| T I G A |

135 20 0
                                    


Seperti kata pepatah, kau tidak seharusnya merasa aman di tempat paling tenang.

"Kau tidur bersama mereka lagi?" Bahkan tidak perlu menyapa, Jeongguk. Alpha itu semakin tidak punya sopan santun pada sang presiden.

Taehyung menurunkan kacamata, pena di tangannya dia letakkan sembarangan. Berkas di tangannya kini sudah tidak menarik. "Apa itu penting?" tanyanya setenang biasa. Ayolah, sudah berulang kali mereka melakukan hal tersebut. Itu perjanjiannya.

"Kenapa kau tidak menghubungiku, Tea?" Jeongguk mendekat, sangat dekat dan tiba-tiba saja sudah meniadakan jarak keduanya.

Taehyung yang duduk di pinggir jendela perancis kesayangannya tidak bisa kemanapun, si besar Jeongguk itu mengurungnya dengan sengaja.

"Kenapa harus aku menghubungimu?" Taehyung sendiri bingung, kenapa mereka selalu saling melempar Tanya tanpa saling menjawab?

"Karena itu perjanjian kita."

Ah, perjanjian kita.

"Jadi?"

"Apa mereka yang melakukan ini juga?" Taehyung mengelak saat Jeongguk menyentuh memar di ujung bibirnya. Tidak ada jawaban untuk pertanyaannya─lagi- Taehyung hanya mengelak sembari menatap tajam mata Jeongguk. "Apa maumu?"

"You, always you."

Dan Taehyung tak lagi bisa berkata apapun perihal mereka, dan apa yang tengah mereka mainkan sekarang.


][][


Taehyung mengenal Jeongguk hampir satu dekade lamanya, sejak bocah itu bersama adiknya secara tak sengaja terlibat baku hantam antar bocah.

Lumiere, eight years ago.

"Kalian harus meminta maaf pada adikku!" Taehyung, bocah berusia sepuluh tahun itu berdiri kokoh melindungi adiknya yang menahan tangis di belakang.

"Dia yang harus minta maaf pada kami!" adu anak lain berwajah kotor─entah kenapa.

"Mereka menumpahkan bekalku! Mereka membuat Jeongguk jatuh! Mereka juga tertawa! Taehyung harus memukul mereka untukku!" diiringi tangis, disertai ucapan kacau, Taehyung tahu dia harus apa. Ya, dia harus menatap tajam tiga dari mereka yang sudah tampak babak belur. Oh, mungkin karena bocah lain bernama Jeongguk yang ada di samping adiknya. "Cepat minta maaf!"

Tiga anak yang jauh lebih besar itu tak suka, geraman marah hadir karena perintah kasar Taehyung. Namun siapa yang tidak mengenal Taehyung. Bocah berumur sepuluh tahun itu jauh lebih menakutkan karena berbagai sebab yang jelas sangat diketahui semua orang di Lumiere.

"Maaf." Serempak, dengan kepala menunduk, menyembunyikan wajah merah menahan kesal juga malu. Selanjutnya tiga bocah itu sudah berlari tanpa menunggu permintaan maaf diterima.

"Hey!" gadis kecil itu berteriak tak terima, dan Taehyung menghela napas dalam sebelum mengusap lembut puncak kepala adiknya. "Apa kau terluka?" Tanyanya penuh perhatian.

"Bukan aku yang terluka, Jeongguk yang terluka, dia terjatuh keras sekali."

Jeongguk? Oh, bocah yang sedari tadi diam di belakang adiknya. Bocah kurus itu teman baru adiknya hm?

"Taehyung harusnya memukul mereka! Kenapa membiarkan mereka lari! Aku tidak menyukainya!"

Tanpa disengaja Taehyung mengabaikan ocehan kesal sang adik, perhatiannya kini terpaku pada sosok lain yang tak pernah dia lihat di manapun coba dia mengingat. Taehyung hafal setiap orang yang pernah dekat atau barangkali hanya lewat, dia tahu setiap murid yang ada di Lumiere. Namun, tidak dengan bocah ini.

CLASS OF PRESIDENT [KookV] PDF ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang