Lampu merah

7 0 0
                                    

"Harlen!"

"Tolong jangan datang dimimpi gue terus"
  
◇♡◇♡◇♡◇

Akan terasa sangat indah jika suasana kelas damai tanpa adanya kicauan suara para murid kelas lainnya,itulah yang Harlen inginkan sekarang,merasa tenang dan fokus melanjutkan tugas terbaru yang diberikan guru.

"eee buset dah itu si Harley napa udah ngerjain tugas yang tadi?"

"Pacarin aja dah tu tugas"

Lagi dan lagi Gio mengoceh.

"ya udah sihh terserah dia ngurusin banget hidup orang lo" sekarang Kanendra berdiri dan menghampiri Gio yang sedang duduk diatas meja persis disamping meja Harlen,

"Lo kenapaa sensi banget si dra,gue kan cuman becanda!" Gio mengangkat tangan mengisyaratkan bahwa ia tidak mau ada perdebatan apalagi sampai main fisik

"Tapi becandaan lo bikin orang ga nyaman!"

Harlen yang mulai terganggu dengan keributan mereka melepas earphone yang ada ditelinga nya,

"Bisa ga si kalian diem,ganggu!"

Sontak seluruh penjuru kelas terdiam dan mengarahkan pandangan mereka semua ke arah Harlen,bagaimana tak terkejut Harlen orang paling pendiam,cuek dan ambis berdiri dan ngomong dihadapan mereka secara langsung,wah sebuah sejarah baru bagi teman temannya. Harlen mengabaikan mereka dan memilih memasang earphonenya dan duduk kembali mengerjakan tugas.

Kanendra dan Gio yang berada persis disamping Harlen memilih duduk kembali ke bangku mereka.

                        ◇♡◇♡◇♡◇♡◇

Ujian selesai,kini bel istirahat berbunyi nyaring diseluruh penjuru sekolah,bisa dilihat dari muka muka anak anak kelas yang baru saja selesai mengerjakan soal matematika yang susahnya minta ampunn deh.

Harlen yang istirahat memilih ke perpustakaan mencari buku yang hanya tersisa 3 dari sekian banyaknya,yaitu buku latihan soal matematika.

"Harlen cantik ya" dilihatnya Harlen jalan sendirian menuju perpustakaan yang melewati kantin terlebih dahulu,Farel si ambisius kedua setelah Harlen,

"Yaelah lo baru sadar,bukannya lo sering ketemu dia buat briefing lomba,dll"
Sahut Bintang,

"Iya, tapi cantik nya dia suka kadang muncul kadang kagak,sesuai situasi"
Farel menaikkan satu alisnya

"Btw nih,nendra lo diem diem aja,sariawan lo?" goda Bintang,masih saja  Kanendra diam dan menatapi mangkuk mie ayamnya.

"Heh ! lo kesrupan apa gimaneee?"  Bintang menepuk pundak Kanendra sedikit lebih keras dari biasanya

Tanpa bersuara Kanendra pergi begitu saja meninggalkan Farel dan Bintang,

"Yaelah pake ngambek segala dah tu bocah,alay banget dah!" Bintang melanjutkan memakan mie ayam milik Kanendra yang memang belum dimakan sebelumnya.

Harlen duduk di sudut pojok perpustakaan tepatnya dibawah ac,anaknya emang gampang gerah.Ia mulai membuka binder khusus matematika,

Dan Kanendra justru menyusuri tiap sudut,tengah,belakang perpustakaan untuk mencari buku yang dipinjam Harlen,tapi sangat disayangkan buku itu soldout dipinjam murid lainnya,sepertinya modus kali ini kurang berhasil.Sedikit beruntung Kanendra menemukan keberadaan Harley yang sedang fokus dengan katihan soal.

"Sorry tentang yang tadi di kelas"

Kanendra berdiri didepan meja panjang perpustakaan sambil sedikit menunduk dan berbisik ke arah telinga Harlen.

Harlen yang lelap difokusnya kaget melihat kehadiran Kanendra dihadapannya.

Harlen justru mengabaikannya dan melanjutkan mengerjakan latihan soal,Kanendra tersenyum masam menerima sikap Harlen yang memang sudah diperkirakan Kanendra.Tapi masih kekeh aja buat nyoba.
                          ◇♡◇♡◇♡◇♡

"Nongkrong ga nihh entar,malem sabtu niih?"

Bintang mendatangi Farel dan Kanendra yang saling memamerkan aksesoris baru dimotor mereka masing masing,

"Gaada hubungannya bin!" Farel melempar kunci motornya ke arah Farel dan ditangkap dengan sempurna.

"Wahhh lo pinter pinter pikirannya kurang luas bang,emangnya nongkrong malem minggu doang,yeee aneh lo!"

"Diliat liat lo murung mulu dra,sumpek gue liat muka lo" sewot juga ni si Bintang

"Gue duluan ya,ditelfon kakak gue suruh jemput ke kampusnya" Kanendra mulai menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu tanpa berpamitan.

Kalau dipikir persahabatan mereka emang ga seharmonis yang dilihat secara nyata,tapi mereka tulus dan selalu ada buat satu sama lain kalo ga tulus mereka gaakan bertahan dari mulai mereka orok sampe sekarang sma.

                        ◇♡◇♡◇♡◇♡◇♡

"Harlen ada jadwal les hari ini?"
Tanya supir Harlen

"Gaada Pak langsung pulang aja"

"Okes siap"
Mobil menancap gas dan segera menuju kerumah Harlen,ditengah perjalanan Kanendra terpaksa berhenti dilampu merah terlama disekitar area sekolahnya,padahal Kanendra termasuk orang yang jarang kena lampu merah,dia selalu hoki kalau lewat situ.

Dibukanya kaca helm karna merasa gerah dengan cuaca hari ini yang panasnya serasa dioven.
Dan diwaktu itu juga,secara bersamaan Harlen ingin melihat tanda lampu merah yang tidak begitu terlihat dari dalam mobilnya,terpaksa ia membuka jendela  mobilnya,sontak mereka berdua bertatapan kurang lebih 0,3 detik lah.

Kanendra yang berhenti persis disamping mobil Harlen lantas langsung salah tingkah dan tersenyum manis ke arah Harlen,

"Gajelas" lirih Harlen sedikit keras.

Harlen menutup jendelanya kembali,Kanendra yang merasa iba dengan perlakuannya sendiri langsung menancap gas motornya sekencang mungkin,gimana ga malu coba.Udah dicuekin dikatain lagi ibarat kata udah jatuh tertimpa tangga lagi.
*Haduhh kayaknya tingkat kepedean Kanendra memang harus dikurangin nih

                     
=









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

a Journey of feelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang