Manusia Kelelawar

187 40 16
                                    

🦇 Asmara Terlarang 🦇
      part 2

Aku terhempas dan cukup ngilu karena sakit yang dirasakan. Masih belum bisa membuka mata juga tangan yang terikat. Dimana saat ini akupun tidak tahu dan sepertinya tidak ingin tahu, merasa ada kepingan yang mulai luluh karena rasa takut yang cukup mendera.

Sampai akhirnya ada sesuatu seolah membuka ikatan tali perlahan. Aku meremas lengan yang mungkin sudah memerah bekas ikatan tali. Kucoba buka kain yang menutupi kedua mata. Aku berada di tempat yang asing,sebuah gua dan begitu sepi hanya ada cahaya dari gumpalan api yang menyala di sudut lain.

Aku coba melangkah perlahan, mendekati sumber cahaya yang semakin terang terlihat. Di sini terasa hangat tidak seperti di tempatku tadi.

"Kau sudah bangun nona?"

Aku menoleh ke sumber suara. Lidahku terasa kelu, mataku terbelalak melihat sosok yang tak lama menghampiri. Ia bertelanjang dada hanya bagian bawah tubuhnya yang tertutup. Dada kekar yang cukup indah, sempat membuatku menahan saliva. Wajahnya pun terlihat tampan, ia mendekati namun, aku mundur selangkah darinya.

"Jangan takut, saya bukan penjahat dan tidak akan memakanmu, tenang saja," ujarnya.

Heh, bagaimana aku bisa tenang. Seseorang tak ku kenal ada di hadapanku juga bersikap biasa saja seolah sudah mengenalku lebih dulu. Perasaan takut juga heran bercampur aduk saat ini. Aku sempat mengingat kejadian sebelumnya, hingga akhirnya kuberanikan diri untuk bertanya, "bagaimana aku bisa ada di sini?"

Lelaki ini justru tersenyum kecut. Ia sibuk mengambil juga memasukkan kayu bakar ke gumpalan api dan membuat cahayanya semakin menyembur hingga ruangan semakin hangat. Netraku mengarah ke seluruh bagian tempat ini. Ya Tuhan, ini sebuah gua dan aku berada di dalam gua. Aku justru merasa takut dan tanpa banyak pikir coba berlari untuk keluar dan pergi.

"Hey!" serunya padaku. Aku tidak peduli dan terus berlari.

Brugh!

Aku justru menubruk seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapan.

"Kau, bagaimana bisa kau?"

Lelaki itu sudah ada di depanku begitu cepat, ia memasang senyum. Jijik sekali, tidak peduli dia jahat atau tidak, aku hanya ingin pergi dan keluar dari tempat ini secepatnya. Akan tetapi, lagi dan lagi. Jika aku berlari ia justru begitu saja ada di hadapanku cepat.

"Siapa kau sebenarnya? Kenapa tiba tiba aku ada di sini?"

"Seharusnya aku yang bertanya nona? Kau ada di tempat terlarang dan untuk apa berlari?"

"Lucu sekali, pasti kau penjahat yang coba menahanku di sini," sungutku  tidak bisa menahan emosi lagi. Kulihat ia mulai menatapku tajam dan sesuatu terjadi padanya. Aku menutup mulut seketika dan tidak percaya apa yang kulihat ini.

ckck ... ckck ....

Suara yang ia keluarkan begitu saja ketika perubahan itu nyata terjadi di hadapanku. Sosoknya berubah menjadi seekor burung kelelawar hitam yang besar.

"Ya, Tuhan!" pekikku yang masih tidak percaya. Lelaki tadi berubah wujud menjadi kelelawar yang kemudian terbang berputar mengelilingiku. Aku menutup kedua telinga, tidak suka mendengar pekikan suara kicauannya. Kelelawar ini terus memutari dan membuatku berjongkok sambil tertunduk karena takut dan membuatku tidak tahan mendengarnya dan tiba tiba saja nampak gelap.

.

Aku kembali terperanjat, sadar dari tidurku. Kali ini tanganku kembali terikat dan ikatannya sangat kuat. Lelaki tadi sudah kembali seperti semula.

"Ka--kau---" telunjukku mendarat di bibirku cepat.

"Lebih baik kau tenang nona, aku tahu kau pasti terkejut dengan semua ini. Jika kau mau tenang dan bersikap baik, aku akan melepaskan ikatannya, tidak akan menyakitimu."

"Mana mungkin aku percaya padamu, bisa saja itu akal bulusmu. Saat aku lepas, tidak ada yang menjamin apa yang akan kau lakukan padaku selanjutnya."

"Seharusnya kau senang, aku tidak membunuhmu. Justru aku sudah menolongmu dari serangan jahat."

Lelaki itu memasang sesuatu di lengannya, sepertinya dia sedang mengobati luka. Benar, lengannya terluka karena aku melihat percikan darah yang sedikit mengalir dari lengannya.

"Serangan apa maksudmu?"

"Serangan makhluk yang ingin memilikimu. Kau sudah di korbankan, Payah sekali, ternyata kau justru takut padaku. Tentu saja, karena kau sudah melihat wujudku barusan. Ratu pasti marah nanti."

"Aku tidak mengerti?"

"Tidak mengerti, yang benar saja. Kau pasti tahu apa maksudku nona."

Dia malah berkelik dan membuatku bertanya tentang semua ini. Seharusnya ini mitos, apa jangan-jangan mitos ini benar, aku tidak percaya namun, yang barusan kulihat, apa aku bermimpi. Terus saja menduga karena aku termasuk seseorang yang tidak menyukai mitos apapun.

"Jangan terkejut, mitos itu benar, kau sudah di korbankan padanya."

"Padanya? bukankah itu kau sendiri? tanyaku penasaran.

Dia malah terkekeh dan membuatku seperti orang bodoh.

"Jangan tertawa!" bentakku kesal.

"Seharusnya memang padaku, karena kau begitu cantik dan juga menggemaskan. Tapi sayangnya aku tidak beruntung, Dia pasti sedang mengejar kita sekarang."

"Jangan bermain teka teki denganku, kau tidak tahu siapa aku?"

"Tidak," ucapnya remeh.

"Kau ini, aku tidak takut padamu. Kau manusia, kau burung, ataupun siluman aku tidak peduli. Kau sudah membuatku tidak takut sekarang."

"Sayang sekali, baguslah kalau kau tidak takut padaku. Karena seharusnya memang begitu. Lebih baik kau menurut saja padaku jika ingin selamat. Dia mengejarmu juga aku yang sudah menolongmu darinya."

"Dia lagi, dia lagi. Pengecut sekali dia. Apa dia juga manusia kelelawar sepertimu?"

"Benar, bahkan dia raja kelelawar. Kau sudah di korbankan untuk menjadi budaknya, sayangnya saat kau masuk ke hutan ini, aku dan dia sedang beradu merebutkan mahkota. Kau datang dan ia sempat membawamu tapi aku berhasil merebutmu dari tangannya."

"Itu artinya kau yang jahat," kataku yang entah kenapa memotong ucapannya cepat.

"Terserah kau saja, tapi menurutku justru aku ini penolongmu nona."

Percaya diri sekali dia, menyebalkan. Aku harus berhati-hati bersikap rupanya. Aku berada di hutan larangan dan mitos ini sungguh nyata, aku sudah di korbankan. Sarah sepertinya tahu tentang tempat ini. Lebih baik aku coba bersahabat dulu dengan lelaki ini, tidak ada ruginya juga. Aku harus bertahan hidup dan mengatur rencana agar bisa keluar dari semua ini dan kembali ke istana.

"Amanda."

Ia memanggil namaku, darimana dia tahu.

"Nama yang bagus." Dia kembali mendekati dan tersenyum simpul, aku tidak menyangka akan bertemu manusia yang berubah menjadi kelelawar. Aku justru memalingkan wajah. Dia sangat tidak sopan memanggil namaku begitu saja, dia tidak tahu kalau aku adalah ratu negeri ini yang sudah di gulingkan---Sarah--- istri kedua raja Hartawan.

Lelaki ini sudah mendekati juga meraih wajah kemudian menatapku aneh, ia mendekatkan wajahnya dan menempelkan pipinya dengan pipiku. Kini sebelahnya lagi, pipi kami saling menempel, ia berbisik di telingaku pelan.

"Aku tidak pernah melihat gadis secantik ini, pastinya Dia menyukaimu. Sepertinya aku juga mulai menyukaimu, nona. Baumu wangi, rambutmu juga harum."

Aku tidak tahan lagi, dia lancang sudah mendekatiku dan tidak sopan sama sekali.
Aku mendesis agar dia tidak macam macam dan berbuat buruk.

"Panggil aku, Arya. Arya Bramasta. Aku akan menjagamu nona."

Ia mengecup rambutku dan membelainya.

"Tidak, kau sudah gila," lirihku pelan.

Aku tidak sudi dan tidak mau ada di sini, ini mengerikan. Aku tidak akan bersama seseorang yang ia sebut raja kelelawar ataupun dirinya yang ia sebutkan nama Arya Bramasta.

Bersambung ....
---🦇🦇🦇---
#cerhal_aliyanthi

Manusia kelelawar guys, hihihi. Sesekali deh nulis genre ini. Tapi masih belum greget kayaknya 😁😁🤦

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asmara TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang