#Senja Cafe
Kriinggg
Pintu cafe terbuka menandakan ada pelanggan yang masuk. Winter sebagai pegawai yang teladan dengan segera menoleh ke arah pintu, niatnya ingin mengucapkan kata sambutan kepada pelanggan tersebut untuk beramah tamah karena memang itu sudah menjadi kebiasaan di sana, di mana para pegawainya akan bersikap ramah pada para pelanggan agar membuat para pelanggan menjadi betah, tapi niatnya itu ia urungkan ketika melihat siapa yang masuk ke dalam cafe.
Senyum yang semula menghiasi bibir tipisnya, memudar, berganti menekuk ke bawah, sorot matanya berubah menjadi datar.
"Ck! Lo lagi"
Sungguh Winter tak mengharapkan sama sekali kedatangan gadis itu, gadis yang sering membuatnya jengkel setengah mati.
Danielle Marsh.
Meski Winter tahu Danielle adalah putri pemilik cafe, tempatnya bekerja saat ini, tapi hal itu tetap tidak bisa membuatnya harus bersikap ramah pada gadis itu.
Tingkah laku Danielle yang sering membuat Winter jengkel adalah salah satu alasan kenapa Winter tidak bisa bersikap ramah pada gadis itu. Laki-laki itu tidak peduli jika Danielle putri pemilik cafe tempatnya bekerja. Toh tidak berpengaruh juga, karena yang menggajihnya bukanlah gadis itu melainkan ibunya, yang memiliki cafe tersebut.
"Emang kenapa kalo gue lagi?! Masalah gitu buat lo?!"
Masih dengan wajah yang sama, angkuh. Gadis itu manatap tajam Winter dengan senyum miring yang selalu menghiasi bibir cantiknya kala bersitatap dengan laki-laki itu. Ya, Danielle tahu, bahwa laki-laki yang ada di hadapannya itu merupakan salah satu pegawai ibunya di cafe itu, dan usianya juga jauh lebih tua darinya tentu saja, tapi meski begitu, hal itu tidak membuat Danielle merasa harus bersikap sopan pada laki-laki itu, bukan tanpa alasan ia tidak menyukai pegawai ibunya yang satu itu, mungkin dari pertemuan pertama mereka yang menyebabkan Danielle menaruh dendam pada Winter. Pertemuan yang sangat membekas untuk Danielle dan ia tidak bisa melupakan begitu saja pertemuan tersebut.
Flasback on
Kring
Winter langsung melirik ke arah pintu cafe, baru saja ada segerombolan siswa SMA masuk ke dalam cafe. Walau Winter tidak bersemangat, namun ia harus tetap profesional, seengganya ia tidak boleh mengecewakan Ryujin yang sudah berbaik hati mencarikan pekerjaan untuknya.
Winter menghampiri meja yang di huni oleh segerombolan siswa tadi.
"Permisi, adek-adek mau pesen apa?" sambil bersiap menuliskan pesanannya. Tidak kunjung mendapat jawaban Winter beralih melihat segerombolan siswa tersebut.
"Kalian ke sini mau pesan makanan kan?" tanyanya.
"Maaf ya mas, kita ke sini cuma mau ngobrol-ngobrol doang, kita gak pesen makanan" ucap salah satu siswa yang duduk tepat di depan Winter.
"Kalau kalian ke sini cuma mau ngobrol sebaiknya jangan di sini, cari tempat lain saja, ini tempat MAKAN bukan tempat MENGOBROL!" balas Winter dengan penuh penekanan. Moodnya sudah jelek dari pagi sekarang di tambah lagi. Sial sekali ia hari ini.
"Kalo kita gak mau gimana?" tanya siswa lainnya.
"Saya akan mengusir kalian" jawab Winter santai.
"Oh ya? Coba aja kalo bisa" smirk siswa yang duduk di hadapan Winter. Lama-lama Winter jadi geram dengan tingkah laku siswa-siswa tersebut. Apa mereka tidak memiliki sopan santun ketika berbicara dengan orang yang lebih tua?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Satu Malam (Winrina)
FanfictionWinter x Karina (Winrina / JiminJeong) Oneshoot🔞 WinTop BxG