I

134 1 0
                                    

Nafas masih tersengal-sengal. Ciuman bukan sekadar melumat tapi saling menggigit bibir dan lidah. Aku ikuti ritmenya yang sedang meremas payudaraku dan menekan belakang leherku. Tanganku menjambak rambut legamnya. Saat tangannya mulai memasuki tanktopku, dengan cepat membuka bra dengan satu tangannya lalu menggerayangi tubuhku. Tangan hangatnya yang besar itu semakin turun ke dalam hotpants maka aku ikuti dengan meremas pelan penisnya. Dia mengerang. Kami mendesah. "Kamu sangat sexy, sayang. Bolehkah aku menjadi yang pertama?" tanyanya dengan suaranya yang semakin serak dan bass. Aku mengangguk cepat dan menjawab, "tentu saja."

Dia memasukkan jemarinya ke dalam hotpantsku. Rasanya geli sehingga tanpa sadar aku mendesah. Dimainkannya jari telunjuknya di klitori* lalu masuk perlahan sambil digesek-gesekkannya. Ia tidak berhenti mencium bibir, leher dan telingaku. 

Lihai. Ternyata benar, jam terbangnya sudah tinggi. Rasa insecure menyusup padaku tapi kutak mau kalah. Aku akan buktikan gadis baru mencoba ini pun ahli selayaknya leo yang terkenal penuh birahi. Aku masukkan tanganku ke dalam celananya. Penisnya sudah mengeras. Pantas sejak kami netflix-an sambil cuddling, kurasakan ada yang membesar di pantatku. 

Aku meremas perlahan. Ternyata ukurannya tidak begitu panjang tapi termasuk besar. Aku tidak sabar mencicipinya di mulutku maka aku segera menghempas tangannya. Aku menuruni badannya sembari menciumi dadanya. Kaos hitamnya kubuka. Dia menjambak rambutku dan kubalas mencekik lehernya. Bukannya kesakitan tapi ia malah mendesah semakin besar. Aku menyukai ini. Aku cium panggkal penisnya lalu menjilati batang itu. Dari kedua telur di bagian bawah ku emut satu per satu lalu kujilat sampai ke atas. Barulah aku masukkan semua ke dalam mulutku. Keluar, masuk, keluar bergantian sambil aku mainkan lidah saat penisnya di dalam mulutku. Desahannya semakin keras dan wajahnya bertambah tampan saat aku blowjob begini. Dia menekan kepalaku dan menjambak, berusaha mengendalikanku tapi aku tidak suka. Jadi aku tepis tangannya dan menahan tangannya dengan kedua tanganku. Penis ini milikku seorang malam ini.

"Kamu beneran belum pernah hs?"

"Iyalah. Kalo ga percaya yowes. Aku udah bilang kalo cuma petting ga lebih selama ini. Itu pun sama satu orang aja," jawabku ketus. Ya iyalah aku seakan ga dipercaya olehnya. Dia yang sudah tinggi jam terbangnya mengintimidasiku. 

"Aku bukannya ga percaya. Hanya memastikan, sayang. Kamu jago banget blowjobnya..," ucapnya berusaha menjaga perasaanku.

"Kan aku udah bilang kalo aku sering latihan saat nonton bokep. Aku biasa latihan pakai pisang, sosis, es krim gitu loh."

"Iya sayang iya. Latihanmu beneran berbuahkan hasil ya hahahaha." Kami berciuman makin intim. Tangannya tidak berhenti. Dimainkannya kedua gundukanku yang semakin mengeras. Aku imbangi dengan memainkan penisnya menggunakan tanganku.

"Gantian!" perintahnya setelah hampir sepuluh menit. Dia menibanku sambil menggesekkan penisnya di vaginaku. Perlahan dia menuruni tubuhku sambil menjilati payudara dan sekujur tubuhku. Lidahnya tiba di selangkangan. "Basah banget, aku suka." Apakah ini yang dinamakan nikmat duniawi?

Baru pertama seumur hidupku kurasakan nikmat ternikmat. Saat bermain sendiri memang aku bisa menjamah tubuhku sesuai yang kuinginkan. Aku sudah mengenali tubuhku mau apa jadi nikmat itu bisa kurasakan. Namun ini rasanya beda. Saat ada seseorang yang treat you maka nikmatnya baru ini kurasakan. "Gimana sayang?" tanyanya dengan suara serak. "benar kan yang kubilang lebih nikmat aku yang mainin daripada kamu main sendiri."

"Ii--iya ena banget!" aku terengah menjawabnya. Aku menjabak rambutnya terus sambil menggelinjang. Bukannya berhenti tapi dia menjilat semakin dalam dengan sesekali menggigit pelan. Seakan-akan liangku sebuah gua yang harus dia jelajahi, setiap bagian dijilatinya. Aku mendesah teramat keras. Aku merasa hangat.

"Kamu keluar." dia mencium keningku.

"Orgasm?" tanyaku berusaha mengatur nafas.

"Iya sayang. Nikmat yakan?"

"Iyalah!"

"Aku boleh masukin sekarang? Kayaknya bawahmu udah siap banget," tanyanya yang kujawab dengan anggukan mantap.

Dia menidurkan tubuhku ke posisi lebih nyaman. Dia sanggahnya kepalaku dengan bantal. Kami berciuma* semakin dalam. Gesekannya semakin cepat. hup.

Air mata menetes dari kedua mataku. Rasa sakit menjulur ke sekujur tubuhku. "Sakit ya sayang?" tanyanya lembut tanpa mengeluarkan pangkal penisnya. Aku hanya membalas dengan anggukkan. Perih. Ngilu. Janggal. Beberapa detik kemudian, dia memasukkan semua batang penisnya. Dia maju mundurkan tubuhnya. Aku hanya terkapar. Rasa sakit itu berangsur hilang berganti kenikmatan. "Udah ga sakit kan?"

"Iya..."

Dia mengeluarkan penis itu. Ditunjukkannya darah yang membalut penisnya. Selain itu kulihat seprai putih hotel bergelimang darah. Memang tidak banyak seperti yang digambarkan film bokep tapi lumayan jelas. "Beneran masih perawan ternyata kamu ya."

"Udah kubilang berkali-kali, aku ga suka diksi perawan. Itu hanya buatan patriaki. Kenapasi dibahas terus."

"Maaf sayang. Aku excited karena baru pertama kalinya aku sama seseorang yang baru pertama ngewe. Aku senang dan bersyukur karena jadi yang pertama bagimu. Mana kamu enak banget dan ngenakin banget lagi. Terima kasih banyak ya mau jadikan aku yang pertama," ucapnya dengan mata berbinar. Aku melihat ketulusan di matanya. Dia mencium keningku lebih lama. "aku sayang kamu. Ternyata aku udah sayang kamu. Gimana kalo kita pacaran aja kalo memang kamu pun mulai sayang samaku?"

"Iya sama-sama. Aku gatau perasaanku ke kamu gimana. Aku ga paham udah sayang kamu atau belum."

"Kamu mau pacaran atau FWBan aja?"

"Pacaran yang open relationship aja gimana?"

"Setuju! Oke kita resmi pacaran ya. Aku janji sekalipun nanti kamu dan aku berjarak, LDR tapi bakal samperin kamu."

"Iya iya."

Akhirnya setelah 22 tahun menjomblo, Wasti Ahiyawa Chesy punya pacar. Lebih gilanya lagi aku berpacaran dengan lelaki yang kutemui dari dating apps dan kami sudah having sex. Dia bernama Legion Suryawan tahun ini usianya 37 tahun. Sebenarnya aku agak kaget pas baca namanya di profile bumble. Legion itu sekelompok roh jahat di dalam Alkitab. Entah apa yang merasuki orang tuanya memberinya nama tersebut. Dari perawakannya yang berewokan, tinggi, berbadan kurus, rambut ikal legam dengan mata yang tajam ya memang agak mirip roh jahat. Terbukti aku mau mencicipi kenikmatan duniawi dengannya padahal baru kenal dua minggu. Dua kali ketemu sambil minum kopi, 3x video call, sekali video call sex dan tidak terhitung teleponan berapa kali. 

"Wasti sayang," panggilnya lembut. Aku tersadar dari lamunanku. "Ronde kedua, gas?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang