2. TARIK TAMBANG

0 1 0
                                    

Pagi ini, Icha berangkat sekolah sendirian. Biasanya, ia selalu berangkat berdua dengan Mila. Sayangnya, hari ini Mila tidak masuk. Tadi, pagi-pagi sekali dia menelepon Icha, ia bilang sakit perutnya belum sembuh juga dan tambah parah. Sebelumnya ia tidak pernah seperti ini. Mungkin, karena menstruasinya di bulan ini telat dan karena efek dari balap karung kemarin.

Ia berjalan memasuki sekolah sambil bersenandung kecil. Sudah menjadi kebiasaannya dari dulu jika sudah sampai di lobi, ia akan berdiri di depan cermin besar yang menempel di dinding, melihat pantulan dirinya yang sangat munafik jika orang mengatakannya tidak cantik. Gadis itu mengencangkan ikat rambutnya dan merapikan poninya yang sedikit berantakan. Sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Semangat!"

Bebarengan dengan itu, matanya tak sengaja melihat sebuah cahaya silau, seperti flash kamera ponsel dari balik mobil Pak Juna. Dengan cepat Icha berlari, pergi ke sana untuk mengeceknya.

Tapi nihil, tidak ada siapa-siapa. Ia sudah mengelilingi mobil hitam itu, dan melihat ke sekitar parkiran guru, sepi, tidak ada siapa pun. "Woy, keluar lo!"

"Gue tau, gue cantik. Tapi kelakuan lo barusan dengan memotret orang tanpa izin itu sama sekali tidak sopan!" ujarnya lantang.

Ia masih berdiri di dekat mobil Pak Juna. Bola matanya tak bisa diam melirik ke sekitar. Tak peduli dengan beberapa anak yang melihatnya bingung dari arah gerbang dan parkiran siswa.

"Icha, kamu ngapain di sini?" suara itu berhasil mengagetkan Icha.

"Pak Juna!" Icha melihat Pak Juna membawa beberapa map di tangannya lalu setelah itu, pria paruh baya tersebut memencet remote mobil. Icha sedikit menjauhkan tubuhnya dari pintu mobil Pak Juna untuk memberinya jalan. "Mobil Pak Juna angker, ya?"

"Angker dari mananya? Ngaco deh, kamu."

Icha mencoba menjelaskan. "Iya, Pak! Barusan saya liat kayak flash hp yang hidup gitu di dekat mobil Bapak. Tapi, setelah saya periksa, gak ada orang."

Pak Juna geleng-geleng kepala, ia membuka pintu mobil dan menaruh beberapa map itu di samping kursi pengemudi.

"Mungkin itu hanya pikiran kamu saja, udah sana masuk. Bentar lagi clasmeetingnya di mulai lho!" suruh Pak Juna.

"Iya, Pak!" Icha mempersilahkan Pak Juna untuk masuk duluan. Sebelum ia benar-benar pergi dari sana, matanya melirik lagi mobil hitam tersebut.

"Aneh!" gumamnya.

🍁

Sekarang adalah hari terakhir classmeeting. Kegiatan yang akan dilombakan hari ini adalah tarik tambang. Seperti biasa, kegiatan ini diawali dengan senam irama bersama seluruh murid dan guru di lapangan. Pemanasan dulu!

Icha, Reni, Lily, Dea dan Vita adalah tim tarik tambang putri dari kelas X Ipa 5. Mereka sedang duduk berkumpul sambil memakan cemilan dari Dani sang ketua kelas.

"Awas ya, kalau nanti kalian gak menang! Gue udah ngeluarin duit banyak nih, buat makan lo lo pada," ujar Dani memperingati.

"Cielah, cuma cemilan gini doang mana kenyang! Nanti kalah, baru tau rasa lo," seru Reni, di setujui yang lain.

"Yaudah, gini deh. Nanti kalau kalian menang, besok, setelah pengambilan raport gue traktir makan batagor Buk Lastri, gimana?" ujar Dani, menawari.

Denganmu, Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang