بسم الله الرحمن الرحيم
•••
Teet...teet..
Bel jam terakhir telah berbunyi, yang artinya waktu pulang telah tiba. Kebahagiaan tersendiri bagi seorang pelajar. Seperti halnya para murid kelas XII IPA 3, sedang membicararakan acara bakar-bakar yang diadakan setiap selepas libur semester. Bukan mengapa, acara tersebut sudah dilakukan sejak kelas sepuluh dengan tujuan menjaga solidaritas.
"Di rumah gue aja gimana?" usul Ayesha.
"Kalo gue sih, gas aja. Mayan lah bisa kenalan sama camer!" sahut Andre selaku ketua kelas. Ayesha yang mendengar hanya memutar bola matanya malas.
"Oke, pak ketu udah setuju. Gimana yang lain? Ada yang keberatan atau kejauhan?" Ayesha memastikan.
"Engga, kalaupun kejauhan ya gapapa," sahut Alan. Murid paling nyeleneh dan kalau ngomong nggak dipikir-pikir dulu.
"Yee si Alan semesta, kalo ngomong asal ngeluarin suara! Nanti yang kejauhan suruh minta jemput tuh, si Alan semesta." Lala sekretaris kelas menyahuti Alan. Alan yang disuruh pun mengangguk seadanya.
"Jadi kita beli bahannya yang udah gue sebutin tadi ya!" Kemudian Mika, si bendahara kelas yang bertanggung jawab masalah konsumsi memberikan pengarahan pada yang lainnya dan mulai membagi tugas.
"Lia, nanti tolong bantuin gue siapin tempatnya, ya." Lia yang mendengar namanya disebut sontak mengalihkan perhatiannya pada Ayesha.
"Iya, nanti aku bantu siapin. Kamu udah bilang mama belum?"
"Oh iya. Ini gue chat bonyok dulu ya gess!" Ayesha menepuk jidatnya sendiri. Untung sahabatnya orang yang teliti. Jadi sedikit kemungkinan kalo ada hal yang kelupaan. "Ini gue udah chat, katanya gapapa di rumah gue."
"Oke, jam setengah empat ya, guys!" ucap Andre. Yang lain mengacungkan jempol pertanda setuju.
"Lia, pulangnya bareng gue aja. Sama Veen sekalian." Merasa ada yang ganjal, Ayesha bertanya keberadaan Veen. "Oh iya. Veen mana, kok gada? Pantesan tadi nggak ada yang protes."
"Enghh.."
Seperti mendengar suara yang tidak asing, mereka berdua lantas menghadap ke belakang.
"Ini anak orang kebo banget sih! Molor gatau waktu," ucap Ayesha, "Woy bangun! Lo mau balik nggak, gue tinggal nih?"
"Hoam..ck, iya-iya. Baru juga enak-enak kencan sama Jaehyun," gerutu Veen yang merasa kencannya terganggu. Lia dan Ayesha yang mendengar hanya menganggap angin lalu. Sudah biasa Veen berkhayal tentang idolanya itu. Apalagi mimpi ketemu, sering banget itu mah.
•°•°•
"Makasih ya, Sha." Lia berucap tulus.
"Yoii, kek siapa aja. Kita duluan ya, jangan lupa bantuin gue!" pamit Ayesha. Jangan tanyakan dimana Veen. Sudah pasti bermimpi indah di jok belakang.
"Assalamu'alaikum." Sesampainya di dalam rumah, Lia berucap salam. Sudah menjadi kebiasaannya yang tak boleh ditinggalkan.
"Buu! Ibu di mana?" Karena tak ada yang menjawab, Lia berjalan ke dapur. Dan ternyata benar, Ibunya berada di sana.
"Ibu lagi masak apa? Baunya enak banget."
"Astaghfirullah, Delia kalo masuk rumah dibiasakan salam dong!" Bukannya menjawab, Marisa-Ibunya Lia justru menegurnya. Delia adalah nama panggilan sayang dari keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camellia [Republish]
SpiritualKembali bertemu dengan orang di masa lalu? Mungkin itu yang dialami oleh sebagian orang. Dan bonus ketemu orang di masa depan, itulah yang Lia alami. Niat awal yang hanya ingin menghentikan pertengkaran antara dua orang, malah sampai sekarang harus...