1

443 55 115
                                    

Jumpa lagi dengan
Kisah baru

HAPPY READING

WARNING TYPO





seorang anak laki-laki sedang menangis di depan halaman rumahnya yang tidak tertutup pagar. Anak laki-laki itu menekuk kedua kakinya dan memeluknya, hidung merah dan mata yang sembab sangat kentara.

"Jangan menangis lagi". Ucap satu anak laki-laki yang datang mendekat padanya. Anak itu mengusap lembut pucuk kepala si anak laki-laki yang menangis.

"Jika ayah tidak ada, siapa yang akan menjagaku?". Saint kecil berucap, sambil menangis mengadukan bagaimana hidupnya setelah kepergian sang Ayah tercinta.

" Aku akan menjaga mu, bagaimana?". Perth menawarkan diri, terlihat Saint menatapnya dengan dalam.

" Apa Phi akan selalu bersama ku?".

"Ya".

" Apa Phi tidak akan meninggalkan ku?".

"Tidak akan".

" Aku akan mengikuti kemanapun Phi pergi ".

" Tentu".

"Aku akan menempel seperti lem".

" Lakukan apapun yang kau mau".

"Apa Phi tidak akan menyesal?".

" Tidak akan, aku akan bahagia jika kau selalu tersenyum ". Perth menangkup kedua pipi Saint yang gembil.

Hangat, itulah yang Saint rasakan setelah 3hari kematian Ayahnya. Saint merasakan kesepian karena hari ini ibunya harus mengurus hotel dan restoran yang di bangun Ayahnya dari nol. Saint sangat mengerti, kini ibunya lah yang akan mencukupi kebutuhan hidup mereka. Hanya saja Saint masih tidak biasa, di rumah yang besar ia sendirian. Hanya ada maid yang bekerja, itupun tidak menginap. Biasanya Saint selalu bersama ibunya dan Ayahnya akan mengajak Saint bermain setelah pulang bekerja. Saint hanya belum siap dan akhirnya, Keluarga Perth meminta Saint agar tinggal dirumah mereka.

12 tahun setelahnya

"Phi Perth!!". Teriak Saint saat melihat Perth berjalan di lorong.

Saint dengan cepat berlari mendekat pada Perth, nafasnya terasa berat saat ia sampai ketempat dimana Perth berdiri menatapnya.

" Kenapa harus berlari?". Perth memberikan sebotol air minum miliknya yang sudah tidak utuh lagi.

"Pelan-pelan". Ujar Perth, saat melihat Saint meminum habis air tersebut dengan sekali teguk.

" Phi bilang harus ke ruang rektor, jadi aku menyusul kemari". Nafas Saint sudah mulai normal. Ia memeluk tangan Saint bergelayut dengan manja.

"Kau tidak perlu datang kemari, cukup tunggu aku di kelasmu. Lihat, kau bahkan jadi berkeringat". Perth menyeka keringat yang bercucuran di dahi Saint dengan tangannya.

"Kelas ku sudah sepi Phi, tidak ada orang satu pun. Kau kan tahu aku takut sendirian". Cerocos Saint.

" Nat tidak menemanimu?". Mereka berjalan menuju kantin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang