🔍13🔎

2.2K 301 41
                                    

Halo 🥺
Maaf atas ke-tidak-konsisten-an-ku dalam penerbitan bab-bab baru dari titik ini dan seterusnya.

Terima kasih buat kalian yang udah mau sabar banget nunggu update-annya 🥺🥰

Yang udah kabur, sini, balik 🥺😠

Enjoy!

🍑 aethrasthetic 🍑

Siang itu Hani pergi tanpa mendapatkan apapun. Melihat Satrio yang tidak juga membuka mulutnya, bahkan saat Jiro pun juga menekannya, membuat Hani semakin frustrasi. Ia sempat memberikan tatapan yang mematikan kepada Jiro, yang mana pemuda itu dibuat bingung karenanya.

Di mana letak kesalahannya? Terka Jiro waktu itu.

Jiro memang tidak berniat mencuri dengar perbincangan kedua orang dewasa itu. Ia pun lebih memilih menyibukkan diri membersihkan piring-piring kotor yang sebelumnya mereka pakai. Tetapi sang ibu mertua menyuruhnya untuk memanggil Satrio. Karena hal itu, ia tak sengaja mendengar ujung pembicaraan Satrio dan Hani yang membuatnya ikut penasaran.

Penyesalan apa yang Satrio bicarakan? Hal apa yang dilakukannya sehingga ia berkata demikian?

Pertanyaan yang menumpuk di kepalanya berujung tertanam begitu saja tanpa disiran dan dipupuk. Tidak ada hasil yang ia dapatkan.

--

Seperti biasa, Jiro menghabiskan paginya menyirami taman kecilnya di halaman belakang. Lilis sudah kembali bekerja, dan saat ini sedang berada di dalam villa merapikan perabotan dan menyiapkan bahan-bahan makanan untuk Jiro masak nanti.

Oh, benar. Jiro sudah mulai belajar memasak menu makanan yang paling dasar, untuknya dan tentu saja untuk sang suami.

Kedua mertuanya juga tidak tinggal lama di villa. Mengatakan bahwa ada empire yang harus mereka awasi di Jepara, sehingga mereka tidak bisa berlama-lama dalam kunjungan tersebut.

Jiro tidak bisa tidak berterima kasih karena kunjungan yang singkat itu. Bukan karena ia tak mau menerima tamu. Tetapi karena konflik di dalam dirinya mengenai Satrio dan penyesalan misterius itu.

Tidak bisa ditampik bahwa pikiran Jiro dalam beberapa hari terakhir terlalu tidak teratur. Ia sering terdistraksi karena masih memikirkan apa yang dibicarakan Satrio tempo hari-- sesuatu yang seharusnya tidak mengganggunya, tapi mengganggunya. Ia sudah mencoba mengungkit hal tersebut kepada Satrio, tetapi mudah sekali bagi Satrio untuk mengalihkan pembicaraan mereka sebelum Jiro mendapatkan apapun.

Jiro jadi memikirkan hal-hal negatif mengenai masa lalu Satrio yang melibatkan suaminya tersebut berada di dalam hubungan tak sehat dengan wanita atau pria lain yang berujung penyesalan. Atau seperti yang disebut Satrio, tidak ada penyesalan sama sekali.

Eh, memikirkannya saja sudah membuatnya memiliki sedikit pandangan buruk terhadap sang suami.

Jiro menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa membiarkan rasa penasarannya memakannya hidup-hidup. Mungkin ia harus berbicara dengan tegas agar Satrio mau mendengarkan dan menyirami rasa penasarannya. Ya. Mungkin dengan begitu, Satrio akan membuka diri dan mengenyangkan rasa penasaran Jiro.

Setidaknya, ia berharap sang suami akan menyangkal asumsi-asumsi yang sudah ia rancang dalam beberapa hari terakhir.

Dengan tekad tersebut, ia meninggalkan tamannya dan pergi ke dalam untuk bersiap. Kalau Satrio mengabaikannya di rumah, ia akan pastikan Satrio mau mendengarnya bila ia mengkonfrontasi sang suami di tempat kerjanya.

clueless [2jae - AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang