‟Jay Adiningrat,”
Semua murid yang berada dikelas sontak mencari keberadaan sosok yang bernama Jay Adiningrat, tapi nihil, enggak ada.
‟Nothing?” Tanya Miss Jessi menginterupsi.
‟Gak ada Miss,” Sahut Eunsang bersuara sebagai ketua kelas sambil memastikan.
‟Ups. Telat,”
Semuanya sontak mengalihkan perhatiannya ke arah sesosok orang yang baru saja datang, dan sekarang malah tersenyum nggak berdosa didepan pintu.
‟Jay Adiningrat?” Tanya Miss Jessi.
‟Iya saya Miss,” Sahut Jay.
‟Late on the first day?” Tanya Miss Jessi masih dengan logatnya yang terkesan dingin dan menginterupsi.
Jay tersenyum sambil mengendikan bahunya keliatan nggak peduli dan ga ada takut takutnya, ‟Jalanan di Jakarta kan memang nggak pernah bisa sepi Miss,”
‟Mencari alasan?”
‟Fakta Miss.”
Isa mengangkat kepalanya melihat siapa sosok yang tengah beradu argumen dengan Miss Jessi, yang katanya sih dikenal sebagai guru killer disekolah ini.
Berani banget. Gumam Isa.
Miss Jessi menghela nafasnya, ‟Ya sudah, karena masih hari pertama Miss akan kasih kamu keringanan . Tapi kalau sampai kejadian seperti ini lagi, keep in mind!”
‟Mengerti Miss.” Sahut Jay masih dengan senyuman yang terasa menyebalkan.
Setelahnya Jay langsung pergi ke bangku yang kebetulan masih ada yang kosong. Isa yang kebetulan masih memperhatikan Jay instan bikin Jay nengok karena merasa diperhatikan.
Isa cepet-cepet aja buang muka, karena ritme jantungnya yang nggak beraturan.
Beda lagi sama Jay, yang cuma bisa senyum.
‟Keren amat bro,” Puji Jake mengacungkan kedua jempol nya, Jay sih cuma bisa ketawa aja ngeliat reaksi Jake itu.
‟Makasih.”
‟Gue sih berharap semoga lo gak ditandai sama Miss Jessi haha,” Iseng Jake instan bikin keduanya ketawa, padahal baru kenal.
‟Kenalin gua Jake!”
Baru aja Jay mau membuka mulutnya buat memperkenalkan dirinya balik, tapi tiba-tiba Jake ngomong lagi.
‟Already know. So.. nggak usah memperkenalkan diri lagi,”
‟Oh shit.”
💢💢
Dan yah, kalian tahu apa yang bakalan terjadi setelah kejadian tadi pagi? Jay menjadi topik hangat disekolah ini dalam waktu sekejap, cuma karena beradu argumen sama Miss Jessi.
See? Just a small thing, tapi malah di besar besarin. Begitu pikir Isa.
‟Jay, gua ngerasa mata semua orang berpusat ke lo, gue jadi ngeri dah serasa di laser haha,” Kata Jake yang tengah makan roti.
Jay celingak-celingukan ngeliat situasi sambil tersenyum, ‟Baguslah, jadi makin terkenal nih gue dimana-mana,”
‟Cuih!”
Memang topik tadi udah menyebar kemana-mana sampai semua orang kepo dan nanya ke kelas, mana sih Jay Adiningrat itu kok masih kelas satu udah berani.
Ya, kira-kira begitu.
Padahal kalo kata Jay menjawab pertanyaan Miss itu bukan hal yang wow gitu.
‟Berani banget gak sih si Jay Jay itu?” Tanya Ningning yang kebetulan lagi ritual mengibah bersama Isa, Gaeul, dan Lily.
‟Yang gue kagumi itu, why can he say something like that with a mean face?” Sahut Gaeul.
‟A mean face?” Tanya Lily.
‟Tengil maksudnya,” Koreksi Gaeul.
‟Makannya jangan sok Inggris dong. Orang yang dari Inggris aja ngomongnya Indonesia,” Celetuk Ningning.
‟Dih. Siapa?”
Isa menggelengkan kepalanya nggak habis pikir sama temen-temennya. Yah emang si Jay Jay itu banyak diomongin, tapi yang Isa ga ngerti apa coba yang diomongin.
Cuma hal klise.
‟Si Jay nya asik banget ya sama bule satu itu,” Bisik Ningning menunjuk Jay sama Jake yang cuma kehalang beberapa meja.
Ketiga cewek itu instan ngeliatin meja Jay sama Jake, yang memang cuma ada dua cowok itu yang lagi asik makan sambil ngobrol mana ketawa-ketawa pula.
‟Anjir nengok.” Panik Lily.
‟Jalan kesini, hayoloh lo bertiga nih.” Kata Gaeul mencoba biasa aja, PADAHAL MALAH DIA YANG PANIK BANGET.
‟Hai girls. Ada baiknya nanya langsung sama orangnya. Ada yang mau ditanyain?” Tanya Jay dengan wajah sok cool nya itu (menurut Jake) ngeselin banget.
‟Eh enggak.” Refleks Isa.
‟Lo keciduk liatin gue mulu. Suka ya?” Tuduh Jay masih dengan senyumannya yang ngeselin tapi ganteng.
Isa instan melotot gak terima denger yang dibilang Jay, ‟Apa? Enggak. Siapa yang liatin lo mulu. Gaada tuh,”
Jake dibelakang sana udah ngumpat menyumpah serapahi Jay. Kenapa juga manusia satu ini harus punya kepercayaan diri yang teramat tinggi.
MALAH JAKE YANG MALU.
‟Oh iya Jay, kata Isa lo ganteng tau. Udah punya pacar belum?” Tanya Ningning sontak bikin Isa makin melotot.
‟On the way. Iya ga?” Sahut Jay iseng sambil ngelirik Isa yang makin panik.
‟Ningninggggg,” Panggil Isa.
➖➖➖➖➖➖➖➖
aduh mohon maaf baru update aku baru selesai nulis, kemaren kemaren udah nulis cuma kurang sreg(个_个)
KAMU SEDANG MEMBACA
slow down | jay isa
Fanfictionwithout jay knowing, the feeling that he always considered 'unrequited', slowly turned into 'reciprocated'. youthyunjae, ©2021