Chapter 4

22.5K 308 1
                                    

Setelah itu aku liat emang sederet rumah aku sepi, karena disitu yang tinggal emang banyak orang2 sepuh jadi jam berapa sudah sepi, tidak ada yang keluar rumah, dan pagar sudah pada digembok. Jam menunjukkan pukul 7.45, aku kluar rumah, membuka pagar pelan2, dan berkata kepada nenek untuk kluar ke rumah temen dekat sana, dan nenek mengiyakan, dan nenek kembali tidur lagi. Aku ke rumah depan dan mengetok pintu rumah depan.

Setelah beberapa detik, ada jawaban dari dalam rumah dan bang Riski kluar membukakan pintu rumah yang sudah ia kunci. Ia bertanya kepadaku kenapa aku kesini malam2, karena emang itu pertama kali nya aku bertemu dengan bang Riski dimalam hari. Aku berkata mau main2 karena bosen di rumah sendiri, jadi main kesini sama mau cerita2 kataku kepada Bang Riski. Bang Riski mengiyakan dan menyuruhku masuk. Aku berkata kepada Bang Riski untuk mengunci pintu, karena aku bilang mau ngobrol2 dilamar aja, yang biasa bang Riski pakai untuk tidur.

Setelah bang Riski mengunci pintu rumah, dan segera mempersilahkan aku untuk menuju kamar tersebut. Otak aku mulai bertindak dan berkata semoga mulus ya Tuhan hahaha, karena lumayan nih bang Riski ngasih lampu ijo 🟢 ni ke aku karena ia nurut dengan apa yang aku suruh barusan. Ketika sudah sampai dikamar. Aku liat emang kamar itu luas dan sepi tidak apa2, cuman ada kasur 1, bantar 1, guling 1, kipas angin 1, tv 1dan stopkontak aja. Dia mengisyaratkan aku untuk masuk, tetapi setelah masuk aku berkata kepada Bang Riski "Bang, kamar nya ditutup aja ya, karena aku takut digigit nyamuk nanti gatal semua, nanti kalau digigit nyamuk badanku merah2, nanti nenek malah kawatir, sekarang kan nenek lagi sakit juga". Bang Riski menjawab "Nanti malah kamu kepanasan dek, kan kamar nya ga ada AC nya cuman pake kipas angin doang, nanti kamu kepanasan, basah semua baju mu, nanti kena angin nya kipas angin malah masuk angin lo". Aku menjawab Bang Riski "Eh engga kok bang, dlu aku pernah ada acara kampus yang nginep didesa gtu juga gpp kok, mending aku kepanasan daripada digigit nyamuk, aku ga suka bang merah2 badanku nanti". Bang Riski akhir nya nurut dan berkata "Ok deh dek, semoga betah ya, abang takut kamu nanti kepanasan" sambil bang Riski menutup pintu kamar itu.

Aku berkata dalam hati, akhirnya Tuhan menjawab doa ku hahahaha, lampu ijo bener2 didepan mata omg. Bang Riski duduk di kasur yang terletak dilantai itu, dia mengajak aku untuk suruh duduk dikasur juga. Tetapi beberapa menit aku ngobrol2 dengan bang Riski, tetapi aku merasa ada yang aneh, karena bang Riski hanya membalas tanpa memandang kearah ku, dan menatap mukaku. Aku ngobrol2 dan mulai mengarah pembicaraan ku tentang sex dan tentang yang dimiliki pria 😂 dan tentang kehidupan bang Riski. Bang Riski mulai menceritakan semua kepadaku, kalau dia emang ditinggal orang tua nya karena mereka berdua meninggal karena kecelakaan, dan bang Riski terpaksa harus mencukupi kebutuhan sehari2 dengan mulai kerja usia muda, ia udh ikut kerja sebagai kuli sejak umur 10, dan dia putus sekolah di desa untuk ke kota bekerja sebagai kuli.

Dia bertemu dengan kuli 2 itu yang kerja bareng dan mereka menganggap bang Riski sebagai keluarganya juga. Bang Riski bilang kalau dia belum pernah pacaran sama cewek maupun nyoba sex, cuman waktu dlu dia pernah ke warnet, dan menontok bokep, tetapi dia melihat ada tulisan judul disalah satu video gay sex, dan dia melihat 2 orang laki2 sedang berhubungan badan, satunya kekar berotot menusukkan ke bokong laki satunya yang kurus itu. Dan dia pernah liat sebentar katanya. Tetapi dia bercerita itu tetap tidak berani melihat mukaku.

Kuli depan rumah nenek bikin aku melayang🥵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang