l

2 0 0
                                    

"k-kapten?" suaraku bergetar akibat serangan yang hampir mengenaiku tadi. namun kapten levi terlebih dahulu menikam perut salah satu anak buah kenny itu dengan pedang.

"kau ingin terus berbaring disitu, bocah?" balasnya dengan tatapan tajam, aku sudah biasa akan itu.

dengan sekuat tenaga yang ada, aku berdiri dan menyusul di belakang kapten.

"kau terus-terusan menyelamatiku, terimakasih kapten." kataku disela kami mencari jalan keluar menuju eren yang dirantai.

"bodoh, kau bergantung kepadaku?" ia kembali mengeluarkan kalimat pedasnya. dengan cepat aku menggeleng.

"bukan begitu maksudku kapten, aku hanya merasa beruntung, tanpa disengaja kau sering berada di sekitarku bila aku sedang kesulitan."

kapten levi tak menghiraukan perkataanku barusan. mata tajamnya terus mencari celah dimana kami dan tim bisa menyusup.

aku mengerti kalau kalimat tersebut seharusnya tidak ku keluarkan di situasi seperti ini, aku takut kapten kesal.

"maaf kapten, aku mengatakan itu tanpa melihat situasi." ucapku sambil tertunduk. entahlah, mungkin hatinya terlalu keras untuk menjawab itu, seperti bebatuan yang kuinjak saat ini.

"itu bukan tanpa sengaja." kapten levi menoleh sesaat ke arahku, lalu mencari anggota tim yang lain dan memanggil mereka. "oi! kemarilah."

aku terdiam seribu bahasa. tanpa sengaja? maksudnya?

eunoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang