Dia bisa dipanggil dengan nama apa saja. Asal jangan nama yang maknanya buruk, semua orang tahu itu.
Malam ini, dia duduk di teras rumahnya dan hanya seorang diri. Hujan, dingin, tapi tidak peduli karena diam-diam dia menyukai hal itu.
Ia menengadah, melihat ruang gelap tak terbatas yang sejak dulu menjadi kesukaannya itu. Melupakan fakta bahwa dia takut dengan apapun yang tak ada batas maupun ujungnya.
Harap-harap ada yang melihat objek yang sama pada waktu yang bersamaan pula. Ada banyak manusia di Bumi, tapi harapannya tidak pernah lepas dari orang yang hingga saat ini masih menjadi penghuni pikirannya.