BRAKK
Gebrakan di meja makan membuat suasana semakin memanas, hal ini terjadi karena keputusan orang tua mereka yang terlampau begitu kejam.
"Gak mau! jennie gamau ya kartu kredit jennie di blokir, please lah nanti jennie gabisa belanja barang branded lagi dong dad!" ujar jennie tidak terima sambil menatap kedua orang tuanya penuh dengan amarah.
"Ini udah jadi keputusan dad and mom, kalian bakalan tinggal di perumahan kecil milik temennya mommy. Tidak boleh ada yang membantah, jaga etika kalian saat bicara dengan mom and dad." Balas mutlak perempuan paruh baya yang menatap murka kepada ke 4 gadis manjanya.
Terdengar gumaman kecil dari keempat gadis tersebut sambil terus berusaha untuk tinggal di rumah mewah yang sudah di tempati mereka selama 16 tahun lamanya.
Tidak lama setelahnya, datang 4 pembantu masing masing membawa koper yang berisikan seragam sekolah, alat tulis dan juga uang saku yang hanya 100 ribu per orangnya.
"Permisi nona, tuan, ini barangnya sudah di sediakan. Saya pamit dulu" Sahut salah satu pembantu tersebut lalu pergi meninggalkan meja majikannya, disusul oleh 3 pembantu lainnya.
"APA APAAN! INI BAJUNYA JELEK BANGET DAD! ARE U SERIOUS ABOUT THIS?!" Teriak lisa terkejut sekaligus marah saat membuka kopernya.
Bagaimana tidak? isinya hanya seragam kuno yang jelek, alat tulis sekolah, buku yang murahan dan uang saku hanya 100 ribu?? for real??.
"Mom and Dad sudah muak dengan sikap kalian yang angkuh dan serakah, sekarang carilah uang dan pekerjaan sendiri, jangan berani beraninya kalian menginjakkan kaki di rumah ini sebelum benar benar dewasa dan mandiri." Ucap lelaki paruh baya sembari berdiri dari kursinya.
"Dad please kasih kami kesempatan lagi! kita janji gak bakalan berulah lagi!" Pinta Jisoo sambil memasang wajah memelas.
"No. Dad udah muak mendengar omongan palsu kalian, sekarang cepat keluar dari sini." Jawab mutlak sang pemimpin keluarga sambil menatap datar keempat gadisnya.
"Dad pleas-"
"SATPAM!" Teriak sang ayah tegas
Tidak butuh waktu lama, 5 satpam datang sambil menarik keluar keempat anak kepunyaan majikannya. Tentu saja butuh usaha dan paksaan karena gadis gadis itu sangat keras kepala dan berisik.
Disinilah mereka berada, di tempat yang sedikit kotor, temboknya yang mulai rapuh dan catnya yang memudar, lalat dimana mana serta tata letak perabotannya yang benar benar berantakan.
"Oh My God! gue butuh pembantu." Ujar rose kesal saat melihat sekeliling kediamannya, sungguh jorok, bau dan menjijikan.
"Gimana? hp kita di sita, kredit kita di blokir, identitas kita juga udah di palsuin, siapapun juga gabakalan percaya kalo kita anak dari CEO Kim" Sahut Jennie lesu sambil mengibas ibaskan hidugnya.
"Ck! gue ga kuat sama suasana ini sumpah!" Ujar Jisoo ikut menimbrung
"Hufftt....terus kita sekarang harus ngapain lagi?" Tanya Lisa yang benar benar sudah putus asa.
"Mau gamau beresin ini rumahnya, ewh disgusting" Jawab Rose sambil memutar kedua bola matanya malas.
Akhirnya mereka berempat mulai berdiri dan dengan berat hati membersihkan step by step rumah yang akan menjadi tempat mereka tinggal.
Mulai dari jisoo yang menyapu lantai walau masih acak acakan dan sedikit sia sia karena jisoo menggunakan sepatu selama ia menyapu lantai.
Jennie yang sedang bergulat dengan sampah sampah yang berserakan, jijik dan enek mendominasi perasaan jennie saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being nerd is sucks | Blackbangtan
FanfictionMenjadi perempuan yang mandiri, kutu buku, anti sosial adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Buku ini mengisahkan tentang 4 perempuan cantik jelita yang harus menurunkan harga diri mereka hanya untuk melepas sifat manja yang tidak bisa tertolong sa...