Chapter 2

208 22 7
                                    

*****

Sudah sebulan pernikahan yibo dan Zhuocheng, sekarang mereka sudah kembali ke china, mereka sekarang tinggal di apartemen sendiri, apartemen mewah yang dibeli yibo sebelum pernikahannya.

" Sayang...bangun...nanti terlambat kerja... " Zhuocheng menarik selimut Yibo, membuat pria itu melenguh.

" Nnghhhh aku masih Ngantuk a Cheng...sini...peluk dulu... " Yibo merengek manja pada istrinya.

" Dasar...kamu pemalas... " Zhuocheng merenggut, tapi tetap menuruti permintaan Yibo, dia duduk di sisi ranjang dan meraih tangan Yibo, Yibo duduk dan langsung memeluk istrinya.

" Ayolah...bangun...mandi dan gosok gigimu, sarapan sudah aku siapkan... " Zhuocheng mengusap punggung Yibo yang hanya ditutupi kaos singletnya itu.

" Mandiin... " Jawab Yibo manja.

" Jangan gila Wang Yibo...ga pantas tau ga... " Zhuocheng menarik tubuhnya melepas pelukannya tapi Yibo malah mendekatkan mulutnya hendak mencium, tepat saat bibirnya akan menyentuh bibir penuh Zhuocheng tiba tiba Zhuocheng menutup mulutnya.

Yibo kaget melihat reaksi Zhuocheng lalu memiringkan kepalanya.

" Kenapa...biasanya juga morning kiss... "

Zhuocheng tak menjawab, matanya membulat besar, seakan menahan sesuatu yang ingin keluar dari mulutnya, detik selanjutnya dia berlari ke kamar mandi.

" Huuueeekkk...huuueeekkk... " Zhuocheng mual.

Yibo juga berlari menyusul Zhuocheng ke kamar mandi kaget setengah mati melihat istrinya seperti itu.

" Kenapa sayang...??? " Yibo datang dan langsung mengelus punggung Zhuocheng.

" Ga tau...tiba tiba aja mual, pengen muntah...kepala jadi sedikit pusing " jawab Zhuocheng sambil memijit kepalanya.

" Kita ke dokter ya... " Pinta Yibo

Zhuocheng mengangguk menyetujui.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" Selamat tuan...anda akan segera menjadi ayah... " Ucap sang dokter.

" Benarkah...dok... " Yibo tak bisa membendung rasa bahagianya begitu juga Zhuocheng, dia malah meneteskan air mata saking bahagianya. Sebentar lagi impiannya mempunyai anak akan terwujud.

" Iya...tapi... " Dokter itu sedikit terbata.

" Tapi kenapa dok... " Yibo yang semula berwajah sangat cerah, secerah matahari terbit seketika berubah muram melihat raut wajah dokter yang juga berubah sedikit khawatir, Zhuocheng yang juga sangat sumringah jadi sedikit takut mendengar apa yang akan di katakan dokter.

" Mmm begini " Sang dokter tampak berpikir bagaimana cara menyampaikan pada Yibo.
" Kandungannya sedikit bermasalah saya melihat adanya kista di rahim istri anda " lanjut dokter.

" Kista,,, apa itu dok,,, " Yibo penasaran apa maksud dokter itu.

" Kista itu semacam parasit yang tumbuh dalam rahim, jika janin itu kuat dia akan mampu melawannya, sehingga dia bisa berkembang dengan baik, namun jika janin itu lemah maka dia akan kalah dan bahkan janin bisa hilang, atau kata lain kehamilan akan gagal karna tidak berkembang " jelas dokter.

Hening sejenak, Yibo memandang istrinya yang sekarang sudah banjir air mata.

" Lalu apa tidak ada jalan supaya bayi saya bisa berkembang dengan baik dok ? " tanya Yibo lemah.

" Tidak, operasi pun tidak bisa karna janin terlalu kecil, saya takut berakibat fatal, tapi anda jangan khawatir, saya akan memberikan obat penguat, minum dengan rutin, selebihnya kita serahkan pada Tuhan " Dokter meyakinkan Yibo.

" Baiklah dokter, kalau begitu kami permisi dulu " Yibo pamit dan membawa Zhuocheng keluar.

Di koridor rumah sakit sambil berjalan Yibo berusaha menghibur Zhuocheng yang terlihat sangat sedih dan khawatir, walau dia sendiri juga ikut merasakan hal yang sama.

" Sayang,,,jangan murung, kita harus yakin kalau kita nanti pasti akan punya anak " Yibo mengelus rambut Zhuocheng.

" Aku hanya khawatir kalau... "

" Sssttt...kamu jangan pikir yang macam macam, aku mau kamu sekarang semangat dan rajin minum obat sama vitamin yang dikasih dokter agar nanti Wang kecil bisa tumbuh dengan baik di dalam sana " Yibo mengusap perut Zhuocheng yang masih datar.

Zhuocheng tersenyum melihat Yibo mengelus perutnya, Yibo benar dia ga boleh nyerah dia harus melawan parasit itu supaya nanti anaknya bisa tumbuh dengan baik di dalam sana. Merekapun tersenyum dan kembali kerumah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sesampainya di rumah yibo dan Zhuocheng menelpon orang tua mereka memberi kabar kehamilan Zhuocheng, tapi tidak dengan masalah kehamilan Zhuocheng. Mereka sepakat menyembunyikan nya, biarlah hanya mereka yang tau dan jika Tuhan memang mengijinkan mereka pasti akan di berikan bayi itu.

Dan sudah dapat di duga, kehamilan Zhuocheng adalah sebuah berita yang sangat mereka tunggu tunggu, baik keluarga Yibo maupun keluarga Zhuocheng tak hentinya bersyukur, berkali kali mengatakan terimakasih pada Yibo dan Zhuocheng.

" Aku tak sabar ingin menggendongnya... " Ucap Chanyeol ayah Zhuocheng , saat ini mereka sedang berkumpul di apartemen nya Yibo dan Zhuocheng, karna berita bahagia itu mereka berbondong bondong mendatangi apartemen anak mereka.

" Sama aku juga...aku nanti akan mengajaknya bermain kuda... " Ucap Sehun ayah Yibo yang memang punya hobi menunggangi kuda, dia bahkan punya lahan dan peternakan kuda pribadi khusus untuknya.

" Jangan...nanti dia jatuh... " ucap Chanyeol.

" Ah...kau ini mana mungkin aku membiarkan cucu kesayanganku jatuh... " Balas Sehun tak mau kalah.

" Sudah...sudah...belum lahir saja sudah bertengkar ini para kakek, gimana kalau benar benar sudah lahir... " Jawab Luhan menengahi perdebatan tak penting Sehun dan Chanyeol.

" Iya...yang ada tuh anak jadi takut melihat kakeknya selalu memperebutkannya... " Baekhyun menimpali.

Sementara Yibo dan Zhuocheng tersenyum geleng geleng kepala melihat tingkah orang tuanya, walaupun di dalam hati terbersit sedikit kegundahan, " akankah bayi ini bisa bertahan... "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Kamis, 10/03/2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If You ( Yizhan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang