukan di diri Lanting.

"Kamu santai saja sama saya, Ren." Ucap Lanting mencairkan suasana. Karena Lanting bisa merasakan keadaan Loren yang tidak nyaman dengan dirinya.

"Emm sorry, penyebab kamu trauma sama gang sepi itu karena hampir di perkosa ya?" Tanya lanting hati hati.

Loren mengangguk. "Iya"
"Gue benar benar nggak tau lagi gimana nasib gue, kalo aja Dipta nggak nolongin."

Lanting menggenggam tangan loren, "nasib kita sama, tapi sedikit beda."

Loren menatap lanting bingung.
"Maksud lo?"

"Saya korban pemerkosaan." Tutur Lanting.

Loren benar benar nggak percaya apa yang di dengarnya. Jadi alasan lanting udah nggak perawan lagi, di karenakan mahkota dia di ambil paksa sama orang. Apa Dipta tau soal ini?

"Saya dulu juga pernah trauma seperti kamu, trauma yang sangat mendalam. Dan akhirnya saya bisa melewati itu semua berkat kehadiran Mas Dipta. Dari Mas Dipta saya tau, bahwa tak semua laki-laki itu bejat."

"Saya harap anda bisa melawan rasa trauma itu, Ren."

Loren mengamati wajah Lanting. Hanya ada senyuman tulus di sana, tidak ada kebohongan atau kemunafikan. Dia bingung sama Istrinya Dipta ini, dia korban pemerkosaan. Pasti traumanya lebih berat dari yang ia alami, tapi kenapa seolah hidupnya baik baik aja.

Dan loren tau, kalau Rumah tangga Dipta dan Lanting saat ini sedang berantakan karna ulahnya. Tapi kenapa sikap wanita yang di depannya ini seolah baik baik saja? siapa sebenarnya Lanting Maheswari ini, apa dia betul-betul manusia.

Lanting terkejut dengan tindakan Loren yang tiba-tiba memeluknya erat, sambil menangis terisak ia mengucapkan. "Maafin gue Lan, maafin gue."

Loren bahkan pernah mengatakan bahwa Lanting adalah wanita murahan di depan Dipta karena masalah itu. Karena dia belum tau apa penyebabnya, dan sekarang ia menyesalinya.

"Lo mau kan jadi teman gue?" Tanya Loren yang masih memeluk Lanting.

Lanting mengangguk, "Of course! Senang bisa berteman dengan kamu."

Dan benar aja, mereka akhirnya berteman. Sering kali Lanting menenangkan Loren yang sedang ketakutan karna traumanya. Berkat Lanting pula, Loren bisa melawan traumanya. Dan sekarang Loren bisa hidup normal seperti dulu lagi.

Tepat di waktu itu pula, Loren memutuskan hubungannya dengan Dipta secara tiba-tiba. Dia bahkan resign dari pekerjaannya, dan menghilang begitu saja di hadapan Dipta.

***
agak gaje tapi gapapa.

jangan lupa vote dan follow ya!

TENTANG LANTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang