capek

160 22 1
                                    

Natha lagi capek banget. Gak ngerti kenapanya. Bukan capek fisik, Natha rasa dia capek mental. istilah anak zaman sekarang sih 'mentally exhausted'.

Semua yang Natha lakuin tuh bikin dia capek. Tidur aja gak tenang. Pulang ke rumah gak bisa jadi obatnya. Jordan juga belum bisa jadi obat penyembuh jenuhnya.

Rasanya Natha mau teriak aja, mau lari dari kehidupan yang sekarang, tapi kemana? Natha akhirnya cuman bisa ngelakuin kegiatan rutinnya. Kampus-rapat-kosan-kampus-rapat-kosan, selalu kayak gitu. Kalau ada waktu senggang, ia biasanya main sama temennya atau pulang kerumah. Jordan juga suka jengukin dia di kosan kok.

Tapi rasanya, semua itu kosong. Natha ngerasa kosong setelah semua kegiatan yang dia lakuin. Fisiknya belum capek, tapi pikirannya seakan-akan udah melalang buana entah kemana yang bikin dia lelah dan muak sama kegiatannya ini.

Mau cerita ke Jordan tapi dia bingung harus mulai darimana? Apa yang harus dia ceritain? Sebenernya dia sendiri tuh kenapa sih? Natha gak ngerti.

Sampai suatu ketika, Natha udah gak kuat. Malam-malam di kosan diisi tangis pedih, berbanding terbalik waktu dia lagi ngampus, senyumnya secerah matahari tapi tatapannya kosong.

Kayak malam minggu ini, yang biasanya diisi dengan jalan-jalan ngelilingi Kota Bandung sama temennya, Natha malah meringkuk sendiri di kosan. Tangis nya pecah, udah gak bisa ia bendung lagi dari siang tadi.

Belasan pesan dan telpon dari teman-temanya, Jordan dan orang tuanya, ia acuhkan. Kepalanya berdenyut sakit, pikirannya berkecamuk. Nafasnya sedikit tersenggal karena tangisnya yang tak kunjung berhenti.

Natha lagi mengalami ketakutan yang luar biasa. Tapi dia sendiri masih gak ngerti, apa yang ia takuti?

Natha mencoba menenangkan dirinya, mengambil handphone untuk mendistraksi pikirannya. 'Mungkin bermain game bisa sedikit menghibur,' pikir Natha.

Baru saja Natha mulai memainkan gamenya, tiba-tiba Jordan menghubunginya. Natha ragu, kalau dia mengangkat telponnya Jordan pasti khawatir mendengar suaranya yang sengau, kalau gak di angkat Jordan pasti lebih khawatir lagi! Soalnya dia udah nelpon Natha 10 kali.

Akhirnya Natha mengangkat telpon itu, ia terdiam. Menunggu Jordan bersuara.

"Natha?"

Natha masih terdiam, belum berani membuka suaranya.

"hey sayang? are you okay?"

Natha bisa merasakan kekhawatiran Jordan disana. Suara Jordan sedikit bergetar dengan napas yang tidak teratur. Sebisa mungkin Natha menenangkan diri dan menjawab Jordan.

"Hey, i'm here"

Terdengar helaan napas penuh kelegaan di sebrang sana. Jantung yang awalnya berdegup kencang perlahan mulai kembali ke ritmenya.

"Kamu lagi dimana by?"

"Kosan ka"

Natha cuman jawab seperlunya, takut Jordannya makin khawatir. Tapi percuma, Jordan udah panik banget ngedenger suara Natha yang bergetar dan menahan tangisnya.

"Aku ke sana ya? Udah deket kosan kamu nih"

Natha bingung, kalau Jordan ngeliat keadaannya pasti pacarnya itu nyuruh dia pulang kerumah dulu buat nenangin diri. Natha gak mau. Dia gak mau liat orang tuanya khawatir.

"Nat, aku depan kosan kamu"

Terlalu lama berpikir, Natha jadi gak sadar kalau Jordan udah sampe kosan dia. Tanpa membalas Jordan, dia berjalan ke kamar mandi dan mencuci mukanya, dan segera membuka pintu untuk Jordan.

Pintu kosan terbuka. Yang pertama kali Jordan lihat, Natha yang menundukan wajahnya dengan rambut yang berantakan. Tanpa pikir panjang, Jordan menarik Natha ke pelukannya, mengusap pelan kepala dan punggung kecil itu, sedikit menyisir rambut halus tersebut untuk melihat wajah ayu pacarnya.

Natha terisak pelan, meremas ujung baju yang Jordan kenakan dan menariknya masuk ke dalam kamar. Jordan mengunci pintu tersebut sambil terus memeluk Natha.

"Ssshhh gak papa sayang, gak papa, ada aku disini", bisik Jordan sambil membawa tubuh Natha ke kasur dan memangkunya.

Isaknya makin keras. Natha cuman bisa nangis tanpa bercerita. Ia merasa aman dipelukan Jordan, tapi belum siap untuk mengeluarkan keluh kesahnya.

"Cantiknya ka ikal kenapa hm?"

"Engga hiks..."

Jordan mulai paham apa yang dirasain Natha. Capek tapi gak mau ngebebani orang lain.

"Ka ikal...Gak papa ka, aku sendiri aja dulu. Ka ikal kan lagi skripsian kan?"

Jordan yang denger itu kesel. Natha lagi ngerasa capek kayak gini gak mungkin Jordan tinggal. Jordan gak mau biarin cantiknya ngerasa kesepian.

"Udah beres barusan, ka ikal sekarang maunya sama kamu. Kamu kenapa yang? Mau cerita?"

Natha ragu, dia juga ga ngerti mau cerita apa ke Jordan.

"Mau telpon aji? ibun? atau papa?" Tanya Jordan sambil mengusap-usap mata bengkak Natha.

Natha menggeleng pelan, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jordan.

"Mau ka ikal aja"

Jordan mengangguk, mengeratkan pelukan mereka. Berharap si cantik bisa tenang sedikit di pelukannya.

"Ka Ikal..", suaranya lirih setelah beberapa lama terdiam, walaupun ia sudah sedikit tenang tapi masih ada hal yang mengganjal di pikirannya.

"Hng? kenapa?" Jordan masih mengusap pelan punggung Natha, dan sesekali mengayunkan badannya seperti menimang anak kecil.

"Aku...aku capek", hanya itu. Hanya kalimat itu yang Natha pikir bisa menggambarkan keadaannya secara keseluruhan.

Jordan mengangguk, dan mengusakkan hidungnya pada pucuk kepala Natha, menggoyakan badannya perlahan seraya berbisik,

"Gak papa, aku temenin ya istirahatnya? Gak salah buat berhenti sejenak, gak salah buat ngerasa capek, kamu manusia bukan robot, sayang."

Ia kecup perlahan pelipis Natha, sambil terus mengusap punggung rapuh itu.

"makasih ka..", perlahan kedua mata cantik itu terpejam, nafasnya mulai teratur, degup jantungnya mulai normal. Jordan, semakin ingin merengkuh dan melindungi dunianya.

Kadang, disaat kamu merasa capek, kamu sudah tidak sanggup untuk berlari, gak ada salahnya buat jalan santai atau duduk sejenak. Gak ada salahnya buat bergantung sama orang lain, dan... Gak ada salahnya buat nerima pelukan dari yang terkasih.



















wah akhirnya aku update t_t
semoga hari kalian cerah terus ya! makasih ollllllll <<33

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Orbit - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang