Prolog

16 0 0
                                    

Tik tok tik tok

Mata gadis itu bergerak ke kanan-kiri, mengikuti gantungan dengan bulatan besar yang bergerak-gerak. Tak jarang juga mulutnya ikut meniru bunyi yang keluar dari benda berbentuk persegi itu.

Dihadapannya, jarum jam sudah terarah ke angka dua. Yang berarti menandakan bahwa, ia sudah menunggu seseorang hampir satu jam lamanya. Namun, seseorang yang sedari ditunggu tak kunjung datang.

"Lama." Gerutunya, lalu bangkit dari kursi yang sedari tadi ia duduk.

Tepat saat ia bangkit, pintu ruangan terbuka. Menghadirkan seorang perempuan dengan jas putih serta berbagai macam map di tangan kanannya. "Mau kemana?"

"Enggak." Ia kembali duduk ditempatnya, alisnya mengernyit saat melihat hidung dan mata perempuan dihadapannya sedikit memerah. "Mbak Rena, abis nangis?"

Rena tergagap ditempatnya, dengan cepat ia mengeleng yang membuat poni pendeknya ikut bergoyang. "Nggak, kok. Ini tadi abis kena debu. Tau sendiri, Mbak 'kan nggak bisa kena debu sedikit."

Gadis itu mengangguk, mengetuk-ketuk jarinya secara berganti diatas meja. "Jadi?" Matanya menatap Rena yang sedang membuka file. "Kenapa?"

Rena yang ingin membalik lembar selanjutnya terhenti, menatap lurus pada gadis yang sedang menatapnya dengan pertanyaan yang ia sendiri enggan untuk menjawabnya.

"Mbak?"

Rena menghela nafas, tangannya mengulurkan sebuah map putih yang terdapat lambang Rumah Sakit. Pada saat map itu sudah berpindah tangan dan sudah dibuka, matanya mulai memanas.

Dikursi yang menjadi kursi pasien berkonsultasi pada Dokter, gadis itu tak bergeming. Tatapannya terfokus pada sebuah kalimat. Membaca kalimat itu berulang kali untuk memastikan kalau ia tidak salah baca.

Rasanya menyesakan saat tau ia memang tidak salah baca. Bahkan sekarang harapanya seakan-akan pupus begitu saja. Masih dengan map putih ditangannya, ia menatap Rena yang sudah menangis sesegukan ditempat. Ternyata, mata dan hidung Rena memerah saat awal masuk, bukan karna debu. Tetapi karna, map putih ini.

"Mbak." Panggilnya, "Zanett gapapa kok. Pasti sembuh."

Rena mengangguk berulang kali. "I-iya. Zanett, pasti sembuh."

Gadis itu tersenyum, mengengam tangan Rena erat. "Jangan kasih tau siapa-siapa ya? Mbak Rena sama Zanett aja yang tau ini."

= = =
Tbc

ZanDeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang