Pada penasaran dengan sambungan part sebelumnya? Sengaja author buat penasaran *plak! Biar enggak pada penasaran baca nih.
.
.
.
."Perjanjian ketiga dan keempat, akan kuberitahu jika kau mengikutiku!" katanya dengan tegas.
"Kemana lagi Mr. Hot?" dalam hatiku, 'Tuhan, rasanya ingin muntah memanggilnya dengan Mr. Hot'.
"Ke apartemenku baby!" dengan alis terangkat dia mengatakannya. Tiba - tiba dia menarik tanganku, membuatku terjatuh kedalam pelukannya. Badannya sangat mehangatkan dengan bau sexy yang menguar dari tubuhnya.
"Ingin melanjutkan yang lebih dari ini baby?" tanyanya dengan suara serak yang terdengar seksi di pendengaranku.
'Oh God, kenapa pikiranku kotor mulu sih dekat dengannya?" batinku. Aku tersadar, aku masih berada dipelukan pria ini. Dengan kuat aku melepaskan pelukannya. Membuatku...
Gubrak!
"Baby, makanya bagusan kupeluk saja!" katanya dengan prihatin sambil menatapku. Ia mengambil ponselnya dan tiba - tiba memfotoku. Ia menunjukkan gambar hasil jepretannya dan terlihat sangat konyol.
Seorang gadis yang masih menggunakan pakaian sekolah. Dengan keadaan diatas karpet. Kaki kanan yang berada disofa dengan rok yang turun sampai pertengahan paha. Foto itu benar - benar membuatku malu. Dengan wajah merah aku menatapnya dan langsung terdengar suara ketawa yang keluar dari mulutnya.
'Shit, aku baru ingat hari ini aku tidak menggunakan short!' dengan malu aku menutup rapat kakiku. Dan bangkit dari posisiku sambil menduduki kembali sofa empuk.
"Percuma kau menutup rapat kakimu, aku sudah...." dengan berbisik ke telingaku.
"Sudah apa?" tanyaku dengan panik dengan muka yang mulai merona merah.
"Sudah melihat paha mulusmu!" jawabnya dengan cengiran lebar.
'Terimakasih dia tidak melihat itu ku!" sambil memejamkan mata aku merapalkan kata - kata itu dalam hati.
"Mari kita ke apartemenku!". Dia melingkarkan tangannya ke pinggangku dan membawaku ke tempat parkir.
Ketika aku didepan mobilnya. Dengan cepat aku mulai menyodok pinggangnya dengan tanganku. Sambil menjulurkan lidahku, aku berlari memasuki mobilnya dengan cepat.
"Dasar bocah SMA!". Dia pun berjalan memasuki mobil, sampai didalam mobil dia menjewer telinga indahku.
"Rasakan balasannya bocah cilik!" sambil menertawaiku.
Jewerannya dikupingku tidaklah sakit, tapi mampu membuat kupingku merah akibat goncangan jantung ini. Aku pun membalas dengan menggelitikkan pinggangnya. Dia ketawa sampai meneteskan air matanya. Tidak mau kalah, dia pun membalasku. Membuatku tertawa kuat dan mencoba membalasnya kembali. Peristiwa ini membuat kami saling menggelitik dan tertawa dengan kencangnya yang bisa memecahkan gendang telinga. Aku sudah lelah dan memberhentikan gelitikannya, dia pun juga melakukan hal yang sama. Posisi kami hanya berjarak beberapa inchi, terasa nafasnya yang menggelitik wajahku. Aku menatapnya dan dia juga menatap dalam mataku. Wajahnya semakin mendekatiku dan dia mencium sudut bibirku.
'Kampret, dia merebut first kiss- ku!" batinku, dengan refleks aku memukul punggungnya. Yang membuat kejadian fatal, yaitu dia menimpaku tepat diatas. Dengan seringainya dia menatapku dengan intens. Dan mengelus rambutku.
"Kamu sangat cantik, baby!" sambil membelai pipiku, membuat pipiku semerah tomat. Sayang ini hanya sekian menit, tiba - tiba ia bangkit dan meletakkan bokongnya diposisi semula.
"Kurasa karena sudah terlalu malam, mari kita menuju apartemenku," dia pun menyetir dengan wajah tenangnya dengan keringat yang menghiasi keningnya. Tetapi, dia terlihat sangat hot bagiku.
'Dia meracuni pikiranku!' sambil aku menepuk jidatku.
"Jangan memukuli jidatmu bocah, kasian bagusan aku memukulinya dengan bibirku!"
"Dasar Mr. Mesum!" jawabku dengan mencubit lengannya yang terasa sangat keras.
"Mending, kamu bocah pembatin. Yang kerjaanya ngomong dengan diri sendiri!" sambil memukul kepalaku dengan lembut.
"Mr. Mesum!"
"Bocah pembatin!"
"Mesum!" teriakku dengan kencang dikupingnya
"Pembatin!" teriaknya mengalahiku
Terjadilah adegan sahut - sahutan dengan teriakkan yang memekakkan telinga. Adegan ini terus bergulir selama perjalanan tanpa berhenti. Yang berakhir membuat suaraku agak serak. Seperti serak ketika orang terkena batuk parah.
"Sudah sampai bocah pembatin di apartemenku. Jadi, berhentilah berteriak! Karena aku tidak mau menjadi pusat perhatian yang penyebabnya karena kamu baby!" sambil menunjukkan tangannya kearah mukaku dengan lantang.
"Aku pun juga tidak mau!" sambil berjalan mengikutinya. Kami berada dilift yang menuju lantai 20.
"Bagus bocah cilik!" sambil menunjukkan jempolnya kebawah.
"Kau seperti tidak ikhlas memujiku!" kataku dengan kesal sambil menggembungkan pipi.
"Kau membuatku gemas melihat pipimu!" sambil mencubit kedua pipiku.
Aku merasakan desiran dihati dan goncangan yang melanda jantungku. Kurasakan mukaku mulai bersemu merah. Aku mencoba menatapnya.
Tanpa kusadari pintu lift perlahan mulai terbuka di lantai 20. Posisiku dengan dia masih seperti semula. Dia mencubit kedua pipiku dengan tersenyum. Dan aku hanya menatapnya dengan pipi yang bersemu merah.
"Zalfair?" seorang wanita menyerukan nama Mr. Hot. Ketika kutatap wajahnya sangat pucat. 'Sebenarnya ada apa ini?' tanyaku dengan bingung didalam hati.
.
.
.
Semoga kalian pada menikmati ceritaku. Kalo kamu ada saran komen ya. Jangan lupa untuk vote jika kamu suka! Xoxo
YOU ARE READING
Hilarious
RomanceTerlahir hanya untuk sebagai pemain sandiwara dunia membuat Echi mulai lelah. Mencoba mengendalikan dunia yang tak mampu digapainya. Jangankan mengendalikan dunia, menjadi orang pengaruh saja tak bisa diraihnya. Ketika suatu kesempatan terbuka terny...