Chapter 1 Revisi

2.6K 214 89
                                    

Tokyo Revengers Ken Wakui

.

.
Warn: OOC, Typo bertebaran, Gaje, penyusunan kata berantakan,
.

Don't Like? Don't Read. Please Leave This Page.
.
.
.
.


Hidup sebatang kara tanpa kedua orang tua yang telah meninggal tidak begitu mudah untuk dijalani. Semuanya tampak berbeda dan sangat menyakitkan jika diingat. Namun ketika cinta hadir dalam dirinya yang haus akan kasih sayang mengubah segalanya, sama seperti yang dialami wanita bernama (Name) (Last Name) atau sekarang menjadi Sano (Name).

Dulu sewaktu kecil setelah kedua orangtuanya dinyatakan meninggal, ia harus berjuang untuk kehidupannya. Mencari uang untuk makan sehari-hari dengan bekerja disalah satu toko penjual Dorayaki.

Ditempat itulah, ia mengenal sang adik ipar, Sano Manjirou atau Mikey dan ia mulai bersahabat dengan Mikey. Berterima kasih lah pada Mikey karena dia telah mempertemukannya dengan Sano Shinichiro, suaminya yang amat dicintai nya.

Kini pernikahan mereka tak terasa sudah 10 tahun lamanya. Ia merasa bahagia dengan kehidupan rumah tangganya sekarang. Walaupun ia dan Shinichiro tidak memiliki anak atau lebih tepatnya tidak bisa memiliki anak, mereka berdua tetap bahagia. Shinichiro tak pernah menyinggung soal anak, karena pria itu tahu, istrinya akan sedih dan mengingat kejadian saat kegugurannya.

Saat-saat itu adalah saat-saat yang sangat menyakitkan untuk (Name). Tidak hanya (Name), Shinichiro juga merasakan hal yang sama bahkan lebih. Dimana Shinichiro melihat wanita yang paling dicintai begitu menyedihkan setelah calon anak mereka meninggal karena keguguran dan dia juga harus merelakan calon anak mereka. Ditahap ini, mereka hanya bisa saling menguatkan satu sama lain.

Meski ia tidak bisa memberikan keturunan, (Name) selalu berdoa kepada sang pencipta, memohon untuk diberikan sebuah keajaiban. Dan ia, akan selalu menunggu keajaiban itu datang.

Bisakah ia katakan bahwa dirinya adalah wanita yang paling beruntung? Shinichiro tidak pernah mempermasalahkan keturunan padanya. Pria itu juga selalu ada untuknya bahkan dititik paling rendah sekalipun.

(Name) tersenyum tipis melihat Shinichiro yang masih terlelap dengan damai. Jari jemarinya menyentuh wajah sang suami dengan pelan, menyusuri inci demi inci wajah tampan Shinichiro.

Tangannya terhenti ketika Shinichiro mulai membuka matanya. Dan tersenyum jahil kearah sang istri yang tengah panik karena tertangkap basah.

Shinichiro langsung menarik (Name) kedalam pelukannya. Kemudian memejamkan matanya kembali.

(Name) brontak, "Shin, cepat mandi! Katanya ada meeting penting dengan klien"

Shinichiro tak mengindahkan apa yang diucapkan (Name). Dia malah mempererat pelukannya. "Biarkan sebentar saja seperti ini"

(Name) berdecak, "Tidak bisa, ini sudah pukul setengah tujuh. Kau harus pergi bersiap, jika tidak kau akan terlambat"

Lagi-lagi Shinichiro tak mengindahkan apa yang ia ucapkan. Dengan rasa gemas (Name) menyubit perut Shinichiro hingga mampu membuat sang empu meringis sakit.

"Sakit, sayang" Keluh Shinichiro.

"Siapa yang tadi malam meminta untuk dibangun lebih cepat?" (Name) sudah berdiri ketika Shinichiro melonggarkan pelukannya karena cubitan pedasnya.

"Iya, iya, aku akan pergi bersiap, tapi dengan satu syarat" Kata Shinichiro.

"Apa?"

"Cium" Shinichiro menunjuk bibirnya. "Hanya ucapan selamat pagi. Tidak lebih" Lanjut Shinichiro.

Terbagi (Shinichiro X Reader) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang