Lorong ini terlalu sempit jika kita melihatnya hanya dengan dua mata
Namun bisakan kau mundur sedikit untuk memberikan ruang padaku bernapas
Memberiku kesempatan mengolah energi agar bisa menginterpretasikan semua yang terlihat
Nampaknya tak semudah saat aku hanya bicara, haruskah ku lakukan juga dengan perbuatan padamu?
Sulitkah membuka sedikit saja ruang agar kita bisa sama-sama saling mengerti dan memahami
Atau hanya sekedar membuka percakapan di musim semi ini.
Cempaka , begitu panggilannya yang biasa disebut oleh sekawannya sehari-hari
Hari ini nampaknya dia begitu bersemangat mendatangi kampus baru, walaupun tak ada teman atau sahabat dari SMA nya yang menemani nya masuk ke jurusan yang dia inginkan dikampus tersebut. Tak lama berselang nampaknya ada salah satu teman kampus nya yang mengajaknya berbicara. Mereka saling bercerita tentang data diri singkat, asal sekolah sampai alasan mengapa mengambil jurusan dikampus ini.
Dari percakapannya, mereka tampak langsung bisa saling menyesuaikan diri satu sama lain. Tak ada rasa canggung seperti halnya orang yang baru saja bertemu. Mereka langsung terlihat cocok dalam bahasan apapun. Begitulah sekiranya pertemuan awal yang terjadi hari ini.
Esok berikutnya, Leo begitu panggilannya adalah lelaki yang menjadi teman kampus cempaka yang mengajaknya mengobrol tempo hari. Kini mereka berdua sudah semakin akrab bahkan untuk urusan makan dan kegiatan tugas kampus lainnya selalu bersama. Hingga akhirnya , mereka bersama pergi ke sebuah toko buku sepulangnya mereka di jam kuliah terakhir.
Perjalanan ke Toko Buku pun terus menyenangkan, karena mereka tak hanya sekedar mengobrol saja, namun mereka juga sedikit membahas buku-buku yang akan mereka baca dan pinjam dari Toko tersebut. Setibanya mereka di toko itu, petugas toko langsung mencarikan mereka referensi buku yang mereka cari.
Saat sedang asyiknya membaca dan berdiskusi, ternyata ada yang diam-diam mendengarkam percakapan mereka. Tak lama kemudian ia langsung menimbrung masuk kedalam pembicaraan cempaka dan leo. Andrea , gadis itu memperkenalkan dirinya pada mereka setelah ia selesai menyumbangkan aspirasi membacanya dalam cerita yang sedang mereka diskusikan. Setelah mereka sepakat untuk mengajak Andrea berdiskusi bersama, ternyata mereka bertiga sangat cocok dan merasa sama pemikiran dalam berbagai hal. Itulah yang membuat akhirnya mereka selalu pergi bersama ke Toko buku tersebut untuk berdiskusi ataupun ke tempat lainnya, walaupun mereka tidak satu kampus.
Cempaka dan Leo, merupakan mahasiswa jurusan seni dan budaya, sedangkan Andrea merupakan mahasiswa jurusan seni musik. Secara , ilmiah mereka bertiga sama-sama masuk dalam ilmu seni hanya saja jurusan yang diambil sedikit berbeda namun masih saling berikatan.
Akhir pekan ini, mereka bertiga berjanji untuk menghabiskan waktu bersama disebuah kafe yang sangat nyaman untuk berdiskusi.
Lama Andrea menunggu Cempaka dan Leo, ia memasan terlebih dahulu minum dan cemilan. Kemudian , disudut sebelah kanan ada seseorang yang memperhatikannya diam-diam. Namun Andrea menyadarinya, itu membuatnya menjadi tak nyaman dan salah tingkah.
Sambil menunggu Cempaka dan Leo yang tak kunjung tiba, dengan harap-harap cemas ia masih memperhatika ornag tersebut, yang tak lama kemudian orang tersebut menghampirinya. Seketika hal itu membuat Andrea terkejut dan tak menyangka.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal
Krótkie OpowiadaniaRasa yang tak pernah bisa dijelaskan Yang tak pernah tau dari mana asalnya Yang tak pernah permisi pada siapa datangnya Namun menyisakan sedih karena sebuah kehilangan