izinkan aku pergi

3 0 0
                                    

Aroma obat-obatan yang sangat menyengat, suara alat bantu pernapasan terus berbunyi memecah kesunyian malam. Aku terbaring tak berdaya, perlahan rohku mulai keluar dari tubuh dan aku hanya bisa memandangi ragaku dengan diam. Monitor masih menunjukkan tanda-tanda stabil, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun tetap saja aku belum sadar dari tidurku. Aku melihat ada sahabatku, Taehyun orang yang selalu menemaniku.

Aku merasa bosan, ku putuskan untuk pergi dari kamar rawat ku. Aku bisa melihat di ruang tunggu ada ke tiga temanku, kakakku dan adikku, ternyata mereka disini juga. Aku teringat momen kebersamaan yang kami lalui dulu. Kenapa momen itu berputar disaat seperti ini?

Aku terus berjalan-jalan di rumah sakit ini, terlihat ada beberapa suster yang sedang menjaga para pasien sedang menahan kantuk. Aku melihat sebagian pasien didampingi oleh keluarganya, namun ada juga yang sedang sendirian.

Aku beruntung teman-temanku dan kekasihku masih peduli denganku. Selama beberapa malam aku menjelajahi seluruh sudut rumah sakit, kamar mayat pun tak ku lewatin. Mungkin bagi orang terdengar seram. Tetapi bagiku tidak, jangan lupakan sekarang aku berbentuk roh yang tak terlihat. Ada sedikit rasa suka ketika aku melihat ada banyak jenis mayat terbaring kaku tanpa roh.

Aku memutuskan tak melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, khawatir aku tak bisa kembali lagi ke ragaku. Ada rasa heran dibenak ku, bagaimana aku bisa seperti sekarang?

Flashback on

Hari itu, aku sedang bersiap-siap untuk pergi kuliah setalah sarapan bersama keluargaku. Tak lupa aku berpamitan kepada Mama, kakak dan adikku.

“Kai berangkat dulu ya,” pamit ku

“Baiklah hati-hati ya nak.” balas Mamaku

Aku berjalan menuju tempat pemberhentian bus menuju kampusku. Seperti biasa ada banyak orang sedang menunggu disini sama sepertiku. Bus datang, aku berniat masuk ke dalam bus sebelum aku melihat ada seorang anak kecil yang menyebrang jalan dan sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju anak tersebut. Dengan spontan aku berlari ke anak itu untuk menyelamatkannya.

Mobil tersebut menghantam tubuhku dengan keras, sehingga aku terpental jauh menghantam aspal. Badanku terasa sangat sakit dan setelahnya semua gelap...

Flashback off

Aku sudah berada di kamar rawatku lagi dan ternyata aku masih belum sadar. Aku dapat melihat semua orang terdekatku menangis, meminta ku untuk terus bertahan. Aku memperhatikan monitor tak lagi menunjukkan tanda-tanda stabil hanya menunjukkan garis lurus.

Tiba-tiba ada sesuatu yang membuatku bingung, aku dapat melihat sebuah pintu berwarna putih bersih yang memancarkan cahaya itu terbuka seakan memanggil ku untuk datang padanya. Aku ingin bertahan dan kembali ke ragaku, namun ada sesosok berpakaian serba putih menunggu ku dan memanggil namaku dengan lembut. Aku memutuskan menuju ke arah suara tersebut tanpa melihat yang lain.

...

Semua orang di ruangan itu menangis tersedu-sedu menyaksikan orang tersayang mereka meninggalkan mereka untuk selamanya. Mereka ingin egois namun tak ingin membebani dirinya. Mereka yakin rasa sayang mereka akan selamanya, mereka yakin jika mereka iklhas mereka akan selalu mengingat dia.

Perpisahan bukan berarti akhirnya dari segalanya, perpisahan hanya kata dibalik makna selamanya.

Ending

Wahh kok bisa pas gitu ya aku buat ini tiba-tiba dapet kabar Hueningkai positif covid:) sakit banget..

I hate bighit notification:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One shot Hueningkai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang