CHAPTER 2

16 5 4
                                    

SEBELUM BACA KLIK BINTANG BOLEH?
BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT UPDETNYA...
TERIMA KASIH 🙏🏻

Happy Reading

Ina keluar dari ruangan penuh hawa bercinta itu dengan langkah yang terseok-seok dengan penampilan yang kacau. Kakinya melangkah pelan sembari matanya menatap kedepan dengan pandangan kosong.

Hari sudah sore. Sekolah pun sudah sepi hanya ada satpam dan petugas kebersihan. Mereka menatap Ina dengan iba. Siapa yang tak tau Ina? Ina sang budak Arsen. Satu warga sekolah pun sudah tau bahkan guru-guru tapi mereka tidak ada yang berani menegur Arsen karna kalau itu terjadi mereka akan dipecat dengan tidak hormat. Tidak dapat gaji sepeserpun. Tidak diterima di sekolah manapun. Karena selain cucu dari pemilik sekolah, papah Arsen adalah seorang politikus dan pegusaha ternama no 1 seAsia dan no 6 didunia.

...

Kenyataan pahit didapati lagi oleh Ina yang baru saja sampai dikontrakan. Wanita yang mempunyai kontrakan itu menagih biaya perbulannya. Ya tentu saja Ina yang tak punya uang untuk membayarnya.

"Maaf bu, bisakah ibu memberi saya waktu?". tanya Ina lirih.

"Kamu ini bagaimana sih? Kan sudah jatuh tempo!". bentak wanita pemilik kontatakan.

"Tapi saya benar-benar tidak punya uang sepeserpun, bu". jawab Ina

"Tidak bisa, bayar sekarang!".

Ina mendongakkan kepalanya "saya mohon bu...". lirih Ina menatap pemilik kontrakan itu.

Wanita pemilik kontrakan itu membeku menatap mata Ina yang penuh kesakitan dan kesedihan. Dan lihatlah wajah Ina yang kusut itu.

"Baiklah. Saya tunggu minggu depan". ucap wanita pemilik kontarakan.

"Terima kasih bu. Aku akan usahakan secepat mungkin". Ina membungkukkan kepalanya sopan.

Pemilik kontrakan tersebut pergi dari sana. Ina langsung masuk kedalam kontrakan.

Ina menutup pintu kontrakan dengan tatapan kosong. Dan menjatuhkan dirinya dengan keras dibalik pintu kontrakan.

"Hiks.."
Isakan itu kembali setelah Ina mati-matian menahan sedari tadi.

Hatinya sakit, hati dan batinnya sudah hancur lebur sekarang. Tangan mungilnya memukul dadanya yang sangat teramat sesak.

Raungan tangisan pilu memenuhi kontrakan kecil ini. Ina sangat sakit. Kenapa harus seperti ini? Kenapa harus harta berharganya? Ina lebih baik menerima pukulan seperti biasa diterima saat Arsen menindasnya daripada seperti tadi.

Dia kotor. Itulah pikiran Ina sekarang.

Ina menjambak rambutnya kasar dan berteriak melampiaskan sesak yang tak kunjung hilang dari dadanya.

Dia lelah menangis. Dia lelah hidup. Hidupnya sangat berat. Walaupun dia terbiasa dengan hidup seperti ini akan tetapi jauh dilubuk hatinya yang paling dalam ada keinginan hidup seperti orang biasa lainnya. Dia juga ingin bahagia.

...

Ina datang ke sekolah dengan menundukkan kepala seperti biasa. Dia seseorang yang tak punya teman. Dan siapa seseorang yang mau berteman dengan orang miskin sepertinya?

Brukk!

"Mampus lo cupu".

Suara gelak tawa memenuhi koridor. Ina terjatuh akibat dorongan seseorang. Ia mendongakkan kepalanya melihat siapa yang mendorongnya. Ternyata tiga orang siswi pembully. Satu siswi diantara pembully berjongkok menyamakan dengan Ina yang masih duduk akibat dorongan tadi. Siswi itu mencengkram dagu Ina dengan kuku berhiaskan kutek berwarna merah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAN I BE HAPPY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang