Part 20

500 22 2
                                    

Hai I'm back 🤗

Kalian tau cerita ini dari mana?

Pelan pelan aja bacanya 👌🏼

Pelan pelan aja bacanya 👌🏼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Dzaki menjalankan motornya, Meninggalkan ketiga temannya yang masih berdiri di sana. Dzaki melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata. Namun saat di tengah perjalanan tiba tiba saja ada sebuah mobil yang oleng ke arah mereka. Dan...

'BRAK.....

Mobil itu menabrak pembatas jalan, untungnya Dzaki sempat mengerem motornya sebelum mobil itu menabrak pembatas jalan. Banyak warga yang langsung mendekat ke lokasi kejadian untuk menolong dan melihatnya.

Dzaki kembali melajukan motornya, lalu berhenti di warung pinggir jalan. Ia merasakan tubuh Naila yang bergetar hebat dan tangan Naila yang mencengkram pinggangnya dengan kuat.

Dzaki turun dahulu dari motornya, lalu membantu Naila untuk turun, tubuh Naila masih gemetar.

" Duduk sini dulu " Dzaki menyuruh Naila untuk duduk di bangku dekat warung itu. Untungnya warungnya lumayan sepi, Mungkin orang-orang sedang melihat kecelakaan tadi. Sebab warung itu tidak jauh dari lokasi kejadian.

" Sebentar ya, tunggu sini " Dzaki berjalan ke warung untuk membeli minum dan roti, siapa tahu bisa membantu menenangkan Naila.

" Berapa pak? " tanya Dzaki ke pemilik warung.

" Totalnya dua belas ribu mas " Dzaki memberikan selembar uang berwarna biru.

" Kembaliannya Ambil aja pak "

" Ini kebanyakan mas? "

" Gakpapa "

" Terima kasih banyak mas, semoga tergantikan lebih banyak sama yang di atas "

" Aamiin "

Setelah itu Dzaki kembali ke Naila. " Minum dulu " ucapnya memberi air mineral ke Naila.

Naila pun menerimanya lalu meminumnya. " Ma-makasih kak " ucapnya setelah selesai minum.

Hening beberapa saat.

" Takut... " Cicit Naila menatap Dzaki.

Dzaki langsung memeluk Naila, merasakan tubuh yang gemetar itu perlahan membaik.

" Kenapa? " Tanya Dzaki lembut seraya mengelus punggung Naila.

Naila hanya menggelengkan kepalanya.
" Keinget Ayah " lirihnya.

Dzaki paham dengan keadaan Naila, karena Mamah dan Papah nya sempat memberi tahu tentang ini kepadanya.

" Tenang ya, ada Gue. Gak usah mikir macam macam " Naila mengangguk di dalam pelukan Dzaki.

NAILA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang