rembulan

1.6K 143 37
                                    






Culun Jaedo

.
.
.
.
.




Happy reading

.
.
.
.
.























Malam telah tiba, bisik burung telah pergi meninggalkan sepi. Langit malam terlihat begitu indah dengan kehadiran sang rembulan. Di temani beribu bintang yang bertebaran ia terlihat seperti pemeran utama dalam kegelapan.






Rembulan tersenyum dengan indah, tanpa pernah takut akan kejam nya malam. Ia tidak pernah merasa kedinginan, ia tidak pernah merasa kesepian, dan ia tidak pernah takut ditinggalkan.





Mentari akan terus bersinar untuk mendekap sang rembulan hangat, mendambakan rembulan begitu hebat sampai tidak rela bila sang terkasih merasa kedinginan. Dengan gagah berani, ia mendekap sang rembulan di hadapan seluruh alam semesta dengan sinarnya.



Menghadirkan bintang di kala malam, sedikit menurunkan egonya untuk rembulan, agar para bintang dapat terlihat dan menemani nya di saat sepi menjemput.




Tetapi, mentari tidak pernah pergi disaat malam telah hadir. Ia tetap mengawasi sang rembulan dari kejauhan agar ia dapat bersinar dengan indah kala malam. Mentari akan terus berada disisinya, agar rembulan tidak pernah merasa takut ditinggalkan.






Sama seperti indahnya bunga sakura di musim semi, sama seperti kunang kunang yang akan bersinar terang kala malam. Mentari begitu mencintai rembulan seakan ia adalah sari kehidupan baginya.










Cinta mentari terhadap rembulan adalah cerita yang ku tulis dengan indah di atas putih, sama seperti sang mentari yang begitu mendambakan rembulan.










Aku mencintaimu seluas lautan.














Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

culun jaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang