BAB 2

5 0 0
                                    

#flashback

"Al. Kita mampir ke Abadi Futsal dulu mau nggak?" tanya Abi di motor saat kami sedang menuju perjalanan pulang, selesai mencari bahan untuk Prakarya.

"Mau ngapain?" balasku dengan suara sedikit keras agar Abi bisa dengar.

"Gue mau ngasih sesuatu ke temen gue. Mau ya? Bentar aja, kok." suara Abi terdengar memohon. Akhirnya aku menjawab iya.

Sekitar sepuluh menit kemudian kami sudah sampai di Abadi Futsal. Tempatnya ramai sekali. Mayoritas yang datang kaum laki-laki. Hanya ada beberapa perempuan yang aku lihat disana. Mungkin mereka sedang menunggu pacarnya main futsal, ya. Pikirku.

Abi bergegas menghampiri temannya yang dimaksud. Kebetulan teman Abi sedang istirahat di podium paling atas. Aku mengikuti Abi dari belakang. Abi sudah naik ke podium duluan, sementara aku menunggu Abi di kursi yang ada di dekat lapangan. Agak risih juga karena banyak laki-laki yang sedang istirahat. Ketika aku ingin duduk, tiba-tiba.. "Eh." Abi menarik lenganku, lalu membawaku ke podium paling atas.

"Duduk di sini aja, Al."

"Iya."

"Oh, ini....." tiba-tiba Ali membekap mulut temannya saat orang itu sedang bicara.

Teman Abi melihat ke arahku. Aku langsung menganggukkan kepala sebagai tanda salam. Entah kenapa Abi tiba-tiba menahan temannya itu untuk bicara. Aku tidak terlalu peduli juga. Aku duduk agak jauh dari Abi dan temannya. Agar Abi dan temannya punya ruang untuk bicara.

Tanpa sengaja aku melihat Abi mengambil amplop coklat dari tas selempang yang ia pakai lalu diberikan pada temannya itu. Tak tahu isinya apa. Aku pun langsung mengubah pandanganku melihat ke arah lapangan.

Abi menghampiriku. "Yuk, Al."

Aku berdiri. Kami pamit pulang kepada teman Abi. Tomi namanya. Tadi aku dengar Abi menyebut nama temannya itu saat pamit pulang.

"Al. Lo nggak nanya tadi gue ngasih apaan?" tanya Abi sambil memberi helm padaku.

"Ngapain juga. Itu kan urusan lo."

"Siapa tau lo penasaran."

"Itu bukan barang yang macam-macam, kan?"

"Ssssttt... Jangan sembarangan kalau ngomong."

"Abisnya mencurigakan juga."

"Nanti gue ceritain, deh."

"Gue nggak minta lo untuk cerita, Bi. Haha."

"Sialan."

Seketika kenangan itu lewat begitu saja saat aku melewati Abadi Futsal saat pulang kerja. Kejadian yang sederhana bahkan tidak ada penting-pentingnya, tetapi selalu aku ingat setiap kali aku melewati Abadi Futsal.

Tempat futsal itu sudah banyak perubahan. Tempatnya semakin bagus dan nyaman. Ada Café nya juga sekarang. Hebat, sih karena masih bertahan sampai saat ini.

***

"Al, makan dulu." panggil Ibu dari luar kamarku.

"Iya, Bu. Bentar lagi." sahutku.

Tidak sampai lima menit aku sudah duduk bersama Ibu di ruang makan. Makan malam kali ini hanya berdua. Ayahku harus pergi ke Bandung karna pekerjaan.

"Al."

"Hm?" jawabku sambil mengunyah makanan.

"Abi tinggal di Jakarta lagi memangnya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A & ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang