Under The Arm Of White Wolf

19. Kasmaran

Sebenarnya, menurut cerita dewasa yang sering Julius dengar dari prajuritnya yang keparat karena gemar bermain wanita, hubungan ranjang tidak akan cukup jika hanya dilakukan sekali. Penduduk tanah Avram dan kerajaan Amogha, terkenal dengan keperkasaan dan kekuatan tubuh yang di atas rata-rata manusia lain. Selain karena menerapkan latihan yang seratus kali lebih keras, mereka juga memiliki gen yang kuat seperti binatang, itulah asal mula terbentuknya julukan dari kerajaan lain untuk penduduk Amogha dan tanah Avram.

Namun sekuat apapun keinginan Julius untuk menggagahi wanitanya, dia masih memiliki hati dan nurani untuk berhenti, atau akan menghancurkan semua usaha yang dia bangun selama ini. Maka saat mengucapkan kata cinta dan mendekap Anneth seerat mungkin, dia benar-benar tenggelam dalam alam mimpi dan terbangun dengan panik. Karena, ranjangnya sudah kosong tak beropenghuni, dan Julius yang panik mencari kebaradaan Anneth, keluar dari tendanya dengan mata terbelalak lebar seolah kesetanan.

"Di mana Anneth?!" Teriaknya lantang.

Semua mata tertuju padanya, Arion mendekatinya dengan terkejut, melepas jubahnya dan segera melingkarkannya ke pinggang ketua. "Apa-apaan ini? Anda ingin memamerkan pada semua orang, jika anda sudah berhasil menaklukkan ratu?" Omel Arion, namun diabaikan oleh Julius yang melenggang pergi kesana-kemari mencari Anneth.

Itu bukanlah hal besar jika Julius mencari ratunya, namun menjadi masalah jika Julius berkeliaran tanpa sehelai benangpun. Pekemahan ini memang dihuni oleh mayoritas pria, tetapi ada pelayan yang jelas ikut untuk menemani ratu. Meski itu adalah tontonan yang menyenangkan, namun ratu tidak akan mungkin tinggal diam jika rajanya memamerkan tubuh bagian bawahnya pada semua orang.

"Astaga, pakai ini dulu!"

Julius menepis Arion yang mencoba menghalangi, dia masuk ke tenda-tenda lain untuk mencari keberadaan Anneth. Teriakan histeris menyambutnya saat memasuki tenda makanan, namun Julius semakin masuk untuk mencari keberadaan Lyra.

"Di mana ratu Anneth?" Tidak menemukan Lyra, akhirnya dia melontarkan pertanyaan pada semua pelayan, bersamaan dengan jubah milik Arion yang melingkari pinggangnya.

Arion mengikat dengan kencang, memastikan jika tidak akan terlepas meskipun Julius berlarian sekalipun. Ketua terlihat panik, bisa saja dia melompat naik ke atas pohon, kalau saja Arion mengatakan jika Anneth berada di atas sana. Tapi dia tidak sekonyol itu untuk melontarkan lelucon yang bisa saja mengantarkannya pada guillotine dan kematian.

"R-ratu pergi ke sungai."

Mata Julius membola, dia berbalik menatap Arion dengan mata berkaca-kaca. "Apa dia ingin menceburkan diri ke sungai karena menghabiskan malam denganku?"

Arion terbenggong dengan mata mengerjap, mencerna kata demi kata yang baru Julius ucapkan, tidak menyangka jika ketua sebodoh ini. Apa jadinya jika pria itu hidup tanpa Arion di sisinya? Mungkin dia akan berlari menuju sungai dan terjun untuk mencari keberadaan Anneth.

"Ketua! Anda mau ke mana?" Cegah Arion, mencengkram lengan Julius yang berniat pergi.

"Mencari ratu, dia pergi ke sungai, aku harus mencarinya!"

Astaga, sepertinya Arion adalah seorang penyihir yang bisa membaca pemikiran Julius.

Kekuatan Julius jelas lebih besar, dia berhasil melepaskan cengkraman Arion dan berlari seperti jaguar yang mengejar rusa. Namun langkah Julius tertahan di depan tenda, karena penasaran Arion menyusul dan menghela nafas kesal setelah mendapati Anneth lah yang berhasil menjinakkan si jaguar yang histeris.

Julius segera memeluk Anneth, menjauhkan tubuh keduanya lalu memeriksa keadaan Anneth seolah memastikan jika wanitanya baik-baik saja. Sedikit merunduk, Julius mengarahkan kedua lengannya ke belakang perpotongan kaki dan paha Anneth, sementara yang satunya merengkuh punggungnya. Di angkat tubuh kecil itu dengan mudah, mengeluarkan suara lengkingan terkejut dari mulut Anneth yang tidak Julius abaikan.