"Jadi kita bakal bikin apa?" To the point sekali Alwin.
"Gak niat nyuruh duduk dulu?!" sindir Alkana.
"Tinggal duduk doang apa susahnya." Sewot Alwin. Mereka kini berada di ruang tamu rumah Alwin. Tepatnya di atas karpet berbulu impor membelakangi sofa yang ada disana.
Alkana menghela nafas kasarr,kalo bukan demi nilai dia ogah sekali datang ke rumah mahluk es ini. Dia juga es sih.
"Bikin lukisan,Lo ngelukis gue ngebingkai. " Usul Alwin.
Alkana sedikit ragu,dia sudah lama sekali tidak melukis. Namun dia harus menyetujui ,kalau tidak nanti dia akan di ledek oleh Alwin.
"Oke." Sahut Alkana.
Tanpa berkata, Alwin meletakkan segala macam alat yg berhubungan dengan kegiatan melukis seperti kanvas, pensil, palet,water colour ,kuas dan alat lainnya. Sebenarnya Alwin gemar melukis,namun dilarang oleh ayahnya. Alhasil dia melukis diam-diam tanpa sepengetahuan ayahnya.
Alkana mulai menggambar sketsa dengan telaten,untung dia waktu kecil sering belajar melukis dengan kakeknya. Tak disangka kini ilmu itu berguna. Kakeknya memang bukan pelukis namun dia memiliki jiwa seniman bahkan memiliki sebuah ruangan yang berisi berbagai hal berbau seni.
"Lumayan." Komentar Alwin terhadap lukisan Alkana yang masih berupa sketsa.
"Ini baru sketsa" sahut Alkana
Setelah Alkana rasa sketsanya sudah sempurna ,dia perlahan membuka cat air dan meletakkan di palet. Alkana mulai memoles kanvas itu dengan cat air.
"Ambilin minum kek,haus." Gerutu Alkana
Merasa tak ada sahutan Alkana menoleh ke belakang,dan mendapati Alwin yang tengah tertidur pulas."Ck. Malah molor" dumel Alkana.
"Diliat dari Deket dia ganteng juga.
"Ehh engga Al,percuma ganteng kalo nyebelin " batin Alkana seraya menggelengkan kepalanya kuat.(Kira-kira begini pose Alwin)
"Lo ngapain liatin gue sambil geleng-geleng?" Ujar Alwin serak sambil mengucek matanya.
"Gue emang ganteng sih." lanjut Alwin kembali memejamkan matanya.
Alkana hendak menyangkal, bibirnya baru saja terbuka namun didahului oleh suara perutnya.
Krukkrurujkkkkk
Mendengar itu Alwin terkekeh pelan.
"Cacing Lo lagi konser?" Ledeknya.
"Diem lo." Sewot Alkana.
Dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya, Alwin bangkit dari duduknya. Oh ya Alwin tadi tidur dengan posisi duduk.
"Ikut gue." Setelah mengucapkan itu Alwin pergi meninggalkan Alkana.
Alkana hanya mengikut pasrah,dalam hatinya berharap Alwin berbaik hati memberikan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutub Utara & Selatan
Teen FictionApa jadinya jika dua manusia yang selalu bersaing hampir dalam segala hal malah dijodohkan? ________________________________________ Mengisahkan sepasang remaja yang sama-sama memiliki sifat dingin namun dipersatukan oleh sesuatu yang disebut perjod...